Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Memaknai Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga
Kamis, 14 Mei 2015, umat kristiani di penjuru belahan dunia merayakan Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Khususnya umat kristiani yang ada di Indonesia boleh berbangga hati karena pemerintah Indonesia telah menetapkan hari kenaikan Tuhan Yesus ke surga sebagai hari libur nasional sehingga umat kristiani bisa melaksanakan peribadatan pada hari yang bersejarah itu. Lain halnya di beberapa negara seperti Singapura. Hari kenaikan tersebut bukan hari libur. Itulah sebabnya, perkantoran dibuka seperti biasanya. Kendatipun memang realitas yang kita lihat, bahwa peristiwa kenaikan ini dirayakan tidak semeriah, gaungnya sampai ke mana-mana dalam menyambut hari-hari besar umat kristiani yang lain semisal Natal, Paskah, dll.. Hal ini tidak berarti bahwa peristiwa Natal dan Paskah, lebih agung, lebih mulia, lebih besar, daripada peristiwa kenaikan. Kendatipun mungkin ada umat kristiani yang mempunyai pola pikir seperti itu sehingga terjadilah pengotak-ngotakan dalam menyambut peristiwa ini.
Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke surga merupakan rangkaian peristiwa yang tidak terpisahkan dari peristiwa-peristiwa sebelumnya: kelahiran, kematian, dan kebangkitan. Peristiwa-peristiwa ini ibarat mata rantai yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain. Kelahiran Tuhan Yesus di tengah-tengah dunia tidak akan ada gunanya jika Dia tidak mengalami kematian. Demikian juga halnya dengan kematian-Nya, bahkan yang turun ke dalam kerajaan maut itu, tidak akan berarti apa-apa ketika Tuhan Yesus tidak pernah dibangkitkan dari antara orang mati. Kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang pun tidak akan ada faedahnya jika Dia tidak naik ke surga. Dan, masih ada satu peristiwa lagi yang tidak kalah pentingnya dari keempat peristiwa di atas dan harus digenapi, yaitu tentang kedatangan-Nya yang kedua kali. Jadi ada lima "K" yang harus digenapi dalam diri Tuhan Yesus: kelahiran, kematian, kebangkitan, kenaikan, dan kedatangan. Kenaikan Tuhan Yesus ke surga menjadi puncak pelayanan Tuhan Yesus di bumi.
Berbicara tentang kenaikan Tuhan Yesus ke surga, Alkitab mencatat bahwa sesudah kebangkitan-Nya dari antara orang mati, selama 40 hari Dia berulang kali menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Bahkan, bukan hanya sekadar menampakkan diri, melainkan juga berdialog dan makan bersama-sama dengan mereka. Perbincangan antara Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya berlanjut juga dalam perjalanan menuju Bukit Zaitun dekat Betania. Tentunya, ada maksud Allah mengapa Tuhan Yesus harus menampakkan diri secara berulang-ulang selama 40 hari. Masih segar dalam ingatan, hal mana kematian Tuhan Yesus yang sangat sadis itu telah mengguncang iman para murid sehingga mereka pun hidup tercerai berai, bagaikan domba tanpa gembala, bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Mengapa tidak, guru yang mereka teladani, bangga-banggakan terbujur kaku, mati dengan sadis dan sangat hina (disalib gambaran kematian paling hina). Saat itu, pengharapan para murid telah kandas, cita-cita mereka untuk duduk di sebelah Tuhan Yesus pupus sudah. Itulah sebabnya, para murid kembali ke aktivitasnya masing-masing sebelum mereka dipanggil. Akan tetapi, pemikiran murid-murid berbeda dengan kemahakuasaan Allah. Karena realitasnya berbalik seratus persen. Kematian tidak mampu menahan tubuh Tuhan Yesus di dalam kubur. Dan, pada hari yang ketiga, Dia bangkit dari antara orang mati. Kebangkitan Tuhan Yesus disusul dengan penampakan diri-Nya secara berulang-ulang, tentunya untuk memulihkan iman para murid yang telah guncang itu. Dan, menjelang kenaikan-Nya ke surga, Tuhan Yesus pun berpesan kepada para murid; jangan meninggalkan Yerusalem (Kisah Para Rasul 1:4), dan perintah memberitakan Injil (Markus 16:15).
