Home » Sharing Pembina » Pembimbing yang Sukses
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Pembimbing yang Sukses
Orang sering bertanya: "Apakah unsur terpenting dalam suatu bimbingan?" Jawabnya: Pembimbing. Teknik dan latihan memang penting, tetapi yang lebih penting ialah kemampuan untuk menyesuaikan diri. Seseorang boleh saja memunyai pengalaman dan pengetahuan yang luas, tetapi jika tidak memiliki kecakapan pribadi yang memadai, ia dianggap masih kurang kompeten. Marilah kita meninjau beberapa kecakapan penting yang harus dimiliki seorang pembimbing.
Pembimbing yang baik adalah seorang yang pribadinya dapat menyesuaikan diri dengan baik. Walaupun dia tidak bebas dari berbagai kelemahan pribadi, namun yang penting dia tidak memunyai konflik emosi yang berat. Pada saat seseorang bergumul dengan penyesuaian diri sendiri, ia belum dapat memenuhi kebutuhan dan harapan orang lain.
Contoh: Jimi seorang siswa yang mengadakan "bimbingan" di sebuah "kamp". Ia sangat mencintai Tuhan dan disukai para peserta kamp. Tetapi, ia memunyai masalah serius menyangkut tabiatnya. Kekecewaan kecil saja akan membuat Jimi berkutat dalam pergumulannya. Akibatnya, ia mengejek peserta-peserta "kamp" dan menyebut mereka sangat bodoh dan belum dewasa. Tidak mengherankan bahwa setelah peristiwa itu, tidak seorang pun datang kepadanya untuk meminta pertolongannya. Mereka menyadari dia ternyata tidak dapat mengendalikan diri sendiri, tidak cakap, bahkan lebih tidak mampu dibanding orang-orang lain.
Ketika berbicara dengan orang lain, sangat penting untuk diketahui sikap seseorang terhadap sesuatu. Seorang pembimbing yang baik memunyai pengertian yang luas tentang perasaan dan perilaku seseorang.
Pengenalan pribadi seorang pembimbing:
a. Pembimbing tidak boleh dipengaruhi persoalan diri sendiri ketika ia membimbing orang lain. Pembimbing yang tidak menyadari kelemahan diri sendiri akan mudah memproyeksikan persoalan dirinya kepada kliennya, alih-alih menelaah persoalan kliennya sendiri.
b. Pengenalan ini akan membantu pembimbing untuk menyesuaikan diri dengan orang lain. Pada dasarnya, manusia memunyai kebutuhan emosi dan rohani yang sama. Seorang pembimbing yang mengenal diri sendiri diharapkan akan mampu menolong orang lain untuk mengenal diri mereka. Bagaimanapun, janganlah memandang kecil atau bersikap sembrono terhadap persoalan diri sendiri dibanding persoalan orang lain. Jangan pula menganggap suatu penyelesaian yang baik dan menguntungkan diri sendiri pasti akan tepat dan berguna bagi orang lain. Mengingat setiap individu itu unik, pembimbing harus memerhatikan keunikan itu.
Pembimbing Kristen seharusnya satu pribadi yang memunyai hubungan intim bersama dengan Yesus Kristus. Jikalau ia berniat menjadi penolong orang lain, ia harus menghubungkan orang itu dengan kasih dan kesaksian hidup orang Kristen. Tanpa hubungan intim dan bertumbuh dalam hidup Kristen, ia tidak dapat melakukan apa pun untuk kebutuhan nyata seseorang, apalagi yang berhubungan dengan kerohanian. Seorang pembimbing Kristen harus meluangkan banyak waktu untuk menggali firman Tuhan, bertumbuh dan hidup lebih dekat dengan Tuhan. Dengan demikian, dia akan mengalami pembelajaran dan pengenalan yang segar tentang Tuhan, hingga terjadi keajaiban di dalam hidupnya dan hidup orang yang dibimbing. Perhatian yang tulus kepada orang lain merupakan tindakan penting. "Bimbingan" yang dilakukan dengan perasaan sekadar "tugas" melebihi cinta kasih sejati kepada orang lain, nilainya sudah jelas terbatas. Orang yang memunyai banyak persoalan emosi dan rohani sering sangat sensitif. Orang akan segera menyadari kedangkalan dirinya. Ia akan menjawab dengan sikap yang tidak memuaskan si pembimbing. Apabila pembimbing memberikan perhatian yang tulus kepadanya, ia akan merasakan ketulusan itu, dan segera percaya kepadanya. Kemudian, kepercayaan ini menjadi sarana "bimbingan" yang efektif. Sebagai seorang Kristen, kita harus memunyai kemampuan untuk memberikan perhatian tulus yang luar biasa kepada orang yang kita bimbing.
