Home » Bahan Pembina » Amanat Agung
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Amanat Agung
Ayat Kunci: Matius 24:14
Nas Alkitab: Matius 28:19-20
Tujuan:
- Mengetahui perkembangan jumlah penduduk dunia dalam perspektif perbandingan jumlah orang Kristen dengan non-Kristen.
- Memahami misi Tuhan bagi dunia ini.
- Memikirkan langkah-langkah tentang bagaimana melaksanakan misi Tuhan bagi dunia ini.
WAWASAN PENGETAHUAN PEMIMPIN
Pendahuluan
Saat kita memperhatikan sekelompok orang sedang membangun suatu gedung, langkah pertama yang dilakukan adalah membuat fondasinya. Fondasi menentukan berapa besar dan berapa tinggi gedung yang akan dibangun. Membuat fondasi bukan pekerjaan mudah karena dibutuhkan pemikiran dan perhitungan yang pasti dengan perkiraan-perkiraan yang tepat. Selain itu, waktu yang dibutuhkan pun tidak sebentar. Maka tidak heran jika orang sering bertanya-tanya, "Kapan mulai membangun gedungnya, sedangkan fondasinya saja tidak selesai-selesai?" Atau, pertanyaan senada, "Apa susahnya sih, membuat fondasi, sampai membutuhkan waktu yang sedemikian lama?" Untuk pertanyaan-pertanyaan seperti ini, seorang yang mengerti tentang bangunan akan berkata, "Semakin kuat/kokoh suatu fondasi dibangun, semakin besarlah bangunan yang dapat ditunjangnya." Membuat fondasi yang kuat/kokoh tentu tidak bisa asal jadi karena pasti diperlukan tes-tes tertentu untuk menguji kekuatan fondasi tersebut.
Gambaran ini tidak jauh berbeda dengan proyek besar Allah untuk dunia ini, yaitu untuk membangun Kerajaan Allah di bumi dan di surga. Bentuk konkret dari proyek besar Allah ini secara detail dapat kita lihat dalam isi Amanat Agung-Nya. Apakah Allah telah meletakkan fondasi yang kuat untuk "bangunan" ini? Ya, pengurbanan diri-Nya sampai mati di kayu salib dan darah para rasul serta kaum martir telah melandasinya. Karena itu, setiap orang percaya termasuk remaja wajib melanjutkannya. Bagaimana cara yang tepat untuk melanjutkan pekerjaan Allah yang besar ini?
Cara Menjadikan Murid
Jika kita memperhatikan dan menyimak dengan teliti Matius 28:19-20 dalam bahasa aslinya (Yunani), kita akan menemukan hanya sebuah kata kerja yang berbentuk imperatif/kata perintah (dalam bahasa Indonesia tidak begitu jelas), yaitu "jadikanlah murid" (make disciples), sedangkan tiga kata kerja lain yang tampaknya memiliki bentuk yang sama seperti "pergilah", "baptislah", dan "ajarlah" tidak ditulis dalam bentuk imperatif, tetapi dalam bentuk partitif yang berfungsi sebagai pelengkap (suplemen) dari kata kerja utama "jadikanlah murid". Jadi, dapat diartikan bahwa kata tersebut menunjuk pada tujuan utama Yesus Kristus, yaitu untuk menjadikan seluruh bangsa sebagai murid-Nya. Ketiga kata kerja berikutnya lebih merupakan cara yang tidak bisa tidak harus digunakan oleh seseorang yang berhasrat untuk mengambil bagian dalam memenuhi Amanat Agung Yesus ini.
1. Pergilah
Kata ini ditempatkan mendahului kata kerja utama (jadikanlah murid). Hal ini menunjukkan bahwa untuk menjadikan murid tidak mungkin ditempuh dengan berdiam diri saja tanpa melakukan sesuatu. Diperlukan tindakan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Lebih khusus lagi, tindakan "pergi" ini tidak hanya menunjuk pada tempat secara fisik, tetapi lebih dari itu juga menyangkut hidup. Seseorang yang bersedia untuk mengemban Amanat Agung Yesus harus bersedia "pergi" dari hidup lama ke hidup baru; dari keinginan untuk lebih mementingkan diri sendiri pada keinginan untuk lebih mendahulukan kepentingan orang lain. Dan, masih banyak lagi tindakan "pergi" bila dijabarkan satu per satu. Pendeknya, ada sesuatu yang harus ditinggalkan dan harus ada sesuatu yang ingin dicapai dalam tindakan "pergi". Dan, "pergi" adalah tindakan awal yang harus dilakukan dalam rangka menjadikan murid.
2. Baptislah
Baptisan merupakan tanda khusus yang dimiliki seseorang yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Kata "baptisan" ini berasal dari kata Yunani baptizo, yang oleh orang-orang abad pertama sering digunakan untuk tindakan mencelupkan pakaian berwarna terang ke dalam zat pewarna. Misalnya, kain putih dicelupkan ke dalam zat pewarna yang berwarna merah, maka identitasnya berubah dari warna aslinya menjadi warna merah. Tindakan mencelupkan (baptizo) ini mengakibatkan perubahan identitasnya. Ketika seseorang secara sadar percaya kepada Injil Kebenaran Allah, maka ia akan dibaptiskan dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Ini akan mengakibatkan perubahan identitas di dalam dirinya: dari manusia lama menjadi manusia baru, dari manusia berdosa menjadi manusia yang dibenarkan Allah, demikian seterusnya. Sebagai pengemban Amanat Agung Allah, kita seharusnya melakukan tugas "menjadikan murid" sampai pada tahap ini. Untuk itu, kita perlu mengadakan pendekatan secara pribadi. Dan, pendekatan itu harus dilakukan sampai orang yang baru mendengar tentang Injil itu tiba pada tahap menerima dan membutuhkan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya.
