Home » Bahan Pembina » Enam Kegiatan yang Membantu Anda Mengajar Anak-Anak Anda tentang Hari Reformasi
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Enam Kegiatan yang Membantu Anda Mengajar Anak-Anak Anda tentang Hari Reformasi
Pada 31 Oktober 1517 di Wittenberg, Jerman, Martin Luther memakukan 95 Dalil tentang Kuasa dari Surat Indulgensi di pintu Gereja Istana. “Dalil itu memperdebatkan dan mengkritik gereja dan Paus, tetapi memusatkan perhatian pada penjualan surat indulgensi dan kebijakan politik tentang api penyucian, penghakiman khusus, dan otoritas Paus.” (Wikipedia) Gereja Katolik telah melakukan banyak kejahatan, dan tindakan Martin Luther ini, meskipun bukan usaha pertama Reformasi, merupakan percikan api yang menyalakan api berdirinya Gereja Protestan.
Mungkin Anda bertanya mengapa suatu perpecahan dalam gereja menjadi sesuatu yang dirayakan? Bukankah kita seharusnya menyambut baik kesatuan daripada perpecahan?
Kesatuan dalam gereja adalah hal yang sangat baik dan bahkan diperintahkan (Filipi 2:2), tetapi demikian pula halnya dengan memisahkan gandum dari rumput liar (Matius 13). Gereja akan selalu perlu menyaring selama kita ada di bumi ini. Bangku-bangku gereja dan bahkan mimbar-mimbar diisi oleh orang-orang yang berdosa, beberapa diselamatkan oleh anugerah dan yang lainnya tidak. Kejahatan tidak bisa dan tidak akan ditoleransi dalam tubuh Kristus.
Sebuah Hari yang Layak untuk Dirayakan
Kita merayakan Hari Reformasi karena itu melambangkan pernyataan kembali satu-satunya Injil yang benar yang telah hilang di gereja Katolik dan digantikan dengan tradisi dan ajaran manusia. Kita merayakan bahwa ada orang-orang yang bersedia untuk menghadapi murka dan penghakiman manusia daripada mengingkari hati nurani yang sesuai dengan Roh Kudus dan Kitab Suci. Kita merayakan keberanian untuk memproklamasikan kebenaran Allah saat berhadapan dengan bahaya yang nyata. Kita merayakan gerakan yang menempatkan firman Allah di tangan orang-orang percaya untuk dipelajari sendiri oleh mereka sehingga mereka bisa diajar oleh Allah sendiri, daripada harus melalui kata-kata imam sebagai Injil. Kita merayakan Hari Reformasi karena itu adalah satu lagi kesaksian akan kesetiaan Allah.
Ya, Reformasi benar-benar membawa perpecahan. Keterpisahan dari gereja palsu dengan Injil palsu, meski melewati penderitaan dan kehilangan, dan menyatakan kembali Injil yang benar merupakan alasan untuk merayakannya. Ya, terdapat sangat banyak pembagian dan denominasi yang muncul dari Reformasi, dan sementara kita mendambakan kesatuan dalam tubuh Kristus, kita merayakan kebebasan untuk mengikuti Kristus menurut hati nurani yang seturut dengan Kitab Suci, dan bukan dipaksa untuk melakukannya menurut rencana dan tradisi manusia yang dengan sendirinya mengingkari Injil yang benar.
Perpecahan dan perang yang terjadi akibat Reformasi bukanlah keinginan dari para reformator, tetapi karena gereja yang menolak untuk diberi tahu oleh Kitab Suci dan tidak mau menerima adanya keraguan akan keabsahan dan kekuasaannya. Para reformator disebut reformator karena mereka mengusahakan reformasi di gereja Katolik; mereka tidak memulainya dengan maksud memisahkan, tetapi dengan tujuan memurnikan dan membangkitkan gereja yang ada di sana. Respons gereja Katolik adalah mengutuk semua pertanyaan tentang hukum dan tradisi, menolak bahkan untuk memperdebatkan bobot argumen dari Kitab Suci, dan menyatakan bahwa setiap orang yang tidak mau menerima keputusan itu dikutuk masuk neraka. Kita merayakan bahwa Allah membangkitkan orang-orang seperti mereka pada masa-masa seperti masa Reformasi; kita memuji Allah yang menjadikan mereka setia kepada Injil apa pun risikonya dengan kuasa keselamatan dari Allah.