Memaknai kenaikan Tuhan Yesus ke surga, ada beberapa hal yang perlu kita renungkan sebagai umat-Nya yang sudah ditebus antara lain:
1. Kenaikan Tuhan Yesus Bukanlah Mitos
Alkitab mencatat secara lengkap peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Kita mulai dari Injil Markus 16:19 mengatakan "Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga", sedangkan Injil Lukas 24:51 mengatakan "Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga". Lebih detail lagi dapat kita lihat dalam kitab Kisah Para Rasul 1:9, "Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka". Mari kita bedah ayat ini secara cermat. Dari ketiga kutipan nats Alkitab di atas, kita menemukan kata "mereka" berarti jamak, lebih dari satu. Mari kita hitung-hitungan sebentar. Murid Tuhan Yesus ada 12 orang, pengkhianat satu orang, gantung diri, lalu mati, tinggal 11 orang ditambah lagi beberapa perempuan, serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus (Kisah Para Rasul 1:14). Rasul Paulus mengatakan Dia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus (1 Korintus 15:6). Dengan kata lain, saksi mata yang menyaksikan kenaikan Tuhan Yesus ke surga lebih dari ratusan orang. Saksi mata dalam sebuah peristiwa sangatlah penting. Itu sebabnya, dalam peradilan yang ada di dunia ini pun membutuhkan saksi mata untuk menguatkan suatu peristiwa ataupun persidangan. Tempat kejadian perkara (TKP), yaitu Bukit Zaitun, menjadi saksi bisu terhadap kenaikan-Nya, dan murid-murid Tuhan Yesus, menjadi saksi mata yang menyaksikan secara langsung peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke surga.
Dari fakta-fakta di atas, jelaslah bahwa pandangan yang mengatakan bahwa para murid sedang berhalusinasi mengenai kenaikan Tuhan Yesus, bahkan mengenai kebangkitan-Nya dari kematian. Hal mana ketika Tuhan Yesus mati disalibkan, maka para murid mengalami kesedihan dan traumatis yang amat sangat sehingga para murid mencoba berhalusinasi guna menyemangati diri mereka sendiri. Yang menjadi pertanyaan, mungkinkah ratusan orang sekaligus berhalusinasi? Di sisi lain, ada pandangan yang mengatakan bahwa peristiwa kenaikan merupakan sebuah mitos. Tidak benar bahwa Dia bangkit dari antara orang mati apalagi naik ke surga. Kedua pandangan ini tidak mempunyai dasar yang benar, sebab peristiwa kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus ke surga ada saksi mata yang menyaksikan peristiwa itu. Bahkan, antara pribadi yang mengalami kebangkitan dan kenaikan dengan mereka yang menyaksikan kebangkitan dan kenaikan itu ada dialog yang sangat intens di antara mereka.
2. Kenaikan Tuhan Yesus untuk Menyediakan Tempat
Yohanes 14:2-3 mengatakan "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada".
Kehadiran Tuhan Yesus di tengah-tengah dunia untuk menyelamatkan manusia dari maut. "Sebab upah dosa ialah maut" (Roma 6:23). Karya keselamatan Allah yang dikerjakan di dalam Tuhan Yesus merupakan karya keselamatan yang holistik. Artinya, Yesus bukan hanya sekadar menyelamatkan manusia yang ditebusnya, tetapi juga menyediakan tempat bagi mereka yang sudah diselamatkan itu. Tempat tinggal yang disediakan Tuhan Yesus dikatakan banyak. Tentunya, sebanyak manusia yang diselamatkan itu sehingga tidak ada satu orang pun yang terbengkalai, yang tidak kebagian tempat tinggal, itu cukup untuk setiap kita. Setelah Tuhan Yesus menyedikan tempat itu, maka Dia akan kembali ke dunia dengan tujuan untuk membawa setiap orang yang percaya kepada-Nya sehingga di mana Yesus berada, orang-orang yang Dia selamatkan itu pun ada di sana. Ini janji Tuhan Yesus kepada mereka, tentunya kepada kita juga sehingga kita semakin bersungguh-sungguh dalam memuji dan memuliakan nama-Nya karena pengharapan kita tidak pernah sia-sia, sebab Dialah jaminan kita. Dia yang telah datang dari surga, Dia juga yang akan membawa kita ke sana. Hanya pribadi yang datang dari surgalah yang mampu membawa manusia ke surga. "Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia." (Yohanes 3:13) "Kata Yesus kepadanya: 'Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.'" (Yohanes 14:6) Dengan cara yang sederhana, Yesus menjelaskan bahwa Dia adalah Jalan menuju kepada Bapa, menuju surga. Dan, tanpa melalui Yesus, tidak ada yang dapat mencapai surga. Jika Yesus tidak kembali ke surga, kita tidak akan dapat masuk ke surga, sebab kita perlu Penuntun agar kita tidak kesasar dalam perjalanan kita menuju surga. Yesus mampu menuntun kita ke surga sehingga tidak mungkin kesasar apalagi tidak sampai.
