Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Martin Luther
Diringkas oleh : Amidya
Martin Luther adalah seorang Reformator Gereja atau pemimpin gerakan reformasi gereja yang terjadi pada tanggal 31 Oktober 1517. Namun gerakan reformasi itu sendiri sebenarnya sudah dirintis jauh sebelum Luther, oleh tokoh-tokoh seperti Johanes Wycliffe yang biasa disebut 'Bintang Fajar Reformasi', Desiderius Erasmus dan Johanes Huss.
Kehidupan Luther
Martin Luther lahir di Langestrasse, Eislaben, Jerman, pada tanggal 10 November 1483. Ibunya bernama Margarethe Lindeman dan ayahnya bernama Hans Luther, seorang yang bekerja di tambang. Kemudian ia dibaptis dengan nama 'Martinus'. Luther adalah seorang pemuda yang cerdas dan saleh, ia dididik dengan disiplin oleh orang tuanya. Ayahnya memimpikan suatu saat nanti Luther menjadi seorang yang hukum yang memiliki jabatan tinggi. Akan tetapi, tiba-tiba terjadilah perubahan yang besar dalam hidup Luther. Pada siang hari, dalam perjalanan menuju Erfurt, hujan turun dengan sangat lebat, dan kilat menyambar-nyambar. Pada saat itu ia berteriak "Santa Anna, selamatkanlah aku! tolonglah aku, maka aku akan memberikan diriku menjadi seorang rahib!"
Janji itu ditepatinya setelah ia berhasil pulang dengan selamat ke Erfurt. Teman-temannya menasihati dia untuk mempertimbangkan kembali keputusannya. Ayahnya sangat marah dan kecewa dengan keputusan Luther. Namun Luther tetap tegar dengan keputusannya yang semula. Dia masuk ke dalam sebuah ordo yang memiliki aturan paling keras di antara ordo-ordo lainnya, yaitu ordo Eremit Augustin.
Namun selama di dalam biara, ia terbentur dengan sebuah problematika yang tidak mampu ia jawab. Biara yang menurut sangkaan orang banyak pada saat itu adalah sebagai tempat dan jalan terbaik untuk memperoleh keselamatan, ternyata tidak berlaku baginya. Karena justru di dalam biara, ia mengalami rasa takut yang luar biasa akan hari kiamat dan menguatirkan keselamatan dirinya dari hukuman murka Allah. Meskipun ia sendiri telah melakukan segala amalan dan mengekang diri dari segala perbuatan yang mungkin dilakukan oleh seorang manusia, tetapi damai dan ketentraman hati malah semakin menjauh darinya. Amalan yang dikerjakannya adalah, berdoa selama berjam-jama, berpuasa berhari-hari, melakukan pencambukan diri, menolak jatah selimut yang hampir membuat dia mati beku. Ia menghukum tubuhnya sedemikian hebat, sehingga dalam sebuah komentarnya ia berani menyatakan , "Jika ada seorang rahib yang masuk surga karena keberadaannya sebagai rahib, maka orang itu adalah saya. Dan saudara-saudara saya dalam biara mengenal sayapun menegaskan apa yang saya katakan hari ini!" Setelah itu semua, Luther mulai insyaf bahwa segala amal manusia meski sangat baik dan saleh sekalipun, tidak berharga di hadapan Allah. Karena Tuhan tidak melihat perbuatan tetapi kedalaman hati manusia. Ia mulai sadar akan kesalahannya, ia sadar memang seolah-olah dirinya telah melakukan segala kesalehan, namun yang ia lakukan sesungguhnya untuk kepentingan diri sendiri, yaitu supaya dirinya selamat, bukan untuk kemuliaan Allah.
Akhirnya Luther menemukan titik terang untuk menjawab kegalauan hatinya tersebut. Roma 1:16-17 menjawab bahwa keselamatan itu adalah anugerah Allah bukan usaha selain dianggap bisa menghapuskan dosa pribadi juga dosa saudara-saudara mereka yang sedang ada dalam api penyucian.
Gerakan Reformasi Martin Luther
Kini keinginan untuk memperbaiki gereja dari cara hidup yang tidak benar, sudah tidak dapat lagi dibendung dalam hati Martin Luther. Pada tanggal 31 Oktober 1517, ia memasang sebuah kertas yang berisi 95 dahlil tentang surat penghapusan dosa (indulgensia), di depan pintu sebuah kampus di Wittenberg. Apa yanag dilakukan Luther ini sesungguhnya biasa dilakukan oleh orang-orang pada masa itu, jika seseorang ingin menarik perhatian orang banyak terutama para kaum cendekiawan untuk berdebat ataupun bertukar pikiran tentang suatu masalah, karena pada saat itu belum ada yang namanya majalah teologi. Namun karena isinya yang begitu keras menentang para klerus, maka 95 dahlil yang ditempelkan Luther justru menuai badai kemarahan dari pihak gereja, dan oleh karena itu pula Luther terpaksa disembunyikan oleh orang-orang yang bersimpati kepadanya.
Respon dari rakyat Jerman sendiri terhadap reformasi yang digerakkan Luther sangat positif, mereka sangat antusias mendukung karena mereka sudah jemu dengan sikap para Klerus dan gereja. Bagi mereka, inilah saatnya untuk mematahkan belenggu dari pihak Italia, tempat Paus bertakhta.
Pengaruh Reformasi
Perubahan-perubahan yang terjadi setelah reformasi terhadap kehidupan bergereja antara lain:
-
Penggunaan bahasa Latin diganti dengan bahasa Jerman yang lebih dimengerti oleh rakyat.
-
Khotbah menjadi titik sentral ibadah.
-
Jemaat mulai dilibatkan dalam ibadah.
-
Jemaat turut menyanyikan puji-pujian rohani dan mazmur, sehingga iman jemaat lebih bertumbuh.
Selain itu, Luther juga menerjemahkan Alkitab bahasa Latin ke dalam bahasa Jerman supaya orang banyak bisa belajar firman. Sampai sekarang terjemahan tersebut dianggap sebagai salah satu versi yang paling baik. Bahkan terjemahan bahasa Jerman yang dihasilkan Luther juga menjadi dasar bahasa Jerman yang modern pada saat ini.
Diringkas dari:
Judul Buletin | : | Buletin Komisi Remaja GKI Gunsa Shining Star |
Judul Artikel | : | Reformasi atau Mati |
Penulis | : | P. Hadi |
Penerbit | : | GKI Gunsa, Jakarta 2003 |
Halaman | : | 11-15 |
- Login to post comments