Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Cara Mengetahui Apakah Anda Berada dalam Hubungan yang Toksik -- Dan Apa yang Harus Dilakukan
Ada sebuah ungkapan: hubungan adalah kerja keras. Pertengkaran adalah hal yang normal dan masa sulit adalah hal yang biasa.
Meski hal itu mungkin benar, ungkapan tersebut dapat mengalihkan perhatian dari alasan yang sah untuk dikhawatirkan dalam kehidupan sosial dan romantis seseorang -- termasuk tanda-tanda bahwa suatu hubungan mungkin telah menjadi, atau selalu menjadi, toksik.
Inilah yang perlu Anda ketahui tentang hubungan yang toksik, dan bagaimana cara mengetahui apakah Anda berada di dalamnya.
Apa yang dimaksud dengan hubungan yang toksik?
Lillian Glass, seorang pakar komunikasi dan psikologi dari California mengatakan bahwa dia menciptakan istilah ini dalam bukunya yang berjudul "Toxic People" pada tahun 1995. Buku itu mendefinisikan hubungan yang toksik sebagai "suatu hubungan yang di dalamnya orang-orang tidak saling mendukung, selalu berkonflik, saling melemahkan, kerap bersaing, tidak saling menghormati, dan tidak adanya kesatuan."
Meskipun setiap hubungan pasti mengalami pasang surut, Glass mengatakan bahwa hubungan yang toksik secara konsisten tidak menyenangkan dan menguras tenaga bagi orang-orang di dalamnya, hingga momen-momen negatif terasa lebih banyak daripada momen-momen positif. Kristen Fuller, seorang dokter keluarga dari California yang berspesialisasi dalam kesehatan mental, menambahkan bahwa hubungan yang toksik secara mental, emosional dan bahkan mungkin secara fisik merusak salah satu atau kedua partisipan dalam hubungan tersebut.
Hubungan ini tidak harus bersifat romantis: Glass mengatakan bahwa hubungan persahabatan, kekeluargaan, dan profesional juga bisa menjadi toksik.
Apa yang membuat suatu hubungan menjadi toksik?
Fuller mengatakan bahwa orang yang secara konsisten merongrong atau menyakiti pasangannya -- baik secara sengaja maupun tidak -- sering kali memiliki alasan atas perilaku mereka, meskipun itu tidak disadari. "Mungkin mereka pernah berada dalam hubungan yang toksik, baik secara romantis atau memiliki trauma masa kecil. Mungkin mereka tidak mendapatkan pengasuhan yang mendukung dan penuh kasih sayang," kata Fuller. "Mereka bisa saja diintimidasi di sekolah, menderita gangguan kesehatan mental yang tidak terdiagnosis, seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, gangguan makan, atau segala bentuk trauma."
Itulah yang terjadi pada Carolyn Gamble, seorang motivator berusia 57 tahun asal Maryland yang mengatakan bahwa dia terjerumus ke dalam hubungan yang toksik setelah masa kecilnya yang penuh gejolak, yang ditandai dengan kehilangan ibunya karena overdosis obat, dan mengalami kekerasan fisik dari ayahnya. Ketika dia beranjak dewasa, dia menemukan beberapa tema yang sama dalam pernikahannya dengan mantan suaminya, yang menurutnya melakukan kekerasan verbal dan emosional. "Saya menyadari bahwa terkadang ada hal-hal yang harus kita lepaskan dalam hidup ini, terlepas dari apa yang kita miliki," katanya.
Terkadang, kata Glass, hubungan yang toksik hanyalah hasil dari pasangan yang tidak sempurna -- seperti dua orang yang sama-sama membutuhkan kontrol, atau tipe orang yang suka menyindir yang mengencani seseorang yang mudah marah. "Hanya saja kombinasinya yang salah," katanya.
Heidi Westra Brocke, seorang ahli tulang berusia 46 tahun yang tinggal di Illinois, sudah tidak asing lagi dengan ketidakcocokan ini. Brocke menganggap dirinya sebagai seorang yang berempati dan menyenangkan orang lain, dan tumbuh dengan "asumsi bahwa semua orang baik dan semua orang menginginkan yang terbaik untuk Anda." Sebaliknya, dia mengatakan bahwa kepribadiannya menarik mitra kerja yang suka mengatur, yang memaksanya untuk mengorbankan kebutuhannya demi kebutuhan mereka, dan terus-menerus bekerja untuk mendapatkan persetujuan yang tidak pernah datang.
Meskipun mereka memiliki kisah yang sangat berbeda, baik Brocke maupun Gamble mengatakan bahwa mereka mengalami hubungan yang toksik selama bertahun-tahun -- dengan menggarisbawahi bahwa tidak ada dua hubungan buruk yang sama persis.
