Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen

Perilaku Anda Diperhatikan Kaum Remaja

Submitted by admin on Wed, 01/23/2013 - 16:28

Sudah tiga kali kukatakan kepadamu supaya jangan kau ulangi, tetapi masih kaulakukan juga! Ayo, pecahkan lagi! Pecahkan lagi piring itu! Dasar bodoh!"

"Tapi saya tidak sengaja. Saya janji akan lebih hati-hati."

"Janji! Janji! Kau janji melulu. Pakai otakmu!"

Gambar: Binocular

Anak itu menunduk. Ia tidak berani menatap wajah ayahnya. Memang sudah tiga kali piring jatuh dari tangannya dan pecah. Itu tidak disengaja. Belakangan ini ia tahu ayahnya sering marah-marah. Sering juga ia mendengar ibu dan ayahnya bertengkar di kamar. Ia sama sekali tidak berani membantah ayahnya, takut kalau kemarahannya semakin meluap.

Sekali waktu ia tidur dan kakinya keluar dari selimut. Telapak kakinya yang kotor tampak, lalu ditampar ayahnya. Ia kaget dan terbangun. "Ingat, kalau mau tidur cuci kaki dahulu!" Sepanjang malam ia tidak bisa tidur. Tamparan di kaki itu diingatnya terus. Kalau ia mengaku kepada ibunya, ia takut kalau-kalau ibunya juga akan dimarahi. Bisa-bisa terjadi huru-hara di dalam rumah.

Sepulang dari bermain-main, anak itu langsung makan. Ayahnya memerhatikan bahwa ia belum mencuci tangannya. "Nah, kau belajar lupa lagi. Makan tanpa cuci tangan." Ia berhenti makan, buru-buru ia pergi ke dapur dan mencuci tangannya. Seperti anjing kecil yang takut kepada tuannya, ia kembali ke meja makan dan menghabiskan makanannya. Dengan hati-hati, dibawanya piringnya ke dapur dan dicucinya. Perlahan-lahan ia menaruhnya di rak piring, takut kalau-kalau terbentur dan pecah lagi.

Perilaku Orang Tua

Marah adalah sifat yang menakutkan, menekan, dan membuat depresi anak-anak di rumah. Anak-anak yang tampaknya "penurut" di dalam rumah, mungkin saja karena mereka tidak mau melihat pertengkaran terjadi di dalam keluarga. Sifat mengalah anak-anak sifatnya sementara. Mereka tidak menghendaki orang tua mereka bertengkar karena kesalahan yang mereka lakukan. Namun di balik semua itu, mereka tidak mampu menghapus rekaman yang telah terekam dalam benak mereka, bahwa orang tua mereka memiliki perilaku yang menakutkan. Ayahnya tidak mampu mengendalikan emosinya. Akibat yang paling buruk ialah tumbuhnya benih kemunafikan di dalam tabiat anak-anak. Di rumah tampak sebagai anak manis, di luar rumah memiliki perilaku yang keras. Sebuah kepribadian yang tidak utuh.

Perilaku yang Bijak Sumber Kehidupan

Kesalahan kecil seorang anak janganlah digunakan menjadi kesempatan untuk memperlihatkan perilaku emosi yang tidak terkendali. Berilah mereka pelajaran yang bijak melalui sikap yang ramah, mendidik, memberi pengharapan, menimbulkan kepercayaan, dan rasa hormat mereka yang tinggi kepada orang tuanya. Tidak perlu dengan kata-kata yang panjang lebar dan nasihat yang berlebih-lebihan. Anak-anak lebih suka mengikuti teladan yang dapat dilihat mereka secara konkret ketimbang "pidato" dan "khotbah" yang panjang.

Teguran dengan kata yang lembut dan memberi contoh menjadi bagian yang ramah dalam komunikasi antara anak dan orang tua (Amsal 13:14). Kebijakan orang tua akan menjadi sumber inspirasi bagi anak untuk menghadapi masa depan mereka. Mereka tidak akan gamang menghadapi masa depan karena mereka tahu orang tua mereka adalah orang bijak, yang selalu mendukung dan memberi pengarahan kepada mereka. Ajaran yang selaras dengan ajaran yang terdapat di dalam Alkitab akan meneguhkan keyakinan mereka kepada Tuhan.