Bagaimana Anda Merayakan Hari Reformasi?
Banyak keluarga, termasuk keluarga saya, memilih memanfaatkan 31 Oktober sebagai hari untuk memperingati dan merayakan percikan api yang menyalakan semangat gereja Allah. Saya suka hari ini. Saya suka bermain permainan yang menolong anak-anak untuk belajar dan mengingat pentingnya fakta-fakta tentang masa ini dalam sejarah. Saya suka menceritakan apa yang terjadi pada waktu itu. Saya suka membuat hari ini menyenangkan dan bermanfaat bagi anak-anak saya.
Jadi, saya memulai persiapan saya untuk hari yang spesial ini saat saya menjadi orang percaya. Saya sadar bahwa saya hanya menggunakan hari ini sebagai pengganti hari Halloween (Baca The Four Things Halloween Teaches Our Children). Saya sangat ingin menjadikan “perayaan” saya lebih bermakna daripada “perayaan dunia”. Saya pun tahu inilah waktunya untuk melakukan pemeriksaan hati.
Saya masih ingin merayakan, tetapi saya ingin merayakan hari Reformasi sebagai seorang Kristen.
Saya perlu menyusun kembali. Saya memulai dengan beberapa pertanyaan, beberapa pertanyaan untuk mengungkapkan motif saya.
- Apa yang saya inginkan untuk diingat dan dimengerti oleh anak-anak saya tentang hari ini?
- Apakah ini akan lebih banyak tentang Allah atau tentang manusia?
- Apakah ini akan menyampaikan Injil kepada anak-anak saya?
- Apakah saya memberi makan jiwa mereka atau nafsu mereka untuk mendapat hiburan?
Saya ingin anak-anak saya melihat pada hari ini hal-hal yang sama yang saya harap bisa saya tunjukkan kepada mereka setiap hari, yaitu Injil. Saya ingin mereka tahu bahwa Allah sedang bekerja dalam gereja-Nya dan di dalam dunia yang diciptakan-Nya. Saya ingin anak-anak saya melihat Roh Kudus yang bekerja dalam diri Martin Luther. Saya tidak mau hari ini menjadi pemujaan pahlawan Martin Luther. Luther sendiri berkata, “Siapakah Luther? Doktrinnya bukan milik saya. Saya telah disalibkan bukan untuk siapa-siapa.”
Dengan prioritas saya yang baru saja disucikan (dan selalu perlu disucikan) dalam pikiran saya, sekarang saya membuat rencana sesuai dengan itu. Berikut adalah ringkasan singkat tentang apa yang sudah saya rencanakan sejauh ini. Sebuah daftar tentang bahan-bahan dan petunjuk untuk setiap kegiatan tersedia di bagian akhir.
- Membaca biografi Martin Luther. Ini terlihat aneh setelah sebelumnya saya tidak mau terjadi pemujaan-pahlawan. Akan tetapi, tujuan saya membaca biografi ini adalah untuk menunjukkan kepada anak-anak saya sebuah kisah “hidup yang nyata” tentang kemampuan Allah memakai manusia biasa yang berdosa untuk mendatangkan penyucian dalam gereja-Nya dan dunia. Kita adalah alat-alat di tangan Sang Tuan, dan Martin Luther adalah contoh utama untuk palu Allah yang meruntuhkan tembok-tembok mengandalkan diri sendiri dan memuja diri sendiri.
- Memakukan dalil di pintu. Menggunakan waktu untuk membaca BEBERAPA dalil dengan anak-anak saya dan menunjukkan keinginan Luther untuk mendasarkan tindakan-tindakan kita hanya pada Kitab Suci, dan bagaimana kita pun sebaiknya menceritakan keinginan dan semangat untuk menekankan pentingnya Kitab Suci dalam tindakan kita.
- Mendiskusikan/menghafalkan lima Sola. Tampaknya, ini akan menjadi hal yang kita lakukan bersama-sama pada saat dilakukan ibadah keluarga pada malam hari. Pilih masing-masing sola dan diskusikan apa pentingnya dan artinya masing-masing.