Apa saja tanda-tanda peringatan dari hubungan yang toksik?
Tanda-tanda peringatan yang paling serius termasuk segala bentuk kekerasan, pelecehan, atau penganiayaan, yang harus segera ditangani. Namun dalam banyak kasus, indikator hubungan yang toksik jauh lebih halus.
Yang pertama, dan yang paling sederhana, adalah ketidakbahagiaan yang terus-menerus, kata Glass. Jika sebuah hubungan berhenti membawa kegembiraan, dan sebaliknya terus-menerus membuat Anda merasa sedih, marah, cemas atau "pasrah dan putus asa," itu mungkin adalah hubungan yanng toksik, kata Glass. Anda mungkin juga merasa iri dengan pasangan yang bahagia.
Fuller mengatakan bahwa perubahan negatif pada kesehatan mental, kepribadian, atau harga diri Anda juga merupakan tanda bahaya. Perubahan ini dapat berkisar dari kondisi yang dapat didiagnosis secara klinis, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan makan, hingga terus-menerus merasa gugup atau tidak nyaman -- terutama ketika berada di dekat pasangan Anda. Merasa tidak dapat berbicara atau menyuarakan kekhawatiran kepada pasangan Anda adalah tanda lain bahwa ada sesuatu yang tidak beres, kata Fuller.
Anda juga harus memperhatikan perubahan dalam hubungan Anda yang lain, atau cara Anda menghabiskan waktu luang, kata Fuller. "Anda mungkin merasa tidak enak untuk melakukan sesuatu di waktu luang Anda, karena Anda merasa harus selalu melayani pasangan Anda," katanya. "Anda melewati batas ketika Anda tidak lagi menjadi diri Anda sendiri dan Anda memberikan segalanya untuk pasangan Anda."
Terakhir, Fuller mengatakan bahwa kepedulian dari keluarga atau teman harus ditanggapi dengan serius, terutama karena orang-orang yang berada dalam hubungan yang toksik sering kali menjadi orang terakhir yang menyadarinya. Brocke mengatakan bahwa hal itu terjadi pada hubungannya, yang mengabadikan kerusakan selama bertahun-tahun.
"Pada saat saya mulai menyadari bahwa saya berada dalam kondisi yang tidak sehat, bagi saya hal tersebut sudah biasa sehingga tidak terlihat seperti masalah besar," kata Brocke. "Anda lumpuh di dalamnya, karena Anda sudah terbiasa."
Apa yang harus Anda lakukan jika Anda berada dalam hubungan yang toksik?
Jika salah satu dari tanda bahaya tersebut terdengar familier, inilah saatnya untuk bertindak. Jika Anda merasa berada dalam bahaya fisik, Anda mungkin perlu melibatkan pihak berwenang.
Jika gangguannya bersifat emosional atau mental, Anda harus memutuskan apakah mungkin untuk mengatasi masalah tersebut. Jika pemicu yang mendasari seperti depresi atau trauma memengaruhi salah satu atau kedua perilaku individu, Fuller mengatakan bahwa perawatan terapeutik atau medis dapat membantu. Glass setuju bahwa mencari akar masalah itu penting, tetapi dia juga mengatakan bahwa terkadang, jawaban atas masalah tersebut adalah dengan memutuskan untuk meninggalkan hubungan itu.
"Saya sangat percaya bahwa Anda harus mencoba menyelesaikan semuanya dan memahami mengapa orang tersebut toksik. Anda mungkin bisa hidup dengannya -- tetapi di sisi lain, Anda mungkin tidak bisa," kata Glass. "[Jika Anda tidak bisa], Anda harus keluar dari situ. Kita tidak boleh menempatkan diri kita pada posisi itu."
Brocke dan Gamble menerapkan nasihat tersebut dalam kehidupan mereka, dan keduanya mengatakan bahwa mereka menjadi lebih baik karenanya. Brocke kini telah menikah lagi dan melatih para wanita yang ingin keluar dari hubungan toksik. Gamble sengaja melajang dan mengelola grup dukungan untuk hubungan toksik yang beranggotakan hampir 7.000 orang di Facebook.
"Cinta seharusnya tidak pernah mengorbankan kedamaian, kegembiraan, dan sukacita Anda," kata Gamble. "Jika ada lebih banyak hal negatif daripada hal positif dalam suatu hubungan, sesuatu harus berubah." (t/Jing-jing)
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Time |
Alamat artikel | : | https://time.com/5274206/toxic-relationship-signs-help/ |
Judul asli artikel | : | How To Tell If You're In a Toxic Relationship -- And What To Do About It |
Penulis artikel | : | JAMIE DUCHARME |
- Login to post comments