Home » Sharing Pembina » Kepekaan Lewat Sepotong Roti
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Kepekaan Lewat Sepotong Roti
Malam ini adalah malam Natal. Seisi rumah mulai sibuk mempersiapkan segala sesuatu sejak pagi tadi. Begitu juga dengan aku. Sesudah misa malam Natal, biasanya kami sekeluarga berkumpul untuk saling mengucapkan selamat Natal dan makan malam bersama.
Siang ini, aku berencana membeli dua loyang kue kesukaan keluarga kami. Satu untuk keluarga orang tuaku dan satu lagi untuk keluarga suamiku.
Setelah menentukan toko roti tempat kami akan membeli kue, kami segera berangkat ke tempat tujuan. Setibanya di toko kue, kami segera memilih kue yang dimaksud. Karena belum sempat sarapan, suamiku memintaku untuk membelikannya roti isi. Satu bungkus plastik berisi tiga buah roti dengan rasa yang berbeda.
Sesudah membayar semua belanjaan, kami segera menuju ke rumah mertuaku untuk mengirimkan kue yang baru aku beli. Dalam perjalanan menuju rumah mertuaku, kami sempat terhenti oleh lampu merah. Begitu aku mengerem mobil, tidak berapa lama kemudian seorang gadis kecil peminta-minta menghampiri kaca jendelaku. Seperti pengemis lain, ia langsung menengadahkan tangannya memohon sekeping uang. Seketika itu juga, aku langsung melambaikan tanganku, menandakan menolak untuk memberi. Tanpa menunggu lebih lama, gadis kecil itu langsung meninggalkan mobilku.
Pada saat yang bersamaan, suamiku memberikan roti terakhirnya kepadaku. Ia memintaku untuk memberikan roti terakhirnya kepada gadis kecil tadi. Segera kubuka jendela mobil, dan setengah berteriak kupanggil gadis kecil tadi. Setelah mendekat, kuberikan roti tadi sambil tersenyum. Gadis itu segera menerima roti dariku sambil mengucapkan terima kasih.
Sambil memegang roti itu, gadis kecil itu segera berlari ke arah ibu-ibu berpakaian lusuh yang duduk di tepi jalan. Mungkin perempuan tua itu adalah ibunya, begitu pikirku. Gadis kecil itu menyerahkan roti tadi kepada ibunya sambil menunjuk-nunjuk dan tertawa lebar, ke arah mobilku. Begitu lampu hijau menyala, aku segera melajukan mobilku. Tepat saat mobilku melewati mereka, si ibu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, begitu juga dengan gadis kecil itu. Tampak sukacita di wajah mereka. Sungguh, ucapan syukur yang terungkap lewat segaris senyum yang tulus.
Aku baru menyadari, betapa berartinya pemberian yang kami pikir tidak seberapa, tetapi bagi mereka, roti itu mungkin adalah sesuatu yang membahagiakan mereka. Aku jadi teringat bahwa Yesus hadir dalam diri orang-orang yang tidak memiliki apa pun. Aku meyakini bahwa di malam Natal tahun ini, aku sungguh-sungguh telah melihat senyum Yesus dari wajah gadis kecil dan ibu tadi. Terima kasih Tuhan karena Engkau telah membuat hatiku menjadi peka dengan orang di sekitarku.
Diambil dari:
Nama situs | : | Kekal -- Kesaksian Kasih Allah |
Alamat URL | : | http://kesaksian.sabda.org |
Judul kesaksian | : | Kepekaan Lewat Sepotong Roti |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Tanggal akses | : | 25 Oktober 2013 |
- Login to post comments