Home » Kepemimpinan » Membentuk Karakter Kepemimpinan Kristen dalam Diri Remaja
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Membentuk Karakter Kepemimpinan Kristen dalam Diri Remaja
Ditulis oleh: Doni K.
Semua gereja di dunia selalu menuntut kehadiran seorang pemimpin Kristen (Pendeta/Gembala) yang memiliki dedikasi tinggi dan mampu memimpin suatu organisasi gereja lokal dengan baik. Namun, sedikit sekali gereja yang memiliki kesadaran untuk mempersiapkan calon pemimpin Kristen masa depan sejak dini. Akibatnya, banyak pemimpin yang "sesungguhnya" belum siap menjadi seorang pemimpin. Hal ini tentunya membuka pikiran kita bahwa sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan para pemimpin Kristen sejak dini, dan itu dimulai dari usia remaja.
Kita percaya bahwa siapa pun memiliki hak dan kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin. Jika tidak menjadi seorang pemimpin bagi orang lain, minimal dia menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Sebab, Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan untuk memimpin. Dengan prinsip seperti ini, kita dapat meyakini bahwa mempersiapkan para remaja untuk menjadi seorang pemimpin merupakan hal yang sangat penting bagi masa depan gereja. Sebab, merekalah penerus yang akan memengaruhi kemajuan dan kemunduran kualitas dan kuantitas gereja di masa yang akan datang.
Melatih kepemimpinan remaja memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kerja keras dan pengorbanan untuk membentuk remaja menjadi pemimpin Kristen yang berkualitas dan berkenan di hadapan Tuhan. Berikut, kita akan melihat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mempersiapkan remaja menjadi pemimpin Kristen yang berkualitas dan berkenan di hadapan Tuhan.
A. Pilar-Pilar Kepemimpinan Kristiani
Ketika kita mempersiapkan remaja Kristen untuk menjadi seorang pemimpin, kita perlu memperhatikan beberapa pilar kepemimpinan Kristen. Berikut ini adalah pilar-pilar kepemimpinan kristiani yang penting dimiliki oleh remaja Kristen:
1. Menjadi Garam (Matius 5:13)
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan seorang pemimpin adalah kemampuannya dalam memengaruhi orang lain. Demikian juga, bagi seorang remaja Kristen. Untuk menjadi seorang pemimpin, hal pertama yang harus diperhatikan adalah bagaimana dia dapat memberikan pengaruh positif terhadap lingkungannya. Sebab, pengaruh positif akan menjadi suatu penahan bagi kerusakan dunia sehingga orang 'dunia' akan terlindung dari perbuatan jahat mereka dengan melihat setiap tindakan moral yang baik, yang telah diberikan oleh orang percaya. Seorang remaja harus dididik untuk menjadi garam dunia sehingga dia mampu menjadi pelindung bagi orang-orang di sekitarnya supaya tidak mudah jatuh dalam dosa. Dan, jika karakter ini ditanamkan pada remaja sejak dini, itu akan menjadi pola hidupnya dan akan mengakar dalam dirinya. Dengan demikian, kelak jika dia menjadi seorang pemimpin, dia akan menjadi pemimpin yang mampu memberikan pengaruh baik kepada orang-orang yang dipimpinnya.
2. Menjadi Terang (Matius 5:14-16)
Selain mengajar remaja untuk menjadi garam, kita juga harus mendorong mereka untuk menjadi terang bagi orang lain. Hal ini diwujudkan melalui perkataan dan perbuatan yang memancarkan cahaya kemuliaan Kristus, yaitu perbuatan yang dipandang baik di mata Tuhan dan manusia. Dengan begitu, ketika dia memimpin, dia dapat menunjukkan kebenaran melalui perbuatannya kepada orang yang masih belum mengenal kebenaran, untuk menuntun orang-orang itu kepada kebenaran dan kemuliaan Allah.
3. Tamparan (Matius 5:38-39)
Ini berbicara tentang kerelaan hati. Seorang remaja harus diajari untuk memiliki hati yang rela berkorban demi kepentingan dan pelayanan Tuhan. Seorang pemimpin Kristen sudah seharusnya menjadi orang yang rela rugi karena menanggung beban yang mungkin bukan bagian dari tanggung jawabnya. Hal ini akan membuat orang-orang yang dipimpin merasa yakin bahwa pemimpin tersebut benar-benar mencintai, bukan hanya pekerjaannya, tetapi juga kesungguhannya dalam memimpin suatu organisasi.