3. Ajarlah
Membuat seseorang sadar bahwa ia membutuhkan keselamatan dan mengenal siapa Juru Selamatnya, belum tentu dapat membuat orang tersebut mampu bertahan dalam iman percayanya kepada Tuhan jika tidak diimbangi atau ditindaklanjuti dengan pengajaran-pengajaran yang dapat memupuk kehidupan rohaninya dan menghasilkan ketaatan. Pengenalan yang dangkal terhadap Tuhan, keraguan, dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab hanya akan membuat orang tersebut tidak dapat berdiri dengan teguh pada kebenaran yang kudus. Karena itu, perlu ada pengajar-pengajar yang terus meneguhkan dan mengokohkan iman percayanya kepada Tuhan sehingga ia dapat terus bertumbuh dan tidak mudah digoyahkan oleh apa pun juga. Dengan demikian, ia juga dapat menjadi laskar yang benar-benar gagah untuk memenuhi Amanat Agung, yang nantinya akan diteruskan kepada orang lain lagi. Karena itu, penting sekali pengajaran diberikan secara terus-menerus, khususnya hal-hal yang berkaitan dengan ajaran dan perintah Tuhan sendiri.
Cara-cara ini tidak mudah, tetapi sebagai remaja Kristen yang telah diberi kepercayaan untuk mengemban Amanat Agung mau menyadari dan mau menanggungnya secara bersama-sama dengan semangat dan tekad yang besar, maka tugas ini akan menjadi tugas yang ringan dan menyenangkan.
Target Amanat Agung: Semua Bangsa
Semua bangsa? Wah, suatu jumlah yang sangat besar. Namun, ini bukan target yang mengada-ada karena target ini masuk dalam bagian Amanat Agung. Jika demikian, Allah sebagai Perencana Agung itu telah mengadakan survei besar-besaran dengan asumsi bahwa target ini pasti terpenuhi jika orang-orang kepunyaan-Nya mau dan mampu bekerja dengan baik, setia, dan bertanggung jawab. Allah tidak pernah salah! Dia pasti memberikan kemampuan dan kuasa kepada kita untuk menjalankan perintah itu (Kisah Para Rasul 1:8).
Kita harus bersyukur kalau target Amanat Agung adalah seluruh bangsa. Pada zaman Perjanjian Lama, hanya bangsa Israel yang disebut umat pilihan Allah sedangkan bangsa-bangsa lain disebut bangsa kafir. Oleh karena itu, hanya bangsa Israellah yang berhak menyebut diri sebagai umat pilihan atau umat kesayangan Allah. Ternyata karena kasih Allah yang begitu besar kepada dunia ini, maka Anak-Nya yang Tunggal itu Dia berikan untuk menjadi Perantara antara kita dengan Bapa di surga. Yesus Kristuslah yang memungkinkan semua bangsa berhak menyatakan diri sebagai murid Kristus. Akan tetapi, bagaimana mereka bisa tahu jika tidak ada yang mengabarkan? Bagaimana mereka bisa mendengar jika tidak ada yang memberitakan? Ini adalah tugas kita, setiap orang yang pernah mendengar dan mengerti untuk menyampaikannya kepada orang lain. Tidak perlu harus pergi ke seluruh dunia dahulu baru bisa dikatakan sebagai orang yang telah bersungguh-sungguh mengemban Amanat Agung walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk hal itu. Allah telah meletakkan orang-orang kepercayaan-Nya di setiap belahan dunia. Yang terpenting adalah pandanglah sekitarmu, kemudian lihat dan rasakan apakah semangat penginjilan itu masih ada.
Janji Penyertaan Tuhan
Yesus pernah berkata, "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala ..." (Matius 10:16a). Kelihatannya di sini Allah bertindak sangat kejam dengan mengirim kita ke tempat yang sangat berbahaya. Akan tetapi, sesungguhnya ini adalah kalimat pengutusan yang sangat realistis jika dilihat dari situasi dan kondisi dunia saat ini. Dunia membenci Tuhan Yesus. Karena hal itu, secara otomatis dunia juga membenci kita -- para pengikut-Nya. Kecaman, kesulitan, ancaman, dan bahaya bisa menghadang di depan kita kapan pun dan di mana saja. Akan tetapi, betapa pun banyaknya kesulitan dan besarnya pengorbanan yang harus kita beri, kita tetap harus melakukannya dengan keyakinan akan janji penyertaan Tuhan.
Melihat kenyataan ini, Allah tidak tinggal diam karena janji penyertaan-Nya tidak bertanggal akhir, yang berarti Ia menyertai kita senantiasa sampai pada kesudahan zaman. Selain itu, ucapan ini juga berarti bahwa pekerjaan penginjilan harus terus dilakukan sampai dunia ini berakhir, yaitu sampai Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya. Hai remaja ... masih ragukah, takutkah, atau tidak bersemangatkah? Pelajarilah bagian ini baik-baik, mintalah agar Tuhan memberikan kepastian, keberanian, dan semangat itu kepada kamu -- para remaja yang dikasihi Tuhan -- untuk mengemban Amanat Agung-Nya.
Sumber asli: | ||
Judul buku | : | Misi dan Pelayanan: Seri PA Kelompok Kecil Remaja |
Judul artikel | : | Amanat Agung |
Penulis | : | Tan Giok Li, Ed. D. (Editor) |
Penerbit | : | Visi Pressindo: Jakarta, 2002 |
Halaman | : | 7 -- 13 |
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | PEPAK |
Alamat situs | : | http://pepak.sabda.org/amanat_agung_0 |
Tanggal akses | : | 5 Oktober 2017 |
- Login to post comments