Home » Kiat Pembina » Empat Prinsip Menggunakan Facebook dengan Bijak
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Empat Prinsip Menggunakan Facebook dengan Bijak
Bagaimana Anda menanggapi ketika seseorang mem-posting komentar negatif secara daring?
Saya baru-baru ini mendengar tentang peristiwa yang terjadi di Facebook. Seorang gadis mem-posting tentang tahun baru, ia menulis, "Orang-orang selalu membuat resolusi tahun baru, tapi tidak ada satu pun orang yang melakukan resolusinya."
Bagaimana kamu akan menanggapi pernyataan seperti itu?
Beberapa orang mem-posting ulang dalam bentuk persetujuan, dan banyak orang yang menyukainya. Akan tetapi, salah satu dari antara 375 "teman" si pembuat postingan telah membuat resolusi tahun baru untuk kembali ke tempat olahraga. Ia benar-benar ingin melakukan resolusinya, ia adalah seorang yang bersemangat dan ceria, sehingga komentar tadi benar-benar membuatnya tersinggung. Gadis ini (akan kita panggil Jena) dengan sederhana membalas Ew (semacam nada jijik, ketidaksetujuan, atau menentang - Red.).
Jena telah membaca komentar negatif tersebut, ia merasa bahwa komentar mereka salah dan mereka ingin menyerangnya. Kemudian, Jena mengekspos perasaannya. Ew.
Hal tersebut membuat Jena dan teman-teman wanitanya bersitegang. Jena dan teman-temannya berada dalam satu kelas Matematika yang sama . . . tetapi tidak ada kata-kata yang diucapkan, mereka tak saling sapa. Hanya ada pandangan tidak suka yang mungkin diawali karena rasa cemburu. Teman wanita Jena yang pertama kali mem-postingkan bertanya kepada Jena, "Saya dengar kamu berpindah sekolah. Apakah itu karena kamu tidak memiliki teman sama sekali di sekolah tersebut?"
Apa yang tidak disadari oleh teman Jena ini adalah bahwa ayah Jena baru saja dioperasi di tahun sebelumnya. Mereka pindah, supaya ayahnya bisa tinggal di rumah yang tidak memiliki banyak tangga. Pindah sekolah menyebabkan seluruh keluarga Jena stress berat.
Intinya, perang Facebook ini berkembang menjadi sesuatu yang melibatkan tiga hari postingan, lebih dari 160 orang dari lima komunitas berbeda, dan tiga sekolah yang berbeda.
Perdebatan dimulai hanya dengan dua huruf: E-W. Ew.
Dengan cerita tersebut di atas, berikut terdapat empat prinsip yang akan membantu kita untuk menggunakan Facebook dengan bijak:
1. Perilaku daring kita mencerminkan perilaku luring kita.
Filipi 4:8 (AYT) berkata, "Akhirnya, Saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang indah, semua yang terpuji, semua yang sempurna, semua yang patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.."
Kamu tidak bisa berkata dan tidak bisa mem-posting apa yang tidak kamu pikirkan.
Jadi sebelum kamu menulis sesuatu di Facebook, bayangkan bagaimana orang lain akan merespons apa yang kamu katakan. Apa yang mereka rasakan, baik atau buruk. Jika kamu berpikir bahwa postingan tersebut memiliki peluang untuk dilihat secara negatif oleh banyak orang, seharusnya kamu tidak mem-postingnya.
Mem-posting dan mengirim pesan juga seperti wilayah hidup yang lain. Dalam Matius 7:12 (AYT) Yesus menyatakan dengan jelas, "Karena itu, segala sesuatu yang kamu ingin orang lakukan kepadamu, demikian juga kamu lakukan kepada mereka karena inilah isi Hukum Taurat dan kitab para nabi." Perintah ini adalah perintah emas yang setiap kali muncul dalam Alkitab.