Tempat yang disediakan oleh Tuhan Yesus adalah suatu tempat yang riil, nyata, bukanlah samar-samar. Sebab, ada beberapa pandangan yang mengatakan bahwa surga adalah "sikap pandang", "suatu mimpi", "kebijaksanaan", "suatu perasaan". Namun, Alkitab menyaksikan bahwa surga adalah rumah yang akan kita tinggali dan sebagai kota yang kita diami dan sifatnya permanen, artinya selama-lamanya bukanlah beberapa tahun.
Tentunya, kita merindukan tempat itu. Harapan kita untuk bersama-sama dengan Tuhan Yesus adalah sangat besar karena memang dunia ini bukanlah tempat setiap manusia yang sudah ditebus-Nya. Tempat kita yang sesungguhnya adalah rumah Bapa. Sebab, di sini, kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang (Ibrani 13:14).
3. Kenaikan Tuhan Yesus Menunjukkan Betapa Pentingnya Pengabaran Injil
Pekabaran Injil menjadi sentral pelayanan Tuhan Yesus selama berada di dunia. Itu sebabnya sebelum Dia terangkat ke sorga, Tuhan Yesus berpesan kepada para murid untuk memberitakan Injil. Perintah memberitakan Injil itu dapat kita lihat dalam: Markus 16:15, "Lalu Ia berkata kepada mereka: 'Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.'" Matius 28:19, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus." Kisah Para Rasul 1:8, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Dari beberapa kutipan nats Alkitab di atas, Tuhan Yesus sebelum kenaikan-Nya ke surga memberikan perintah kepada para murid-murid-Nya agar menjadi saksi-Nya. Hal itu dimulai dari tempat mereka berada (Yerusalem) sampai ke ujung bumi. Dengan demikian, tidak ada daerah atau kota di mana Injil tidak diberitakan. Jadi, dari hal di atas, kita melihat bahwa penginjilan bukan sesuatu yang boleh ada atau tidak, pengabaran Injil bukanlah menjadi sebuah opsi pilihan mau atau tidak mau. Tugas memberitakan Injil diberikan oleh Yesus sebagai sebuah keharusan. Itu juga yang pernah ditegaskan oleh rasul besar bernama Paulus. "Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil." (1 Korintus 9:16b)
Perintah untuk mengabarkan Injil bukan disampaikan hanya kepada orang tertentu. Artinya, perintah itu menjadi tugas dan tanggung jawab semua orang yang sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Untuk menjadi saksi, tidak ditujukan hanya untuk pendeta, majelis gereja, atau pun para pelayan Tuhan. Selanjutnya, menjadi saksi ataupun memberitakan Injil itu tidak harus membawa-bawa Alkitab ke mana kita pergi. Dengan cara sangat sederhana pun, kita bisa menjadi saksi, memberitakan Injil, yakni lewat pola hidup kita sehari-hari. Kalau Anda dipercaya Tuhan sebagai seorang pemimpin, jadilah seorang pemimpin yang baik bagi bawahan Anda. Jika Anda sebagai seorang pekerja, bekerjalah seperti Anda berbuat kepada Tuhan. Ini contoh sederhana menjadi saksi ataupun mengabarkan Injil. Jadilah saksi-saksi Tuhan Yesus kapan dan di mana pun kita berada. Amin.
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Jawaban.com |
URL: | : | https://www.jawaban.com/read/article/id/2015/05/14/58/150513141307/artikel_pembaca_memaknai_kenaikan_tuhan_yesus_ke_surga |
Judul artikel | : | Memaknai Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga |
Penulis artikel | : | Pdm. Joel Nababan, S.Th |
- Login to post comments