Home » Pemuda Kristen » Seberapa Kristenkah Pengembangan Diri?
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Seberapa Kristenkah Pengembangan Diri?
Banyak dari resolusi Tahun Baru kita gagal hanya karena kita tidak membuatnya dalam nama Yesus. Kita membuatnya atas nama kita sendiri -- dengan kekuatan kita sendiri, sesuai dengan kondisi kita, untuk kemajuan dan keuntungan pribadi kita. Resolusi-resolusi itu gagal pada bulan Februari karena mereka begitu fokus pada diri kita -- pada diri sendiri.
Resolusi sangat populer karena menyentuh sesuatu yang mendasar bagi kemanusiaan: Kita pada dasarnya adalah pecinta diri sendiri (2 Timotius 3:2). Tanpa hati yang baru, kita menghabiskan seluruh hidup kita dengan jatuh cinta pada diri kita sendiri -- membenci diri kita sendiri untuk setiap ketidakamanan dan kegagalan, tetapi mencari setiap alasan untuk membenarkan, melayani, dan memuji diri kita sendiri. Resolusi membuat ritual tahunan yang besar dan pengorbanan di altar Saya.
Pengembangan diri terasa begitu membangkitkan semangat, begitu penuh harapan, begitu membebaskan -- setidaknya dalam teori (atau dalam iklan Nike). Namun, resolusi bisa menjadi solusi sementara yang kita lakukan untuk menghindari memperdalam hubungan kita dengan Yesus. Kita merasa seperti orang Kristen yang lebih baik, meskipun kita tidak lebih dekat dengan Kristus, dan karena itu tidak lebih dekat untuk mengatasi hati di balik kegelisahan, keraguan, dan rasa bersalah kita.
Jadi, jika ada, peran apa yang dimainkan pengembangan diri dalam kehidupan Kristen? Apakah ada sesuatu yang khas Kristen tentang pengembangan diri?
Manifestasi dalam Panteisme
Don Carson mengajukan pertanyaan yang sama ketika dia menjelaskan (dan menolak) panteisme -- kepercayaan bahwa "allah" dan alam semesta bukanlah entitas yang terpisah tetapi satu. Panteisme mengatasi masalah dosa dan kejahatan bukan melalui pengorbanan dan pengampunan, tetapi melalui introspeksi dan perubahan pribadi, secara perlahan menghapus apa yang salah melalui pengembangan diri. Carson menjawab, "Pengembangan diri tidak boleh disamakan dengan mengejar kebenaran kerajaan" ("How Long, O Lord?" 31).
Sementara dia mengkritik fokus diri dalam panteisme, saya mendengar dia berkhotbah kepada orang-orang Kristen pada Tahun Baru. "Umat Kristen pada Tahun Baru" membuat segala macam resolusi pada 1 Januari -- diet, olahraga, tidur, bahkan disiplin spiritual -- dengan asumsi bahwa misi Kristen diselesaikan satu demi satu resolusi. Akan tetapi, berapa banyak dari resolusi kita yang bukan benar-benar kebenaran dari kerajaan (Allah), melainkan suatu bentuk pengembangan diri?
Resolusi yang akan bertahan dan berbuah akan terlihat seperti memikul salib, bukan membuat resume. Sisanya akan menjadi hal yang terjadi hanya sekali atau untuk waktu yang singkat dan tidak terulang -- tahun ini, dan dalam kekekalan.
Pengembangan Mati-terhadap-Diri Sendiri
Anda mungkin menjawab, "Tentu saja makan dengan lebih baik menyenangkan Allah. Saya merawat tubuh yang Dia berikan kepada saya." Atau, "Tentu saja pergi ke sasana olahraga tiga kali seminggu menyenangkan Allah. Saya merasa lebih sehat dan memiliki lebih banyak energi ketika saya berolahraga secara teratur." Atau bahkan, "Tentu saja membaca Alkitab saya selama sepuluh menit setiap hari menyenangkan Allah. Lagi pula, saya memang membaca Alkitab."
Apa yang mengkritik saya dengan sangat keras dan jelas saat membaca Carson adalah bagaimana pertumbuhan spiritual kita dapat menjadi fokus pada diri sendiri, terutama dalam masyarakat yang terobsesi dengan perawatan diri. Rasanya sangat Kristen untuk merawat diri kita sendiri dengan lebih baik, untuk mengembangkan diri kita sendiri dengan cara yang sama seperti yang diajarkan dunia kepada orang-orang untuk mengembangkan diri mereka sendiri -- diet, olahraga, tidur, bahkan meditasi, dan mungkin doa.
Apa yang membuat "pengembangan diri" Kristen berbeda dari setiap jenis perencanaan kesehatan dan kebugaran lainnya? "Diri" yang dikembangkan tiba-tiba menjadi pelayan bagi orang lain -- pekerja yang rendah hati, sukarela, dan penuh sukacita atas sukacita orang lain di dalam Yesus. Rasul Paulus bisa saja berkata, "(Jangan membuat resolusi pertumbuhan pribadi) dari ambisi yang egois atau kesombongan yang sia-sia; tetapi dengan kerendahan hati, anggaplah orang lain lebih penting daripada dirimu sendiri. Janganlah masing-masing kamu hanya memandang kepada kepentinganmu sendiri, tetapi juga kepada kepentingan orang lain" (Filipi 2:3-4, AYT).