Seseorang yang sedang marah, terkadang kurang hormat, tidak tahu membalas budi, dan sangat sulit untuk dikasihi. Pada kesempatan lain, kita mungkin kecewa karena klien tampak "terbelit-belit" dalam persoalannya. Ia mungkin merasa bersalah namun seolah-olah tidak bersedia berubah. Tuhan dapat memberi kita kasih dan perhatian sejati mengenai hal ini dan hal-hal lain. Alkitab memerintahkan kita untuk "saling mengasihi dan saling menyayangi satu sama lain" (Roma 12:10a). Kita juga telah diberi kunci untuk mengasihi orang lain tanpa mementingkan diri sendiri. "Tetapi buah Roh, ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." Tidak ada hukum yang bertentangan dengan hal-hal itu (Galatia 5:22-23). Tuhan sendiri adalah Pencipta kasih, dan hanya mereka yang berjalan dalam persekutuan intim dengan-Nya, dapat mengalami kasih ini sepenuhnya. Ketika Roh Kudus mengontrol hidup kita sepenuhnya, Ia akan mengarahkan perhatian kita pada satu atau dua pribadi dengan kasih. Ia mengganti ketidaksabaran dengan toleransi dan perhatian. Ia mengasihi orang yang tidak mampu memberikan perhatian sejati kepada orang yang tidak dicintai. Tindakan ini diberikan kepada seseorang yang benar-benar percaya dan hidupnya dikontrol oleh Tuhan, kunci untuk hati dan perhatian kepada semuanya.
Peka akan kebutuhan orang lain merupakan dasar untuk "bimbingan" yang sukses.
Pada saat memberikan perhatian yang tulus kepada orang lain, kita sebaiknya berhati-hati mengenai kebutuhan pribadi orang lain. Ketika memikirkan suatu masalah atau keistimewaan seseorang, kita harus menghubungi klien dengan penuh pengertian dan keterbukaan. Jikalau kita memberitahukan dia mengenai bagaimana ia menjalani hidupnya, kita sebaiknya menanggung risiko bahwa hal itu dapat membingungkan dia melebihi pengertiannya tentang kerja samanya dengan kita. Mungkin klien telah menerima banyak nasihat dan kritik orang lain. Sekarang, ia memerlukan simpati dan pengertian yang peka. Setelah itu, ia baru akan meminta nasihat dan bimbingan kita.
Kemampuan menyesuaikan diri dengan usia klien merupakan sesuatu yang sangat penting.
Yohanes seorang pembimbing yang bersemangat dan aktif dalam suatu kamp rekreasi. Ia dapat tertawa dan bergurau bersama para peserta kamp, tetapi ia juga seorang yang disegani. Tidak lama setelah kamp itu dimulai, banyak peserta datang menemuinya untuk membicarakan persoalan-persoalan pribadi mereka.
Sebaliknya, Maria merasa rekreasi itu terlalu banyak bersenang-senang sehingga merupakan sesuatu yang bodoh dan tidak dewasa. Dia memakai waktunya sebagai pembimbing dengan cara-cara tertentu untuk membicarakan persoalan-persoalan pribadi yang penting dan membicarakan kebenaran rohani.
Kamp itu telah berjalan beberapa hari, dan tidak seorang perempuan pun datang menemui Maria untuk minta bimbingan. Walaupun banyak yang akan ia berikan, tetapi peserta merasa bahwa mereka tidak mengenal dia dan sungguh-sungguh meragukan pemahaman dirinya tentang mereka. Penyesuaian diri dengan kaum muda merupakan satu pokok yang sangat penting. Kaum muda akan pergi menemui pembimbing yang bersedia mengintegrasikan dirinya dengan mereka. Pada saat menyesuaikan diri dengan usia klien, pembimbing harus berhati-hati, agar ia tidak mengurangi jati dirinya sebagai pembimbing yang bertanggung jawab. Pembimbing salah apabila dia terlalu menyamakan dirinya dengan klien. Harga dirinya akan direndahkan. Kaum muda tidak bersedia membebankan persoalannya ke anggota lain di dalam perkumpulan itu. Mereka hanya bersedia membicarakan sesuatu kepada orang-orang yang rajin, tabah, penuh pengertian, dan mereka hormati.