4. Ular dan Merpati (Matius 10:16)
Alkitab mengajarkan bahwa anak Tuhan harus memiliki kedua sifat ini, yaitu cerdik dan tulus. Kedua sifat ini sangat penting dimiliki seorang remaja apabila dia hendak menjadi seorang pemimpin. Sebab, kelak dia akan menjadi seorang yang cerdik dalam berpikir dan tulus dalam bertindak. Sehubungan dengan kedua sifat ini, bila berdiri sendiri-sendiri, kecerdikan ular tidaklah lebih daripada kelicikan, dan ketulusan seekor merpati tidaklah lebih baik daripada kelemahan. Akan tetapi, jika keduanya digabungkan, kecerdikan ular akan menyelamatkan seorang pemimpin dan orang-orang yang dipimpinnya dari keterbukaan yang tidak perlu terhadap bahaya, sementara ketulusan merpati akan mencegah mereka dari cara yang berdosa untuk meloloskan diri dari bahaya tersebut. Hal ini tentu sangat penting, mengingat bahwa seorang pemimpin akan menghadapi begitu banyak bahaya dan tantangan dari berbagai pihak ketika dia memimpin sesuatu.
B. Peran Pemimpin dalam Partisipasi Aktif dan Kesatuan Anggota
Ketika kita memberikan pelatihan kepemimpinan kepada seorang remaja, kita harus menanamkan motif kepemimpinan Kristen terlebih dahulu. Salah satu motif tersebut adalah kemampuan membina hubungan antara pemimpin dan orang yang dipimpin, serta orang lain secara umum (Markus 3:13-19; Matius 10:1-4; Lukas 6:12-16). Dalam kepemimpinan, remaja harus menyadari bahwa keberhasilan seseorang dalam memimpin ditentukan oleh kadar hubungan. Sebab, hubungan tersebut akan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kesatuan dan keharmonisan anggota. Jika kita menggambarkan seorang pemimpin sebagai seorang nakhoda, pemimpin itu harus mampu mengendalikan kapal yang dikemudikan, juga menyatukan dan mengatur seluruh awak kapal yang dipimpinnya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus tahu betul posisi dan arah yang dia tuju bersama anggota yang dipimpinnya.
Secara umum, kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi orang lain supaya secara sukarela mereka berpartisipasi dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Seorang pemimpin pasti tidak akan mencapai tujuan suatu organisasi jika dia tidak dapat menggerakkan anggotanya untuk berpartisipasi. Mengingat bahwa pemimpin bukanlah satu-satunya kunci kesuksesan suatu organisasi dalam mencapai tujuan tertentu, maka remaja harus dilatih dan disadarkan supaya dia mampu memberdayakan partisipasi anggota dan menjaga kesatuan mereka. Hal ini sangat penting bagi pemimpin Kristen. Ketika pemimpin mampu memberdayakan dan menyatukan anggota, dia dapat membangkitkan inisiatif dan partisipasi aktif setiap anggotanya tanpa harus bertindak otoriter. Satu cara paling ampuh untuk mewujudkan hal itu adalah dengan rela berkorban. Seorang pemimpin akan berhasil memberikan pengaruh besar kepada anggotanya apabila dia rela berkorban demi tercapainya suatu tujuan. Pengorbanan pemimpin akan dilihat sebagai sinyal bahwa pemimpin menghargai organisasi sehingga anggota semakin percaya diri dan bangga menjadi bagian dari organisasi. Lebih lanjut, pengorbanan diri pemimpin merupakan contoh nyata bagi anggota untuk melakukan hal yang sama. Anggota akan semakin termotivasi untuk bekerja mencapai tujuan organisasi. Inilah yang menjadi catatan ketika kita hendak melatih atau mempersiapkan remaja menjadi pemimpin rohani, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka sikap rela berkorban demi pelayanan Tuhan. Ketika kita memberikan pelatihan sikap itu sejak dini, remaja akan menjadi seorang pemimpin yang menyadari pentingnya pengorbanan dan sanggup melakukannya demi membangun kesadaran anggota untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan tertentu.
