Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
'Mungkin Besok'
Cara Mengatasi Penundaan
Bagi mereka yang cenderung menunda-nunda, besok bisa terdengar seperti kata ajaib.
Dengan hanya mengayunkan "tongkat ajaib besok", piring kotor tampaknya menghilang, percakapan yang sulit menghilang, email disembunyikan, dan tugas-tugas rumah menunggu dengan sabar. Betapa indah rasanya melemparkan hal-hal yang tidak diinginkan hari ini ke dalam kabut besok -- dan betapa siapnya besok untuk menerimanya! Ya, kita bisa menyelesaikan tanggung jawab seperti itu hari ini, tetapi untuk apa jika selalu ada besok?
Kemudian, tentu saja, besok datang, dan keajaiban menghilang di bawah beban tugas yang belum terselesaikan. Dan, kita kembali menyadari, dalam kata-kata bijak Alexander MacLaren yang membuat frustrasi,
"Tidak ada tugas yang tidak diinginkan menjadi kurang diinginkan dengan menundanya sampai besok. Hanya ketika mereka sudah ada di belakang kita dan selesai, kita mulai melihat bahwa ada rasa manis yang dicicipi setelahnya, dan ingatan akan tugas yang tidak diinginkan yang telah dilakukan dengan gigih itu kita terima dan terasa menyenangkan." (The Conquering Christ and Other Sermons, 143)
Jika tugas yang tidak diinginkan adalah duri, besok tidak akan mengubahnya menjadi mawar. Duri itu akan tetap ada, tidak diinginkan seperti biasanya. Dan entah hari ini atau besok, kita masih perlu mencabutnya.
Hari ini dan besok
Hari ini dan besok. Banyak masalah muncul dari kegagalan membagi dua hari ini dengan benar.
Khawatir, misalnya. "Jangan khawatir tentang besok," Yesus pernah memberi tahu sekumpulan orang banyak yang khawatir, "karena besok akan mengkhawatirkan dirinya sendiri. Cukuplah suatu hari dengan kesusahannya sendiri" (Matius 6:34, AYT). Allah memanggil kita untuk hidup dalam batas 24 jam yang disebut hari ini, tetapi orang yang khawatir mencoba untuk melewati pagar dan menyeret beberapa masalah milik besok. Tanggapan Yesus? Tarik kembali tangan Anda dari besok; hari ini memiliki cukup masalahnya sendiri.
Penunda, tentu saja, melakukan hal yang sebaliknya. Alih-alih menarik masalah besok ke hari ini, mereka mendorong masalah hari ini ke besok, mungkin berharap masalah itu akan hilang. Yang mungkin ditanggapi oleh Yesus dengan nasihat masuk akal serupa: "Besok akan memiliki cukup banyak masalah tanpa Anda menambahkan lebih banyak. Tangani masalah hari ini hari ini; tangani masalah besok besok."
Kedengarannya cukup masuk akal, bukan? Memang benar. Sayangnya, sifat kita yang suka menunda-nunda ternyata secara mengejutkan tidak peka terhadap akal budi (Amsal 24:30). Dia tahu dari pengalaman yang sudah klise bahwa "tidak ada tugas yang tidak diinginkan menjadi kurang diinginkan dengan menundanya sampai besok," tetapi dia masih menemukan cara untuk mencoba dan mencoba lagi.
Jadi, selain akal sehat, Tuhan kita memberikan lebih banyak kasih karunia. Ketika kita melihat masalah hari ini dan merasa tergoda untuk mengatakan, "Besok, besok," Dia mengucapkan dua janji: kekuatan untuk hari ini, dan tuaian esok.
Kekuatan hari ini
Mengapa sebagian dari kita sering mengayunkan tongkat sihir besok? Sering kali, karena kita merasa tidak memiliki apa yang dibutuhkan hari ini. Kita tidak punya tenaga untuk membersihkan kamar mandi hari ini. Kita tidak merasa termotivasi untuk menulis laporan hari ini. Kita tidak merasakan pemicu dari dalam diri untuk pekerjaan kreatif hari ini. Mungkin kita berdoa memohon kekuatan; mungkin tidak. Apa pun itu, kita akhirnya berpaling dengan menggerakkan bahasa isyarat "Besok."
Pada saat-saat seperti itu, ketika kita menatap beberapa tugas yang tidak diinginkan dan merasa tidak ada kekuatan untuk melakukannya, kita mungkin lupa bahwa Allah sering memberi kekuatan hanya ketika kita mulai melakukannya. Sungai Yordan berhenti hanya ketika para imam melangkah (Yosua 3:13). Minyak janda mengalir hanya ketika dia menuang (2 Raja-raja 4:1-6). Kesepuluh orang kusta itu menjadi tahir hanya ketika mereka berjalan meninggalkan Yesus (Lukas 17:11-14). Dan sering kali, Allah mengerjakan kekuatan-Nya di dalam kita hanya ketika (dan bukan sebelumnya) kita mulai bekerja (Filipi 2:12-13).
