Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Mengajarkan Anak Mengasihi Sesama Manusia
Arti Sayang, Cinta, atau Mengasihi
Ungkapan seperti "saya sayang", "saya cinta", dan "saya mengasihi" mencakup dua hal penting, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Kita menghargai, senang bila dekat dengannya, memikirkannya bila dia jauh, suka dengan penampilan, perkataan, dan perbuatannya.
2. Ada rasa empati, ramah, dan mau menolongnya mencapai tujuannya, serta berusaha melindunginya dari bahaya. Di samping itu, kita juga peduli dengan apa yang dialami orang yang kita sayangi.
Dasar dari sayang, cinta, atau kasih adalah adanya rasa peduli dengan orang tersebut. Namun, cinta kasih lebih dalam daripada rasa peduli atau empati. Di dalamnya terdapat rasa senang yang mendalam dengan orang tersebut dan akan melakukan sesuatu untuk orang yang dicintai tanpa beban.
Melatih Anak untuk Bersikap Sayang
Sikap sayang dapat dilatih kepada anak dengan cara sebagai berikut.
Mengajarkan perilaku sayang.
Anak perlu tahu bagaimana harus bersikap sayang. Mereka juga harus diajarkan untuk mengutarakan perasaan fisik maupun dengan kata-kata. Bagi anak remaja, hal itu sangat penting karena pada saat itu mereka menemukan identitas diri, merasa sudah besar, dan ingin membebaskan diri dari orang tua.
Terkadang anak-anak tidak berperilaku hormat kepada orang tua. Hal ini biasanya dilakukan oleh para remaja karena kebutuhannya yang suka coba-coba atau "bergaya jagoan", dan sebenarnya mereka benar-benar tidak bermusuhan dengan orang tua. Berikan arahan kepadanya, bahwa berbicara dengan menampakkan keseluruhan hubungannya dengan orang tua lebih baik daripada menunjukkan frustrasinya.
Karena itu, anak perlu belajar berperilaku sayang. Caranya dengan meminta pendapatnya untuk sebuah jalan keluar dari masalah tersebut. Tapi jangan sampai terkesan kita memerintah. Cara ini dirasa cocok untuk anak remaja, karena mereka fobia pada perintah yang mengatur seperti anak kecil.
Memberi penguatan positif pada perilaku sayang.
Orang tua terkadang hanya memerhatikan anak ketika melakukan hal yang tidak baik dan tidak dengan hal yang baik. Anak berperilaku tidak baik karena anak merindukan perhatian orang tua. Oleh karena itu, nyatakan penghargaan dan sayang kita pada saat anak berperilaku sayang, maka dia akan lebih sering menunjukkan perilaku sayang.
Menolak perilaku yang bertentangan dengan sayang.
Anak-anak perlu belajar cara-cara apa yang dapat atau tidak diterima untuk mencapai keinginannya. Jika untuk mendapatkan keinginannya, seorang anak menyakiti atau merugikan orang lain, maka hal ini bertentangan dengan kasih. Dia tidak peduli apakah orang lain dalam keadaan sakit atau rugi. Sebagai pendidik, kita perlu menjelaskan bahwa menyakiti orang lain adalah cara yang salah.
Membuat suasana yang membantu anak mendapat kegembiraan dan memunyai kepedulian.
1. Membantu anak mendapat kegembiraan.
Anak akan senang pada anak lain jika menemukan bahwa bermain bersama itu menyenangkan. Mereka perlu tahu bahwa permainan menjadi menyenangkan kalau peserta dapat bermain dengan baik, yaitu mematuhi aturan main dan saling memerhatikan agar setiap pemain gembira.
2. Membantu anak peduli dengan orang lain.
Membantu anak peduli dengan orang lain yang dibutuhkan adalah informasi tentang apa yang telah dialami seseorang karena kepedulian timbul dari apa yang dialami oleh orang lain.
Bagaimana Membangun Rasa Sayang dalam Diri Anak?
Apa yang menyebabkan kita sayang? Kita sayang pada orang, binatang, atau benda karena hal tersebut memberi rasa senang kepada kita. Jika ditarik kesimpulannnya adalah sebagai berikut.
1. Dengan membantu, melayani, dan melakukan hal-hal untuk orang lain, rasa sayang akan tumbuh dalam hati orang yang membantu. "We love those whom we serve."
2. Karena merasa disayang, seseorang dapat menyayangi orang lain. Membuat anak merasa disayangi merupakan salah satu cara terbaik bagi pendidik, guru, atau orang tua dalam memperkuat kesediaan seseorang untuk menyayangi orang lain. Anak yang disayang oleh orang tuanya cenderung akan menyayangi anak lain. Sebaliknya, anak yang ditolak akan bersikap agresif, kurang memunyai rasa sayang.
Cara membuat anak merasa dicintai:
1. Anak akan merasa dicintai jika melihat bahwa orang tua, guru, atau pendidik lainnya merasa senang atas kehadirannya. Misalnya ketika dia masuk dalam ruangan, dia disambut dengan senyum.
2. Anak akan merasa dicintai kalau kita peka terhadap kebutuhannya.
3. Seorang anak akan tahu bahwa dia dicintai jika kesuksesannya membuat kita bersuka dan kegagalannya membuat kita berduka.
4. Anak akan merasa dikasihi jika dia mengetahui bahwa orang tuanya peduli akan masa depannya dan kebahagiaannya sebagai orang dewasa nanti.
