Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Teladan Seorang Gadis Remaja
Bacaan: 2 Raja-Raja 5:1-5
"Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya, 'Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.'" (2 Raja-Raja 5:3)
Salah satu cara di antara sekian banyak cara untuk membaca dan mempelajari Alkitab adalah dengan menyelidiki kehidupan dan kesaksian tokoh-tokoh Alkitab. Di antara sekian banyak tokoh Alkitab, bagi kaum remaja tentu lebih baik dan lebih mudah jika pendekatannya adalah berkenalan dengan remaja-remaja teladan di dalam Alkitab. Banyak di antara mereka yang cukup terkenal, tetapi ada juga yang anonim, tidak disebutkan namanya. Salah satunya adalah gadis tersebut di atas. Apa dan di mana letak kelebihan gadis itu?
Alkitab mengatakan bahwa dia adalah seorang gadis Israel, yakni umat pilihan Allah, milik Allah. Namun, pada suatu peristiwa dalam peperangan antara orang Israel dengan orang Aram, gadis ini turut tertawan dan menjadi pelayan bagi nyonya Naaman. Dahulu, dia adalah anak di dalam rumahnya sendiri. Namun sekarang keadaannya berubah, dia kehilangan statusnya sebagai anak, dan menjadi seorang pelayan, yang harus taat dan tunduk pada perintah majikannya. Situasi sudah berubah karena dia kehilangan kebebasannya. Oh, betapa menyedihkannya pengalaman pahit ini, jauh dari orang tua dan saudara, bahkan jauh dari teman-teman sejawatnya.
Bagaimana reaksinya terhadap perubahan ini? Apakah dia bersungut-sungut kepada Allah? Dia adalah orang Israel, umat pilihan Allah, milik Allah. Namun, sekarang dia menjadi milik keluarga Naaman. Mengapa Allah tidak menolongnya? Mengapa Allah membiarkannya mendapatkan pengalaman pahit ini? Tentu saja, dia pernah berseru kepada Allah, mohon pertolongan-Nya. Adakah Allah mendengar doanya? Mengapa Allah seolah hanya diam saja?
Serentetan pertanyaan ini sungguh aktual dan berat, salah-salah bisa menggoyahkan iman kita terhadap Allah. Bukankah, kita bisa menyaksikan banyak orang Kristen yang jatuh, meninggalkan Tuhan hanya karena pengalaman pahit dalam kehidupannya. Namun, gadis ini tidak demikian.
Situasi di luar itu sudah berubah, keadaan memang bisa berubah, tetapi hatinya tetap teguh. Imannya terhadap Allah tidak berubah. Secara luar dia menjadi milik keluarga Naaman, tetapi sebenarnya dia tetap menjadi milik keluarga Allah. Secara fisik dia berada di negeri Aram, tetapi ingatannya tetap kepada Allah, dia masih ingat nabi Allah, bahkan bersaksi baginya.
Karena imannya yang tidak berubah, maka kita bisa merasakan perbuatan kasihnya. Dia tidak membenci Naaman. Dia juga tidak bergirang karena Naaman terkena sakit kusta. Sebaliknya, dia memberikan kesaksian tentang nabi Allah yang dapat dipercaya. Dia memberi petunjuk di mana Naaman bisa mendapatkan pertolongan. Kita sungguh kagum melihat keyakinannya, padahal menurut kita, dia sendiri tidak ditolong oleh Tuhan. Menurut kita, Tuhan tidak menyatakan kuasa-Nya untuk gadis itu. Namun, dia tetap dengan penuh keyakinan berkata, "... maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia ...." Ini merupakan iman yang tidak didasarkan pada pengalaman, tanpa ragu-ragu memberikan kesaksian yang meyakinkan orang lain. Kalau kita mendasarkan iman pada pengalaman, maka apabila situasi berubah, iman juga turut berubah.
Dalam kenyataan hidup, kadang-kadang kita juga bisa menghadapi situasi yang dapat menggoda iman kita, keadaan yang membuat kita ragu-ragu terhadap kesetiaan janji Tuhan. Kiranya gadis remaja ini dapat menjadi teladan bagi kita, supaya kita lebih bersandar pada Tuhan dalam situasi dan kondisi bagaimanapun.
Diambil dari: | ||
Judul buletin | : | Tunas Ria, Tahun IX, Januari -- Februari 1979 |
Penulis | : | Titus Gunawan |
Penerbit | : | Komisi Literatur Gereja Kristen Indonesia, Ujung Pandang Halaman: 2 -- 4 |