2. Hindari kenegatifan secara daring.
Prinsip ini seperti sub kategori dari prinsip yang pertama. Jika kamu mengatakan sesuatu yang negatif mengenai seseorang, seringnya hal tersebut kembali pada sumbernya. Jika kamu mem-posting hal yang negatif tentang seseorang di muka umum, itu akan menjadi lebih buruk. Jika kamu mencoba menyamarkan hal tersebut sehingga hanya sedikit orang yang tahu tentang apa yang kamu bicarakan, maka hal itu pun akan tercium oleh sumbernya - dan mungkin 20 orang lain yang sangat sensitif akan berpikir bahwa setiap orang sedang menunjuk mereka.
Jika kamu memiliki sesuatu untuk dibicarakan dengan seseorang, pergi dan katakanlah secara tatap muka dengan orang tersebut. Lakukanlah dalam anugerah dan kasih.
3. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan.
Bagaimana jika ada seseorang yang berkata hal yang negatif tentang dirimu? Sikap untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan benar-benar sulit, tetapi itu adalah kondisi yang membutuhkan penerapan langsung dan kesabaran dirimu.
Di bawah ini adalah contoh-contoh yang pernah saya lihat pada bagaimana orang-orang merespons komentar-komentar negatif:
Orang negatif berkata: "Di mana kamu mendapatkan celana-celana jeans yang jelek itu?"
Jawaban (sambil memutar mata): "Aku tahu celana-celana itu mungkin tidak bagus, tapi aku benar-benar menyukai semua yang engkau kenakan."
Orang negatif berkata: "Aku tidak tahan! Dia sangat menyebalkan."
Jawaban: "Sebenarnya, dia duduk di sampingku waktu kelas Matematika. Kamu perlu mengenalnya sekali saja, dia orang yang baik."
Orang yang negatif berkata: "Si A dan si B menulis hal-hal yang buruk tentangmu di dinding kamar mandi."
Jawaban: "Kamu bercanda! Wah, aku benar-benar menyukainya. Aku akan mencari waktu untuk berbicara hal itu padanya."
Untuk membalas komentar negatif dengan perkataan yang positif merupakan hal yang sulit. Sebab kita merasa bahwa kita memberi kekuatan lebih kepada orang yang jahat. Namun, yang benar adalah jangan membalas kejahatan dengan kejahatan.
4. Membalas orang-orang yang jahat dengan kebaikan.
Amsal 25:21-22 (AYT) berkata, "Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air. Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan TUHAN akan membalas itu kepadamu."
"Menimbun bara api" artinya tanpa memerhatikan apa yang orang-orang tunjukkan dari sikapnya, kamu akan membuat mereka terbakar dengan penyesalan atas apa yang telah mereka katakan. Ini adalah sebuah taktik yang dikenal dengan nama, "membunuh orang dengan kebaikan."
Bukan berarti rasa bersalah akan muncul seketika dalam hati orang tersebut. Secara umum, mereka akan menjadi bingung atau tidak sadar.
Namun, seringnya mereka akan berlalu dan memikirkan hal itu. Sebaliknya, jika kamu membalas mereka dengan perkataan yang buruk, sama saja kamu melemparkan api ke dalam api. Apa yang terjadi pada api saat kita melemparkan api? Api itu akan semakin bertambah besar dan besar. Bisakah api memadamkan api?
Pada akhirnya, sebagai orang Kristen kita harus mengikuti jejak Yesus yang tertulis dalam Matius 5:44 (AYT), "Namun, Aku berkata kepadamu, kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi orang-orang yang menganiaya kamu." Apakah kita siap untuk melakukannya setiap hari di Facebook? (t/Illene)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Fervr |
Alamat situs | : | http://fervr.net/teen-life/four-principles-for-godly-facebooking |
Judul asli artikel | : | Four Principles for Godly Facebooking |
Penulis artikel | : | Mary Kate Warner |
Tanggal akses | : | 1 Maret 2016 |
- Login to post comments