C. Persyaratan Pemimpin Rohani
Dalam kepemimpinan secara umum, mungkin kualitas karakter dan sosial dianggap sebagai hal yang cukup relatif. Namun, dalam kepemimpinan Kristen, kedua hal itu merupakan hal yang sangat ditekankan. Dalam Titus 1:5-9, kita melihat ada dua puluh kriteria yang diberikan bagi seorang pemimpin Kristen. Delapan belas Kriteria berkaitan dengan reputasi, etika, moralitas, temperamen, kebiasaan, dan kedewasaan rohani serta psikisnya. Demikian juga yang diajarkan dalam 1 Timotius 3:1-7. Jika diperhatikan, ada tiga ciri menonjol yang diajarkan, yaitu mencakup:
- persyaratan fundamen, bukan tugas,
- tingkah laku yang teramati, dan
- karakter. Karakter yang tertulis dalam ayat tersebut sesungguhnya bukan karakter khas Kristen, melainkan merupakan ideal tertinggi moralitas konteks Hellenistis pada zaman itu. Ini berguna demi kesaksian gereja secara kontekstual pada masa itu. Jadi, kriteria di atas menunjukkan bahwa persyaratan seorang pemimpin rohani sangat ketat dan menuntut kedewasaan jiwa, rohani, dan sosial.
Sehubungan dengan kepemimpinan Kristen, Tuhan Yesus juga menegaskan adanya perbedaan antara kepemimpinan Kristen dan sekuler, tertulis dalam Markus 10:42-45, "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Konsep kepemimpinan yang diberikan Alkitab dan perlu diajarkan kepada remaja adalah seorang disebut pemimpin rohani (Kristen) bukan karena dia seorang Kristen yang melibatkan diri dalam pelayanan kepemimpinan di gereja, melainkan seorang yang mengenal Allah dalam Kristus secara pribadi dan memiliki hubungan secara pribadi dengan-Nya. Selain itu, seorang pemimpin Kristen juga harus memiliki perpaduan antara sifat-sifat alamiah dan kerohanian Kristen. Sifat-sifat alamiahnya mencapai efektivitas yang benar dan tertinggi karena dipakai untuk melayani dan memuliakan Allah. Sedangkan, sifat-sifat rohani Kristennya membuat remaja sanggup memengaruhi orang-orang yang dipimpinnya untuk menaati dan memuliakan Allah. Sebab, kemampuan memengaruhi orang lain bukan berasal dari kemampuan diri sendiri, melainkan dari kepribadian yang diperbarui Roh Kudus dan karunia yang dianugerahkan Roh Kudus.
Sebagai seorang pembina remaja, memperkenalkan dan menanamkan suatu pemahaman tentang Allah di dalam Kristus kepada remaja sangatlah penting, sebagai langkah awal bagi keberhasilan kepemimpinan mereka kelak. Hal ini mengingat bahwa Roh Kudus dan karunia roh merupakan syarat mutlak bagi remaja supaya mereka siap menjadi pemimpin di masa kini dan yang akan datang. Sebab, hanya Roh Kuduslah yang mampu mengubah karakter dan mengajarkan berbagai kebijakan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin Kristen. Langkah kedua yang harus kita ambil adalah memberikan pengajaran tentang kebenaran firman Tuhan. Itu akan menuntun remaja untuk menjalani kehidupan dan kepemimpinan mereka kelak. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, kita percaya bahwa remaja gereja akan siap secara mental dan spiritual ketika nantinya dia harus menjadi pemimpin gereja di masa depan.
Sumber bacaan:
1. Jacksen Nainggolan. "Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Kristiani". Dalam http://jacksennainggolan.wordpress.com/2013/02/11/materi-latihan-dasar-kepemimpinan-kristiani/
2. __________________. "Remaja Dalam Alkitab". Dalam http://remajabagikristus.wordpress.com/category/i-remaja-dalam-alkitab/
3. __________________. "Fungsi Warga Kerajaan". Dalam http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=40&chapter=10&verse=16
- Login to post comments