5. Seorang anak akan merasa disayangi kalau dia tahu bahwa orang tuanya membutuhkan kasih sayangnya.
6. Anak merasa dikasihi kalau orang tua menyampaikan (sharing) pikiran dan perasaannya kepada mereka.
7. Anak akan merasa dikasihi kalau pikiran dan perasaannya dihargai.
8. Anak merasa disayangi kalau orang tua menyatakan rasa sayang kepadanya secara verbal dengan kata-kata, maupun secara fisik, baik lewat sentuhan, pelukan, dan ciuman.
9. Anak akan merasa disayangi kalau disiplinkan atau dikoreksi. Jelaskan kepada mereka bahwa perilaku merekalah yang tidak disukai, tetapi sayang orang tua kepadanya tidak berubah.
10. Anak merasa dicintai jika setelah mereka berbuat salah dan meminta maaf, orang tuanya tidak mengingat-ingat atau mengungkit kesalahannya yang lalu, tetapi memberinya kesempatan untuk memulai baru.
Kendala Terhadap Perilaku Sayang
Kendala terhadap perilaku sayang di samping sikap serakah atau mengutamakan diri sendiri, iri hati, dan tidak peduli adalah sikap permusuhan, kecurigaan, dan sikap membatasi pengertian "kita".
Permusuhan
Permusuhan adalah salah satu penyebab tidak dapat berlangsungnya perilaku sayang. Permusuhan dapat timbul karena perebutan sebuah benda, daerah, atau sayang orang tua. Permusuhan dapat menyebabkan perasaan tidak suka yang menetap disertai keinginan untuk melukai jika ada anak yang selalu bersikap menghalang-halangi apa yang ingin dilakukan anak lain.
Ada beberapa pelajaran penting yang dapat diajarkan kepada anak untuk menghindari permusuhan.
1. Ajarkan anak bersikap adil (fair).
Bersikap adil berarti menunggu giliran dan membagi sumber yang terbatas. Semua orang menerima apa yang menjadi haknya. Semua orang diperlakukan sama dan memunyai hak yang sama untuk menikmati barang, tempat, dan orang.
2. Mengajar anak untuk bersikap sportif.
Sportif berarti mengikuti peraturan, tidak curang, atau memperlakukan lawan dengan terhormat. Bersikap sportif senantiasa menitikberatkan pada cara bagaimana seorang bertanding, bukan pada apakah dia akan menang atau kalah. Anak perlu tahu bahwa musuh sesungguhnya dalam setiap pertandingan adalah dirinya sendiri.
3. Mengajarkan anak untuk bersikap sebagai "good loser" (kalah secara terhormat).
Yang penting bukan bagaimana seorang bertanding, tetapi juga bagaimana dia bersikap dalam hal dia kalah. Kalah terhormat berarti dapat menghargai orang yang menang, dapat melihat sifat kuat lawan, dan dapat mengakui kekurangan dirinya.
Peringatan untuk orang tua/pendidik:
1. Jangan membandingkan.
Jangan pernah membandingkan anak kita dengan anak lain, karena membandingkan membuat seorang direndahkan, yang dapat menimbulkan rasa diri kurang (inferior) dan ketidaksenangan pada diri sendiri. Di samping itu, tumbuh rasa jengkel atau tidak senang pada orang yang dibandingkan.
2. Mengenali keunikan setiap anak.
Orang tua perlu mengingat bahwa setiap anak memunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan setiap anak memunyai motivasi, watak, kekuatan, koordinasi, dan kepandaian yang tidak sama. Kalau hal ini dilalaikan, anak akan kehilangan semangat dan jengkel, sedangkan orang tua akan merasa kecewa kepada anaknya.
Kecurigaan (Prejudice)
Kendala lain terhadap berlangsungnya perilaku sayang adalah kecurigaan (prejudice). Kecurigaan menjadi menakutkan kalau dimasukkan semangat moral di dalamnya; kalau diajarkan bahwa orang yang harus dimusuhi memang sepatutnya didiskriminasi dan dibenarkan untuk memusuhi mereka. Diskriminasi, pembedaan berdasarkan perbedaan suku, bangsa, ras, agama, kebudayaan, warna kulit, dan seterusnya, adalah berlawanan dengan apa yang dimaksud Tuhan Yesus.
Sikap Membatasi Pengertian Kita
Dalam rangka mengajarkan Hukum Kasih, barangkali tidak ada pelajaran yang lebih penting daripada mengajarkan siswa bahwa "kita", sesama manusia adalah semua manusia, semua suku, semua agama, dan dari semua kebangsaan. Hal ini berarti bahwa kita perlu mengajarkan agar siswa tidak akan memperlakukan orang lain dengan sewenang-wenang hanya karena mereka berbeda dari kita.
Untuk mencapai hal ini, perlu diajarkan hal-hal sebagai berikut.
1. Ajarkan kesamaan dari semua orang yang berbeda dalam dunia. Tekankan bahwa tata cara, kebiasaan, kebudayaan, agama boleh berbeda satu dengan yang lain, tetapi semua orang memunyai banyak kesamaan satu dengan yang lainnya.
2. Ajarkan anak untuk menghargai perbedaan yang ada antara manusia. Orang memang berbeda satu dengan yang lainnya dalam banyak hal.
3. Tumbuhkan rasa empati terhadap orang dari latar belakang berbeda melalui cerita, koran, majalah, atau TV. Beri anak informasi sehingga dapat menyelami hidup, perjuangan, dan penderitaan dari orang-orang yang berbeda dengan dirinya. Minta mereka membayangkan diri berada dalam keadaan orang tersebut.
4. Ajarkan bahwa semua orang bergantung dan saling membutuhkan.