Dalam "Hardworking Christians", J.I. Packer pernah menyatakan,
"harapkan pertolongan dari Allah dalam kesulitan setiap hari, kekuatan dari Allah untuk ketaatan dalam tugas setiap hari. . . . Mereka menemukan bahwa kekuatan dari harapan mereka untuk ditolong digunakan oleh Roh untuk memberi mereka energi untuk "terus melanjutkan" dalam rutinitas yang membosankan setiap hari." (Keep in Step with the Spirit, 108-9)
Beberapa orang menunggu untuk bekerja sampai mereka merasa kuat; yang lain mulai bekerja dengan berharap untuk dikuatkan. Yang terakhir tahu bahwa energi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang tidak diinginkan datang kepada orang yang berharap -- kepada mereka yang menanggapi "tidak merasa menginginkannya" dengan doa yang tulus dan menjadi bersemangat. Kasih karunia hari ini akan cukup untuk masalah hari ini, bahkan jika kasih karunia itu belum tiba. Jadi, ketika kita menghadapi tugas yang tidak diinginkan dan merasakan kelemahan batiniah kita, orang bijak belajar mengatakan, "Bukan besok -- hari ini," dengan percaya bahwa pertolongan akan datang.
Tuaian esok
Kitab Amsal menyebutkan penundaan dalam konteks tuaian: "Pemalas tidak membajak pada musim dingin; dia akan mencari pada musim menuai, dan tidak mendapat apa-apa" (Amsal 20:4, AYT). Sifat kita yang suka menunda-nunda mencintai eok hari, tetapi hanya karena dia tidak melihat esok hari dengan jelas. Jika dia melihat dengan jelas, dia akan melihat panen yang akan datang dan tahu bahwa tidur siang hari ini mungkin akan menjadi ladang tandus besok. Dengan kata lain, kita menuai besok apa yang kita tabur hari ini.
Apa yang terjadi ketika seorang pemuda, misalnya, menunda-nunda bukan di sana-sini, tetapi di mana-mana? Ketika penundaan adalah benih yang selalu dia tabur? Segera, keluarga dan teman-teman akan memahami untuk tidak lagi bergantung padanya; janjinya untuk hari ini selalu memeleset ke besok. Rekan-rekannya akan mendapati pekerjaan yang mengecewakan -- pekerja yang selalu menunjukkan tanda-tanda ketergesaan di menit terakhir. Pada waktunya, orang lain akan berhenti meminta banyak darinya: lebih baik melakukannya sendiri atau mencari orang lain. Pada akhirnya, hidup dan hubungannya akan dipenuhi dengan duri-duri yang tidak mau dicabutnya (Amsal 15:19).
Sebaliknya, apa yang akan terjadi jika pemuda yang sama terus memperhatikan tuaian? Perlahan-lahan, dia akan bertumbuh dewasa: Seorang pria yang membuat "hari ini"nya menjadi hari ini dan "besok"nya besok (Yakobus 5:12). Seorang pria yang mencabut duri di ladangnya dengan kekuatan yang Allah berikan. Seorang pria yang kesetiaannya dalam tugas terkecil yang tidak diinginkan akan menyebar ke tugas yang terbesar (Lukas 16:10). Seorang pria yang ketekunannya menjadi pohon kehidupan bagi keluarga dan teman, sesama dan rekan kerja.
Orang seperti itu tahu bahwa bahkan bagian terbaik dari kehidupan mencakup seratus tugas yang tidak diinginkan. Hanya dengan melakukan tugas yang tidak diinginkan maka keluarga dapat dibangun, hubungan dipulihkan, persahabatan dipertahankan, janji ditepati, anak-anak dididik dan dibesarkan, gereja ditanam dan ditumbuhkan, dan panggilan terpenuhi. Jadi, dengan setiap petunjuk tentang besok, dia melihat pada tuaian.
Mencabut Duri
Untuk saat ini, kita hidup di tanah yang tertutup duri, di mana tugas-tugas yang tidak diinginkan mengisi daftar tugas setiap hari. Suatu hari Allah kita akan membersihkan tanah itu, dan "sebagai ganti semak duri, akan tumbuh pohon sanobar; dan sebagai ganti jelatang akan tumbuh pohon murad" (Yesaya 55:13, AYT). Namun, untuk saat ini, kita hidup di antara duri. Dan, salah satu cara kita memuliakan Allah adalah dengan mencabut duri hari ini dengan anugerah hari ini.
Akal sehat memanggil kita, karena "tidak ada tugas yang tidak diinginkan akan menjadi kurang diinginkan dengan menundanya sampai besok." Dan terlebih lagi, janji-janji Allah memanggil kita, karena masalah setiap hari datang dengan kekuatan setiap hari, dan pada beberapa besok yang akan datang, benih yang ditanam hari ini akan bertumbuh dalam tuaian yang mulia. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Desiring God |
Alamat situs | : | https://www.desiringgod.org/articles/maybe-tomorrow |
Judul asli artikel | : | 'Maybe Tomorrow' |
Penulis artikel | : | Scott Hubbard |
- Login to post comments