Home » Bahan Pembina » Pengorbanan Kristus di Kayu Salib
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Pengorbanan Kristus di Kayu Salib
Ditulis oleh: Amidya
A. Dasar Alkitab
B. Tujuan:
- agar siswa memahami pentingnya pengorbanan Kristus di kayu salib bagi orang-orang percaya,
- agar siswa memahami bahwa Paskah yang sejati berdasar pada penderitaan dan kematian Kristus di kayu salib, dan
- mengharapkan siswa, remaja, dan pemuda Kristen mampu hidup bagi Kristus setiap hari.
C. Refleksi
Lukas 23:26-43 adalah laporan sejarah bahwa Yesus adalah Anak Allah yang disalibkan di Golgota untuk memenuhi rencana agung Allah Bapa. Adegan menjelang detik-detik kematian Kristus juga dilaporkan oleh Lukas dengan detail mulai dari Pasal 22. Mari kita lihat dan gali bersama setiap proses yang Yesus alami hingga akhirnya Ia mati di kayu salib.
Yesus dibawa ke Golgota dan disalibkan di antara dua penjahat.
Yesus disalibkan di suatu tempat yang bernama Tengkorak, atau dalam bahasa Aram disebut dengan nama Golgota. Kamus Alkitab oleh Haag dalam Situs Alkitab SABDA menjelaskan bahwa, "Golgota adalah tempat Yesus disalibkan (Matius 27:33; Yohanes 19:17). Nama itu disesuaikan dengan bentuk tempatnya yang bulat mirip tengkorak. Sebagai tempat pelaksanaan hukuman mati dan kuburan, maka Golgota terletak di luar tembok kota." Fakta menarik yang ditulis oleh Lukas bahwa Yesus, Anak Allah, harus disalibkan di antara penjahat. Yesus, yang kudus dan mulia, harus dihukum bersama-sama dengan penjahat. Ia rela diperlakukan dengan hina untuk menuntaskan semua misi Allah Bapa. Para prajurit yang menjalankan hukuman salib pun memperlakukan Yesus dengan sangat buruk, bahkan lebih buruk dari dua penjahat yang berdiri di sebelah kanan dan kirinya.
Para pemimpin dan prajurit mengolok-olok Yesus.
Menghukum orang saat perayaan Paskah pada masa pendudukan Romawi di Yudea merupakan sebuah tontonan bagi masyarakat luas. Dr. Peter Wongso dalam bukunya yang berjudul "Hikayat Yesus" menuliskan bahwa "menghina dan mengolok-olok orang yang dijatuhi hukuman salib telah menjadi kebiasaan pada masa itu" (2007:251). Hal ini jugalah yang dilakukan oleh para pemimpin dan prajurit. Mereka dengan leluasa menghina Yesus sejak salib Yesus dinaikkan. Para pemimpin dalam konteks ini adalah para pemimpin Yahudi (imam, ahli taurat, dan farisi). Mereka mengejek kemesiasan Yesus dengan berkata, "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah." Secara lebih detail, Matthew Henry Commentary menjelaskan, "Mereka menantang-Nya untuk menyelamatkan diri-Nya sendiri dari kayu salib saat Dia justru sedang menyelamatkan orang lain melalui salib itu. Mereka mempermainkan-Nya dan menjadikan penderitaan-Nya sebagai bulan-bulanan."
Yesus mati.
Selanjutnya, Lukas 23:44-49 menuliskan peristiwa kematian Yesus. Ada dua peristiwa yang menyertai kematian Yesus, yaitu kegelapan meliputi daerah itu sampai tiga jam (ayat 44) dan tabir Bait Suci terbelah menjadi dua (ayat 45). Berdasarkan penjelasan dari Keluaran 26:31-33, tabir Bait Suci yang dimaksud dalam konteks ini adalah tabir yang menjadi pemisah antara tempat kudus dan tempat mahakudus. Terbelahnya tabir ini melambangkan tercabutnya hukum upacara yang sudah lama menjadi dinding pemisah antara orang Yahudi dan bukan Yahudi serta antara segala kesulitan dan ketakmampuan kita untuk mendekat kepada Allah. Dengan terbelahnya tabir ini, kita dapat menghampiri takhta kasih karunia dengan penuh keberanian.
Hingga akhirnya, sebelum mati, Yesus menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa dengan bersuara nyaring, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku" (ayat 46). Dengan demikian, Yesus mati tergantung di kayu salib untuk menyelesaikan seluruh amanat dari Bapa melalui hidup-Nya di dunia. Respons orang banyak pun yang semula mengejek dan mengolok-oloknya berubah seketika. Para kepala pasukan yang semula mengejek dan membuang undi atas jubah-Nya kini justru memuliakan Allah dan mengakui bahwa Yesus adalah orang benar (ayat 47). Orang banyak yang sebelumnya melihat peristiwa penyaliban Yesus sebagai tontonan pulang ke rumahnya masing-masing sambil memukul-mukul diri mereka. Dalam kebiasaan tradisi Yahudi, memukul diri adalah tanda penyesalan terhadap perbuatan yang tidak benar.
Saat ini, dengan iman, kita dapat mengatakan bahwa kematian Kristus adalah pengorbanan yang sangat berharga bagi kita. Penderitaan-Nya dan setiap darah-Nya yang tercurah menjadi bukti bahwa Ia telah membayar lunas dosa-dosa kita dan menebus kita, serta menjadikan kita milik Bapa. Kasih-Nya yang besar memberi pembebasan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
D. Diskusi
- Apa tuduhan yang disangkakan kepada Yesus hingga Ia dijatuhi hukuman salib?
- Mengapa orang-orang Yahudi bersikeras untuk menyalibkan Yesus pada saat hari raya Paskah?
- Ceritakan kesaksian Anda tentang arti pengorbanan dan kematian Yesus bagi diri Anda dalam satu paragraf!
- Mengapa kematian Kristus sangat penting?
- Sebutkan hasil atau dampak kematian Kristus bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya!
E. Kesimpulan
Pengorbanan dan kematian Kristus adalah bukti nyata kasih-Nya yang besar bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Kematian Kristus bukanlah kematian yang sia-sia, melainkan kematian yang sangat berharga. Sekalipun penyaliban-Nya menjadi tontonan banyak orang dan Ia sempat diejek dan diolok-olok, tetapi pada akhirnya, semua orang yang melihat peristiwa penyaliban Yesus menyesal karena telah menjadikan orang yang benar sebagai tontonan dan dipermalukan di depan umum. Sungguh, semua yang Kristus alami memberi jalan bagi kita untuk dibenarkan, disucikan, dan ditebus, hingga kita menjadi milik kepunyaan Allah Bapa. Dosa yang menjerat kita telah dilunasi dengan darah-Nya. Karena itu, sekarang, dengan iman, marilah kita terus datang dan mendekat kepada Bapa, hidup menjadi umat perjanjian baru, dan terus bergairah untuk hidup bagi Kristus!
Sumber Referensi:
|
- Login to post comments