Pelaksanaan bimbingan yang sukses menggunakan unsur kunci.
Kemampuan berhubungan akrab dengan seorang klien merupakan salah satu "ketersediaan". Beberapa orang terlalu sibuk dengan rencana dan acara pribadi murid-muridnya. Jikalau kita mengharapkan orang lain mendatangi kita, aturlah waktu sedemikian rupa sehingga memudahkan mereka untuk menghubungi kita dan mendiskusikan masalah mereka. Orang yang memunyai banyak masalah, biasanya sangat takut mencari seorang pembimbing, bahkan mereka mungkin tidak pernah menghubungi asisten kita, kecuali jika mereka yakin bahwa kita memunyai waktu dan perhatian untuk menerima mereka secara pribadi.
Kemampuan meningkatkan rasa percaya diri pada diri klien merupakan tindakan yang penting.
Orang yang memunyai banyak masalah ingin membicarakan masalahnya dengan seseorang yang memiliki pandangan hidup yang positif. Pembimbing yang kompeten dan optimis akan cepat menyatukan dirinya dengan alam pikiran yang memberikan pengharapan kepada klien. Apabila seorang pembimbing merasa ragu-ragu akan kemampuannya, dan ia merasa dirinya tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan, hal itu pasti akan memengaruhi kliennya juga. Seorang pembimbing Kristen memunyai suatu jalan keluar yang pasti bahwa ia tidak menggantungkan segala sesuatu pada pengalaman dan teknik miliknya, tetapi ia bergantung pada pimpinan Roh Kudus. Roh Kudus akan memberi kita hikmat pada saat kita berbicara dengan orang lain. Satu fakta luar biasa dalam bimbingan Kristen ialah bahwa 2 orang bersama-sama menyelesaikan satu masalah. Seperti tertulis dalam Filipi 4:13, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
Rahasia suatu keterangan merupakan sesuatu yang sangat penting.
Seorang yang mendatangi seorang pembimbing menuntut agar sang pembimbing dapat memegang teguh suatu rahasia. Klien ingin mendapat kepastian, apakah pembimbing akan memberitahukan rahasia pribadinya kepada orang lain. Orang mengatakan bahwa nama baik seseorang mendahului orang itu. Jika dia tidak dapat memegang rahasia dengan baik, rahasia itu akan cepat tersebar luas, dan dalam waktu singkat, orang-orang akan mendatanginya dan membicarakan pribadinya. Kesalahan yang telah diperbuatnya sukar untuk ditarik kembali dan itu menyangkut nama baiknya. Salah satu cara terbaik untuk menjadi seorang pembimbing yang dapat dipercaya ialah memberikan keyakinan bahwa apa yang telah dikatakan klien tidak akan disebarluaskan, melainkan akan dipegang teguh.
Seorang pembimbing yang paling berbakat pun, apabila ia gagal memegang rahasia orang lain, akan sukar memperoleh kembali kepercayaan sebagai seorang yang dapat dipercayai. "Kepercayaan kepada pengkhianat di masa kesesakan adalah seperti gigi yang rapuh dan kaki yang goyah." (Amsal 25:19) Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati apabila menginginkan klien itu kembali kepada kita. Kita harus berhati-hati dengan kepercayaan yang ia telah berikan kepada kita.
Setiap pembimbing memunyai cara penyelesaian yang berbeda ketika memberikan bimbingan, sebab sikap dan konsep yang dipergunakan juga berbeda. Bimbingan akan sukses jika pembimbing itu memiliki kemampuan. Tetapi, jikalau ia merasa tidak dapat mencapai standar itu, bersikaplah legawa dan tinggalkanlah bimbingan itu. Tuhan berkuasa membantu pertumbuhan kerohanian kita dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu, berjuanglah dengan penyerahan total pada pimpinan-Nya. Apabila kita sungguh-sungguh datang dalam doa, dan bersedia untuk belajar tekun, Ia akan menguatkan dan mendewasakan rohani kita untuk dapat dipakai-Nya dengan penuh kuasa untuk kemuliaan dan kehormatan-Nya.
- Login to post comments