Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Lima Kebenaran tentang Inkarnasi
Natal adalah tentang inkarnasi Yesus. Singkirkan musim kegiatan dan kesibukan, pohon-pohon, kue-kue, kelebihan berat badan, dan yang tersisa adalah kisah kelahiran yang sederhana sekaligus realitas yang memesona -- inkarnasi Anak Allah yang kekal.
Inkarnasi ini, Allah sendiri menjadi manusia, adalah sebuah fakta yang mulia yang terlalu sering diabaikan, atau dilupakan, di tengah semua kado, kumpul-kumpul, pertunjukan yang indah, dan hadiah-hadiah. Karena itu, kita akan merenungkan secara mendalam tentang inkarnasi, terutama pada hari ini.
Berikut adalah lima kebenaran alkitabiah tentang inkarnasi.
1. Inkarnasi Bukanlah Awal Mula Anak Ilahi
Kehamilan perawan dan kelahiran di Betlehem tidak menandai awal mula dari Anak Allah, melainkan menandai masuknya Anak yang kekal itu ke dunia kita secara fisik dan menjadi salah satu dari kita. John Murray menulis, “Doktrin inkarnasi dilemahkan jika diterima sebagai awal mula adanya pribadi Kristus. Inkarnasi berarti bahwa Dia yang tidak pernah mulai ada dalam identitas khusus-Nya sebagai Anak Allah, mulai menjadi apa yang secara kekal Dia bukan itu” (dikutip dari karya John Frame, Systematic Theology, 883).
2. Inkarnasi Menunjukkan Kerendahan Hati Yesus
Yesus bukanlah raja seperti pada umumnya. Yesus tidak datang untuk dilayani. Sebaliknya, Yesus datang untuk melayani (Markus 10:45). Kerendahan hati-Nya ditunjukkan secara penuh sejak awal sampai akhir, mulai dari Betlehem sampai Golgota. Paulus bermegah dalam kerendahan hati Kristus ketika dia menulis bahwa “walaupun memiliki rupa Allah, Ia tidak menganggap kesetaraan-Nya dengan Allah itu sebagai sesuatu yang harus dipertahankan. Sebaliknya, Ia membuat diri-Nya tidak memiliki apa-apa dan menghambakan diri sebagai budak untuk menjadi sama dengan rupa manusia. Dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia merendahkan diri-Nya dengan taat sampai mati, bahkan mati di atas kayu salib” (Filipi 2:6-8).
3. Inkarnasi Menggenapi Nubuatan
Inkarnasi bukanlah kejadian acak atau kebetulan. Itu diramalkan dalam Perjanjian Lama dan selaras dengan rencana kekal Allah. Mungkin teks paling jelas yang meramalkan Mesias akan menjadi manusia dan juga Allah adalah Yesaya 9:6, “Sesungguhnya, seorang anak telah lahir bagi kita, seorang putra telah dikaruniakan bagi kita, dan pemerintahan akan ada di bahunya; nama-Nya akan disebut: ‘Penasihat Ajaib’, ‘Allah Yang Mahakuasa’, ‘Bapa Yang Kekal’, ‘Raja Damai’”.
Dalam ayat ini, Yesaya melihat seorang putra yang akan dilahirkan, tetapi Dia bukanlah seorang putra yang biasa. Nama-nama-Nya yang luar biasa -- Penasihat Ajaib, Allah yang Mahakuasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai -- menunjuk kepada keilahian-Nya. Dan, ketika dinyatakan secara bersamaan -- kelahiran putra itu dan nama-nama-Nya -- semua itu menunjukkan keberadaan-Nya sebagai Allah-manusia, Yesus Kristus.
4. Inkarnasi Itu Misterius
Kitab suci tidak memberi kita semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita. Beberapa hal tetap misterius. “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan Allah kita,” tulis Musa, “tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan Taurat ini” (Ulangan 29:29).
Menjawab tentang bagaimana satu pribadi bisa sepenuhnya Allah dan juga sepenuhnya manusia bukanlah pertanyaan yang dijadikan fokus oleh Kitab Suci. Bapa-bapa gereja mula-mula melestarikan misteri ini di Council of Chalcedon (451 M) ketika mereka menulis bahwa Yesus “diakui dalam dua natur (Allah dan manusia), tanpa kebingungan, tanpa perubahan, tanpa pembagian, tanpa pemisahan; pembedaan natur tidak mungkin dibatalkan oleh penyatuan, tetapi sifat dari masing-masing natur dipertahankan dan muncul bersama-sama membentuk satu pribadi atau kehidupan. Bukan dibagi atau dipisah menjadi dua pribadi, melainkan satu dan Anak yang sama dan satu-satunya Anak Allah Sang Firman, Tuhan Yesus Kristus.”
5. Inkarnasi Itu Diperlukan untuk Keselamatan
Inkarnasi Yesus tidak dengan sendirinya menyelamatkan, tetapi merupakan kaitan yang sangat penting dalam rencana penebusan Allah. John Murray menjelaskan, “Rasul Paulus adalah darah yang memiliki kemanjuran dan nilai yang diperlukan oleh karena fakta bahwa Dia yang adalah Anak, cahaya kemuliaan Bapa dan gambaran yang sempurna dari sifat-Nya, menjadikan diri-Nya sendiri juga memiliki darah dan daging sehingga mampu dengan satu pengorbanan menyempurnakan semua orang yang disucikan” (Redemption Accomplished and Applied, 14).
Penulis Ibrani juga menulis bahwa Yesus “harus menjadi seperti saudara-saudara-Nya, supaya Ia dapat menjadi Imam Besar yang penuh belas kasihan dan setia dalam pelayanan kepada Allah. Dengan demikian, Ia dapat membawa penebusan atas dosa-dosa umat” (Ibrani 2:17).
Inkarnasi menunjukkan kebesaran Allah. Allah kita adalah Allah yang kekal yang lahir di kandang, bukan Allah yang jauh dan menarik diri; Allah kita adalah Allah yang rendah hati dan memberi, bukan Allah yang egois atau suka merebut; Allah kita adalah Allah yang bertujuan dan merencanakan, bukan Allah yang sembarangan atau reaksioner; Allah kita adalah Allah yang jauh di atas kita dan yang jalan-jalan-Nya bukanlah jalan kita, bukan Allah yang bisa kita batasi dan kendalikan; dan Allah adalah Allah yang menebus kita dengan darah-Nya, bukan Allah yang meninggalkan kita dalam keberdosaan kita. Allah kita benar-benar hebat! (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Desiring God |
Alamat situs | : | https://www.desiringgod.org/articles/five-truths-about-the-incarnation |
Judul asli artikel | : | Five Truths About the Incarnation |
Penulis artikel | : | Joseph Scheumann |
Tanggal akses | : | 5 November 2018 |
- Login to post comments