- Permainan memasang janggut pada sang teolog. Saya harus jujur, kegiatan ini hanyalah untuk bersenang-senang!
- Mewarnai mawar Luther dan mendiskusikan lambang dari masing-masing warna.
- Kegiatan mencetak. Kegiatan ini memiliki dua tujuan. Pertama, untuk menunjukkan anugerah Allah dengan menggunakan zaman ini dan orang-orang seperti mereka, dan karunia serta talenta mereka untuk menemukan mesin cetak sehingga memungkinkan firman-Nya menjadi sebuah bentuk yang bisa dibaca dan dipelajari. Kedua, untuk mempelajari tentang sejarah dunia percetakan dan bagaimana mesin cetak Gutenberg digunakan pada zaman Reformasi.
Kegiatan 1: Membaca tentang Martin Luther
When Lightening Struck oleh Danika Cooley. Kami membacanya pada Oktober lalu dan menyukainya! Bacalah ulasan lengkap saya DI SINI.
Kegiatan 2: 95 Dalil
Yang Anda butuhkan:
- 95 dalil yang dicetak (Anda bisa menemukan versi 95 dalil yang bisa dicetak DI SINI.
- Palu mainan
- Isolasi
- Pintu
Petunjuk: Cetak daftar 95 dalil (saya membakar ujung kertasnya dan mengulaskan sisa minuman kopi di ujung-ujungnya untuk membuat kertasnya tampak sobek-sobek dan lusuh), gulung isolasi dan tempelkan pada bagian belakang kertas, lalu biarkan anak-anak untuk “memakukan” dalil itu ke sebuah pintu.
Kegiatan 3: Lima Sola
Apa sajakah Lima Sola itu?
- Sola Scriptura (Hanya Kitab Suci: 2 Timotius 3:16-17)
- Sola Gratia (Hanya Anugerah: Efesus 2:8-9)
- Sola Fide (Hanya Iman: Galatia 3:11)
- Solus Christus (Hanya Kristus: 1 Timotius 2:5)
- Soli Deo Gloria (Kemuliaan hanya bagi Allah: 1 Petrus 4:11).
Yang Anda butuhkan:
- Kartu
- Pena
- Alkitab
Petunjuk: Tulislah setiap Sola pada sebuah kartu dengan ayat-ayat yang mendukung masing-masing sola di belakangnya. Lalu, pada waktu mazbah keluarga, diskusikan ayat-ayat Kitab Sucinya dan praktikkan mengucapkan sola-sola itu bersama-sama. Pastikan untuk menyanyi A Mighty Fortress is our God yang ditulis oleh Martin Luther pada hari itu.
Kegiatan 4: Permainan Memasang Janggut pada Sang Teolog
Yang Anda butuhkan:
- Kertas untuk mencetak
- Isolasi
- Tembok
Petunjuk: Ikuti petunjuk permainan yang ada DI SINI.
Kegiatan 5: Mewarnai Mawar Luther
Yang Anda butuhkan:
- Kertas untuk mencetak
- Krayon/spidol
Petunjuk: Cetak lembar mewarnai DI SINI. Tentukan warna yang tepat untuk masing-masing bagian dan jelaskan artinya saat mereka mewarnai masing-masing bagiannya.
Kegiatan 6: Johannes Gutenberg dan Mesin Cetak
Yang Anda butuhkan:
- Huruf-huruf yang terbuat dari gabus, kertas
- Papan kayu (atau sesuatu yang mirip)
- Perekat
- Cat/tinta
- Kuas/penyeka katun
Petunjuk: tempelkan perekat di balik huruf-huruf (Anda bisa membuat pesan apa saja yang Anda inginkan), tempelkan huruf pada papan kayu, gosokkan cat/tinta pada huruf-huruf, tekan kertas ke hurufnya, angkat perlahan untuk melihat pesannya. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Talking Mom 2 Mom |
Alamat situs | : | https://www.talkingmom2mom.com/celebrating-reformation-day-like-christian |
Judul asli artikel | : | 6 Activities To Help You Teach Your Children About Reformation Day |
Penulis artikel | : | Lindsey S |
Tanggal akses | : | 23 September 2018 |
- Login to post comments