Hubungan yang baik antara ayah dan ibu merupakan pelajaran keharmonisan yang pertama bagi anak, ketika anak hendak memasuki lembaga rumah tangga. Mereka akan selalu mengenang bagaimana bijaknya orang tua mereka dalam mengarahkan bahtera rumah tangga ketika mengarungi lautan kehidupan (Amsal 13:20).

Anak-anak lebih suka mengikuti teladan yang dapat dilihat mereka secara konkret ketimbang "pidato" dan "khotbah" yang panjang.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Kritik yang pedas hanya mendirikan benteng pemisah antara anak dan orang tua. Orang tua tidak boleh memperlakukan anak mereka seperti mereka memperlakukan orang yang sebaya dengan mereka. Anak adalah anak, yang tetap memerlukan bimbingan dari orang tua, kapan dan di mana saja. Jika orang tua terlalu menekankan otoritas mereka sendiri atas anak-anaknya yang beranjak remaja, mereka akan menuai sikap penolakan berupa pemberontakan, baik secara diam-diam ataupun terbuka.

Orang tua yang memberikan teladan yang baik, yang memberikan alasan rasional pada setiap perintah yang diberikan kepada anak-anak mereka, akan mendidik anak-anak itu ke jalan yang benar (Amsal 4:11; Mazmur 23). Perkataan dan perbuatan orang tua haruslah sesuai dan saling mengisi. Kalau tidak, anak remaja akan berkata, "Ayah mengatakan begini, tetapi perbuatannya lain." Mereka akan bingung dan lama-lama akan kehilangan respek kepada orang tua.

Jika anak-anak menyanggah pendapat orang tua, perhatikan dan pikirkanlah alasan yang mereka berikan. Timbang dan simpulkan secara tepat. Jika orang tua dapat menerima sinyal-sinyal dari anak-anak mereka, tidak akan ada salah paham yang membawa pada pertikaian. Masing-masing mencoba memahami satu dengan yang lain dalam cara yang arif dan bijaksana.

Contoh dari Seorang Anak Gadis yang Ditawan

Naaman memiliki seorang hamba di rumahnya, yang dengan setia membantu istrinya. Anak itu berasal dari keluarga Israel dan dibawa ke luar perbatasan lalu ditawan menjadi hamba di rumah jenderal Syria. Ketika ibu majikannya gelisah atas penyakit yang diderita Naaman, suaminya, ia memberitahukan kesusahannya kepada gadis cilik ini.

Tanpa ragu-ragu gadis itu berkata, "Di kampung halaman saya ada seorang hamba Tuhan yang dapat menyembuhkan penyakit Tuanku." Sang ibu majikan menanggapinya dengan serius. Lalu, Naaman menyiapkan perbekalan, hadiah, surat dari rajanya untuk raja Israel, supaya ia disembuhkan. Dengan menyelam 7 kali di Sungai Yordan, Naaman sembuh. Betapa gembira hatinya. Walaupun pada mulanya ia enggan melakukan pembasuhan diri di Sungai Yordan, tetapi karena dorongan pengawalnya dan demi kesembuhan dirinya, ia pun melakukannya. Ternyata kulitnya menjadi pulih kembali.

Siapa yang mengajar gadis itu? Kemungkinan besar keyakinannya itu berdasarkan ajaran orang tuanya yang taat kepada Tuhan dan memercayai nabi yang menjadi hamba Tuhan itu. Teladan orang tuanya menjadi bekal baginya walaupun ia jauh di negeri orang.

Teladan yang baik lebih lama bertahan, lebih nyaring bunyinya daripada tambur yang dipalu sampai memekakkan telinga. Anak-anak remaja akan sangat beruntung apabila memiliki orang tua yang bijak, yang meninggalkan teladan yang baik bagi mereka.

Unduh Audio

Diambil dari:
Judul majalah : Kalam Hidup, No.708, Februari 2005
Penulis : EW
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup
Halaman : 28 -- 32
 

Member login

Request new password