Home » Kiat Pembina » Bagaimana Membangun Komunitas Remaja yang Sehat dalam Gereja?
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Bagaimana Membangun Komunitas Remaja yang Sehat dalam Gereja?
Ditulis oleh: Amidya
Komunitas berarti kelompok orang yang hidup saling berinteraksi di dalam daerah tertentu, atau kelompok orang yang memiliki kesamaan, misalnya kesamaan hobi, kesamaan tujuan, atau kesamaan pekerjaan. Komunitas yang sehat adalah komunitas yang anggota-anggotanya saling memberikan kontribusi yang positif dan bernilai, baik bagi komunitas itu sendiri maupun lingkungan di luar komunitasnya. Bagi remaja, komunitas memiliki daya tarik tersendiri karena selain mereka bisa mengekspresikan kesukaan dan minat mereka, mereka juga belajar untuk menemukan jati diri mereka dalam masyarakat.
Bagaimana dengan remaja Kristen? Apakah perlu ada komunitas khusus untuk remaja Kristen dalam gereja? Bagaimana komunitas-komunitas yang sehat bagi remaja bisa dibentuk dan diadakan di gereja? Sebelumnya, mari kita melihat beberapa ciri komunitas/persekutuan/perkumpulan yang baik menurut Robert E. Slave dalam bukunya yang berjudul Cooperative Learning, di antaranya:
- Komunitas yang baik adalah komunitas yang membawa anggotanya bisa menjadi diri sendiri serta terbuka terhadap segala masukan dan kritik.
- Komunitas yang baik adalah komunitas yang menunjukkan simpatinya kepada sesama anggota komunitas, bukan saat senang saja, tetapi juga saat susah.
- Komunitas yang baik adalah komunitas yang mempunyai belas kasihan terhadap sesama dan selalu mengajak anggotanya peduli terhadap beban sesama.
Lalu, komunitas apa saja yang dapat dibentuk dan diikuti oleh remaja di gereja?
Kelompok Tumbuh Bersama (KTB)
Kelompok Tumbuh Bersama adalah sekelompok orang-orang yang bersama-sama belajar firman Tuhan. Kelompok seperti ini biasanya terdiri dari 3-6 orang. Kelompok Tumbuh Bersama dapat dibentuk oleh gereja dan menerapkan sistem belajar Alkitab kepada para remaja. Melalui komunitas ini, remaja didorong untuk cinta akan firman Tuhan, bertumbuh bersama dalam komunitas remaja yang percaya Kristus, dan lebih dari itu, secara bertahap para remaja sedang dididik untuk mengalami pertumbuhan iman dalam pengajaran alkitabiah.
Kelompok Remaja Berdoa
Dalam gereja, pembina remaja dapat pula menggerakkan para remaja untuk membentuk satu kelompok doa. Pembina dapat mengagendakan jadwal untuk semua remaja dalam satu gereja dapat berdoa bersama. Dari kelompok ini, kita dapat menolong remaja untuk membentuk satu identitas remaja Kristen, yaitu remaja yang suka berdoa. Mazbah doa, jaringan doa, dan menara doa adalah beberapa komunitas remaja berdoa yang dapat dilakukan dalam gereja.
Komunitas Guru Sekolah Minggu
Remaja adalah sumber daya yang dapat dipergunakan untuk menolong dan melayani dalam sekolah minggu. Semangat yang tinggi, spontanitas, dan ide-ide yang baru merupakan kontribusi besar yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan sekolah minggu. Pembina sekolah minggu dapat melibatkan anak-anak remaja untuk turut serta melayani dalam sekolah minggu. Dalam komunitas ini, para remaja bisa mendapatkan training mengenai pelayanan anak. Dengan demikian, setiap remaja tidak hanya dipersiapkan untuk melayani, tetapi juga dipersiapkan sebagai generasi penerus sebuah gereja.
Komunitas Remaja Kristen Peduli Lingkungan
Selain komunitas yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan rohani, gereja dapat pula membentuk sebuah komunitas remaja yang peduli lingkungan. Gereja berada di tengah-tengah lingkungan. Untuk itu, setiap jemaat dapat digerakkan untuk cinta lingkungan dan sadar lingkungan. Remaja dapat digalakkan untuk peduli terhadap lingkungannya, minimal di area gereja. Kegiatannya dapat berupa membersihkan lingkungan gereja, menanam pohon, memberikan penyuluhan tentang lingkungan yang sehat kepada warga sekitar, dll.. Dengan demikian, gereja akan mampu menjadi terang di tengah-tengah masyarakat dan para remaja juga dibina menjadi remaja yang peduli dengan lingkungan di mana mereka tinggal.
Komunitas Teknologi Informasi Remaja Kristen
Abad ke-21 adalah zaman teknologi informasi (TI). Gereja saat ini pun perlu memikirkan bagaimana penerapan TI ini bisa dipakai dalam gereja. Gereja bisa memanfaatkan anak-anak muda yang senang melakukan kegiatan/kreasi yang berhubungan dengan TI dengan membentuk komunitas TI dalam gereja. Melalui komunitas ini, anak-anak muda bisa diarahkan untuk menggunakan TI bagi kemuliaan Tuhan dan menerapkannya dimulai dari gereja. Remaja dapat diberikan training mengenai TI, diskusi mengenai TI, dan dilibatkan dalam pelayanan TI/multimedia di gereja.
Banyak cara yang dapat gereja lakukan untuk membina para remaja. Dalam komunitas-komunitas yang ada, gereja dapat memfasilitasi apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan para remaja. Lebih dari itu, remaja yang berada dalam komunitas dapat melakukan kegiatan yang positif. Mereka tidak mengikuti arus pergaulan remaja pada masa sekarang ini, tetapi mereka dapat menyalurkan kreativitas dalam komunitas dan mereka dipersiapkan gereja sebagai generasi penerus dalam komunitas tersebut.
Bimbingan yang dapat diberikan kepada remaja adalah membantu mengevaluasi setiap permasalahan yang sulit dipecahkan dalam komunitas, memantau perkembangan, dan memberikan motivasi melalui renungan/firman apabila komunitas tersebut merupakan komunitas yang berhubungan dengan kegiatan agama kristen. Membantu dalam proses evaluasi kinerja komunitas yang sudah berjalan agar dapat bertahan dan terus berkembang. Dengan demikian, ide, tenaga, dan "passion" dari para remaja dapat disalurkan dalam kegiatan-kegiatan yang bernilai. Gereja menyediakan komunitas, sedangkan remaja yang akan menggerakkan komunitas itu. Dengan demikian, remaja memiliki komunitas yang baik dan sehat dalam gereja.
Sumber bacaan:
- Slave, Robert E.. 2008. "Cooperative Learning". Bandung: Nusa Media. Hlm. 102-105
- Simanjuntak, J., Ndraha, R. 2009. "9 Masalah Utama Remaja". Jakarta: YAPKI.
- Login to post comments