Resolusi dan disiplin Kristen bukan tentang pemenuhan diri atau perawatan diri, tetapi tentang meningkatkan kapasitas kita untuk mati terhadap diri sendiri karena kasih.
Memutuskan untuk Menyangkal Diri Sendiri
Anda mungkin membuka Alkitab Anda mencari ayat-ayat "pengembangan diri". Anda akan sulit sekali menemukan perintah (atau bahkan izin) untuk mengejar pertumbuhan dan kedewasaan Anda sendiri dengan cara yang tidak secara langsung dan langsung memengaruhi orang lain.
Alih-alih perawatan diri, Anda akan menemukan penguasaan diri dan penyangkalan diri. Kekristenan yang kita temukan dalam Kitab Suci bukanlah tentang pengembangan diri; melainkan penyangkalan diri. Yesus berkata, "Jika seseorang ingin mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya sendiri, memikul salibnya setiap hari, dan mengikuti Aku" (Lukas 9:23, AYT). Itu didapati sangat berbeda dari perawatan diri modern.
Demikian pula, Paulus berkata, "Orang yang telah mencuri, jangan mencuri lagi. Lebih baik ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri sehingga ia memiliki sesuatu untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan" (Efesus 4:28, AYT). Bukan agar dia tidak tergoda untuk mencuri lagi, tetapi agar dia punya sesuatu untuk dibagikan. Ini berlaku untuk pekerjaan dan keuangan, dan juga berlaku untuk berolahraga, makan lebih baik, tidur lebih banyak (atau kurang), dan membaca Alkitab. Berolahragalah untuk membangun kekuatan dan stamina untuk mengasihi. Perhatikan apa yang Anda makan untuk menjaga kesehatan dan energi untuk mengasihi. Bacalah Alkitab untuk mengisi gudang jiwa Anda sehingga Anda memiliki sesuatu untuk dibagikan dalam kasih.
Disiplin dalam nama Yesus selalu berhati hamba, bukan mementingkan diri sendiri.
Buah dari Diri Sendiri
Akan tetapi, bagaimana dengan buah Roh? "Buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, keramahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri" (Galatia 5:22-23, AYT). Jika Anda membaca daftar itu, dan mendengar "saya, saya, saya, saya, saya, saya, saya, saya, saya," Anda benar-benar tidak memahami poin Paulus. Kita tidak menyembunyikan jenis buah ini di lemari doa kita untuk dinikmati sendiri. Setiap orang adalah ekspresi iman Kristen sejati dan sukacita terhadap orang lain.
Kita mengetahui hal ini karena Paulus menetapkan kesembilan hal ini pada daftar lain: "Pekerjaan dari nafsu kedagingan sudah jelas, yaitu dosa seksual, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, kuasa gelap, kebencian, perbantahan, iri hati, kemarahan yang tak terkendali, kepentingan diri sendiri, perselisihan, perpecahan, kecemburuan, mabuk-mabukan, pesta pora, dan sejenisnya" (Galatia 5:19-21, AYT). Ini bukan dosa rahasia. Ini adalah dosa yang merusak rumah, meruntuhkan gereja, dan menghancurkan hubungan.
Buah Roh (ayat berikutnya) adalah kebalikannya: bukti dari penguatan rumah tangga, pembangunan gereja, kasih karunia yang memperkuat hubungan -- tidak ada tanda-tanda pengembangan diri yang sendirian. Ini adalah karya supernatural dari Allah yang mahabesar melalui kita kepada suami atau istri, orang tua atau anak, rekan kerja, tetangga, dan keluarga gereja. Roh membuat kita menjadi pasar petani, bukan taman rahasia.
Apakah Resolusi Anda Meluap?
Jika kita merasakan kepuasan pribadi dan harga diri yang lebih besar karena disiplin baru kita, tetapi itu tidak berdampak positif pada orang-orang di sekitar kita (malah mungkin bahkan merugikan mereka), maka resolusi kita tidak mengatakan sesuatu yang positif tentang Yesus. Sukacita yang tidak meluap bukanlah kasih. Dan, sukacita yang tidak mengasihi bukanlah Kristen -- dan tidak sebanding dengan apa yang kita pikirkan (1 Korintus 13:3). Kejarlah sukacita yang menular, sukacita yang berkorban, sukacita yang meluap-luap.
Nasihatnya adalah bukan untuk mengabaikan resolusi atau disiplin pribadi atau kebiasaan sehat dari diet, olahraga, dan tidur. Sama sekali bukan. Dengan segala cara, kejarlah kesehatan, pertumbuhan, dan kedewasaan pribadi -- bukan untuk kepentingan Anda sendiri. Buatlah dan pertahankan resolusi yang menghasilkan kasih dan bukan hanya pengembangan diri. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Desiring God |
Alamat situs | : | https://desiringgod.org/articles/how-christian-is-self-improvement |
Judul asli artikel | : | How Christian Is Self-Improvement? |
Penulis artikel | : | Marshall Segal |
- Login to post comments