Home » Media & Teknologi » Pemuridan untuk Digital Native
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Pemuridan untuk Digital Native
Disusun oleh: Amidya
Pemuridan Kristen didahului dengan panggilan Yesus kepada manusia untuk mengikuti Dia (Matius 4:19). Lalu, Dia melanjutkannya dengan perintah agar kita juga mengikuti teladan-Nya, yaitu membuat murid (Matius 28:19-20). Itulah perintah terakhir yang Dia berikan agar kita semua mengerjakannya hingga hari ini, termasuk pada era digital ini.
Secara harfiah, kata murid berasal dari bahasa Yunani mathetes, yang artinya seorang pengikut dari guru/tuannya, seorang pembelajar, seorang pelajar, seorang yang meneladani gurunya. Murid-murid disebut Kristen pertama kali di Antiokhia (Kisah Para Rasul 11:26). Orang yang mengaku sebagai murid hendaknya belajar tentang Kristus, meneladani Kristus, dan setia mengikut Kristus sampai akhir hayat.
Era digital telah melahirkan generasi baru, yaitu digital native. Siapa yang dimaksud dengan digital native? Menurut Marc Prensky, digital native adalah kelompok yang saat mulai belajar menulis sudah mengenal internet, atau yang saat ini berusia di bawah 24 tahun. Digital native memiliki karakteristik antara lain:
- Akrab dengan teknologi digital sejak lahir.
- Mengadaptasi cara belajar, cara berpikir, dan cara hidup dengan dunia digital secara alami.
Mengapa pemuridan untuk digital native sangat penting?
1. Digital native tanpa pemuridan alkitabiah adalah ancaman bagi masa depan gereja.
Digital native adalah masa depan gereja. Mereka adalah penerus yang akan memimpin gereja pada masa mendatang. Untuk itu, gereja harus memuridkan mereka supaya gereja dapat terus berdiri dan tidak kehilangan jiwa-jiwa pada masa depan. Gereja yang kehilangan kesempatan emas ini akan merasakan bahwa gereja hanya menjadi sebuah bangunan yang dihuni oleh generasi tua dengan rutinitas ibadah tanpa ada pertumbuhan jemaat secara kuantitas. Tentu gereja tidak ingin kehilangan generasi penerusnya, bukan? Muridkanlah digital native ini segera!
2. Tongkat estafet untuk pemuridan selanjutnya.
Dalam Mazmur 78:1-8, Tuhan Allah memerintahkan umat Israel untuk menceritakan puji-pujian kepada Allah dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah Allah lakukan kepada angkatan yang kemudian. Hal ini dilakukan supaya angkatan yang kemudian, anak-anak yang lahir pada masa mendatang, akan mengenal Allah, menaruh iman kepada Allah, tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib, dan teguh memegang perintah Allah.
Demikian juga dengan pemuridan, para murid yang sudah dimuridkan sekarang ini harus mulai memuridkan generasi berikutnya hingga terjadi multiplikasi, sebab hanya seorang murid yang bisa menghasilkan murid. Dengan terus melakukan pemuridan, kita terus didorong untuk memuridkan yang lain supaya generasi yang akan datang kelak tetap memegang iman-Nya kepada Allah, mengingat perbuatan tangan Allah, dan teguh memegang perintah Allah untuk memuridkan.
Bagaimana pemuridan untuk digital native?
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. (Matius 28:19-20)
- Kita perlu "pergi" ke dunia digital native! Kenal, jalin relasi, dan pelajari budaya mereka. Belajarlah bersama mereka untuk menggunakan dan mengintegrasikan teknologi bagi Tuhan. Kita juga harus kreatif untuk memuridkan mereka. Kita perlu mengubah metode dan pendekatan untuk memuridkan mereka.
- Jadikanlah digital native murid Kristus. Gunakan teknologi untuk menuntun digital native bertemu, berinteraksi, dan berkoneksi dengan Juru Selamatnya. Teknologi yang digunakan sesuai dengan kehendak Allah akan menjadi alat yang efektif dalam pemuridan untuk digital native. Digital native memerlukan scripture engagement, yaitu sebuah proses menuju pendisiplinan diri dan hidup yang menghidupi kebenaran firman Allah, yaitu Alkitab.
- Prinsip pemuridan alkitabiah bagi digital native adalah 4H (HEAD, HEART, HAND, HP). Dalam pemuridan, firman Tuhan tertanam dalam pikiran kita dan menguasainya. Dengan begitu, firman Tuhan dapat terus-menerus membersihkan hati kita untuk hidup sesuai dengan firman-Nya. Firman yang tertanam dalam hati dan pikiran kita akan terus menggerakkan kita untuk hidup sesuai kehendak-Nya dan giat melayani Dia. Pada era digital ini, kita juga dituntut untuk menggunakan HP kita terutama untuk kepentingan firman Tuhan agar nama Tuhan makin dimuliakan.
Pemuridan untuk digital native adalah Amanat Agung pada era digital ini. Ketahuilah bahwa Tuhan Allah akan senantiasa menyertai kita untuk memuridkan mereka dan memenangkan mereka bagi Kristus. Mari jadikan digital native pengikut Kristus. Siap sedialah karena ini adalah Amanat Agung dari Tuhan sepanjang masa. Amin!
Sumber Referensi:
|
- Login to post comments