Home » Pengetahuan Umum » Panggilan Pendidikan Agama Kristen terhadap Pendidikan di Indonesia (Bagian 2)
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Panggilan Pendidikan Agama Kristen terhadap Pendidikan di Indonesia (Bagian 2)
Artikel lanjutan Panggilan Pendidikan Agama Kristen terhadap Pendidikan di Indonesia (Bagian 1)
Sumber gambar: https://entay.files.wordpress.com/2013/01/paulpreaching.jpg
Oleh pemahaman berdasarkan pernyataan Alkitab mengenai hakikat dan realitas manusia seperti diuraikan di atas, maka pandangan dan sikap kita sebagai penganut iman Kristen mengenai manusia dan kehidupannya di dunia ini akan diwarnai dengan sesuatu yang sifatnya tidak terlalu optimistis (memuja dan mengagung-agungkan secara mutlak) juga tidak pesimistis (curiga dan negatif), tetapi realistis kritis. Artinya, mengakui secara utuh bahwa manusia itu memang dikaruniai oleh Tuhan potensi dan kekuatan-kekuatan yang hebat, namun juga tidak lepas dari kelemahan, kekurangan, dan dosa-dosa. Di samping manusia dengan segala prestasinya itu memang patut dipuji dan dibanggakan, ia tidak kebal terhadap kekeliruan dan kesalahan sehingga perlu dikecam dan dipersalahkan. Selain itu, iman kepada karya penyelamatan Allah dalam Kristus yang menjanjikan dan menjamin akan adanya pembaruan hidup secara terus-menerus, sampai terwujudnya Langit dan Bumi Baru pada akhir zaman, membuat para orang beriman akan selalu berpengharapan sehingga pantang menyerah dan berputus asa, dalam pergumulan dan perjuangan. Baik pandangan mengenai hakikat manusia maupun keyakinan iman akan selalu adanya pengharapan itu, hendaknya tidak hanya kita simpan dan terapkan dalam lingkup kehidupan pribadi dan persekutuan Kristen, tetapi harus pula kita pancarkan dan saksikan/ceritakan/tunjukkan keluar bagi dan dalam kehidupan masyarakat luas. Pemberitaan, kesaksian, dan keterlibatan kita dalam kehidupan masyarakat harus merupakan perwujudan nyata dari keyakinan iman kita mengenai hakikat dan realitas manusia dan dunia sebagaimana dinyatakan oleh Alkitab: realistis kritis berpengharapan.
Di tengah-tengah kehidupan dan perjuangan masyarakat, bahaya dan godaan untuk menjadi terlalu optimistis atau pesimistis, memutlakkan apa yang sifatnya duniawi, tak sempurna dan tak kekal atau menjadi putus asa dan frustrasi, selalu mengancam. Dalam keadaan kenyataan yang sedemikian itu, keyakinan keagamaan yang kita anut dan pegangi perlu kita beritakan dan pancar luaskan. Di sinilah, menurut hemat saya, kita temukan kaitan relevansi agama atau iman Kristen kita dengan pendidikan nasional seperti yang telah diungkapkan di depan, bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Dan, kaitan tersebut sekaligus juga merupakan panggilan yang harus kita penuhi.
D. Sumbangan PAK Dalam Keseluruhan Proses Pendidikan
Sumber gambar: http://pusatinfoguru.blogspot.co.id/
GBHN telah menetapkan Pendidikan Agama sebagai mata pelajaran yang harus dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan adanya pengakuan dan juga pengharapan bahwa agama diperlukan sebagai unsur penunjang yang tak dapat ditinggalkan demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Dalam hubungan ini, kiranya jelas bahwa melalui pendidikan agama tersebut diharapkan tidak hanya hidup keagamaan umat secara intern dapat diperkuat dan ditingkatkan, melainkan juga bahwa oleh semakin meningkatnya kesadaran dan pemahaman keagamaan masing-masing, sumbangan dan partisipasi setiap manusia Indonesia dalam pembangunan nasional juga dapat ditingkatkan secara tepat, demi keberhasilan pembangunan itu sendiri. Dengan demikian, isi atau silabus dari penyelenggaraan PAK hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga selain berisi uraian dan pembahasan mengenai pokok-pokok pengajaran iman yang menjadi dasar bagi kesalehan dan hidup keagamaan, hendaknya juga mencakup uraian-uraian tentang adanya hubungan yang relevan dan aktual antara iman dan hidup bermasyarakat. Atau dengan perkataan lain, di samping isi pelajaran yang sifatnya dogmatis, hendaknya juga diberikan pengetahuan dan pemahaman yang menyangkut soal-soal etika keagamaan, baik bagi kehidupan pribadi maupun kemasyarakatan. Tema-tema bahasan, seperti: Iman dan Ilmu Pengetahuan, Iman dan Masalah Kemiskinan, Partisipasi Kristen dalam Pembangunan Nasional, Etika Keluarga, Makna Kerja, dsb. merupakan tema-tema yang dapat dan patut diuraikan dan dibahas dalam rangka pelaksanaan PAK. Apalagi kalau kita menyadari bahwa dalam katekisasi atau pengajaran agama yang diselenggarakan oleh gereja-gereja kita, tema-tema seperti itu pada umumnya kurang memperoleh perhatian dan kesempatan pembahasan yang memadai, bahkan diabaikan sama sekali. Dengan demikian, pelaksanaan PAK di sekolah-sekolah merupakan pelengkap bagi PAK yang diselenggarakan oleh gereja-gereja sendiri.
PAK yang diberikan dalam konteks tugas dan kehidupan gereja/jemaat nampaknya memang perlu berbeda dengan PAK yang diselenggarakan dalam konteks kurikulum sekolah. Dalam konteks jemaat, PAK lebih memberikan tekanan pada upaya untuk memberikan dasar dan pemeliharaan iman warga jemaat. Sedangkan dalam konteks sekolah, tekanan hendaknya lebih diberikan pada upaya untuk lebih memfungsikan iman itu ke dalam praktik kehidupan di tengah-tengah masyarakat luas. Dengan perkataan lain, melalui PAK tersebut diharapkan agar para pesertanya dapat memperoleh pengetahuan keimanan yang relevan dan tepat, sebagai bekal bagi kesaksian dan pengabdian mereka di tengah-tengah kehidupan masyarakat luas.
Dalam hubungan ini, sifat PAK yang diberikan itu hendaknya tidak defensif dan reaktif saja (artinya dimaksudkan untuk mempertahankan keberadaan diri sendiri) dalam menghadapi tantangan situasi dan permasalahan yang datang dari luar, tetapi lebih mengarah kepada memberikan sumbangan-sumbangan yang tepat dan diperlukan demi tercapainya tujuan-tujuan dari pendidikan nasional seperti telah dikemukakan di depan. Dalam hal ini, tentu saja tanpa meninggalkan atau mengabaikan perlunya sikap kritis realistis dan yang penuh pengharapan itu.
Jika PAK berhasil menyusun dan menyajikan kurikulum serta silabus ke arah tersebut, hal ini merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi keberhasilan proses pendidikan nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia sehingga memiliki kualitas-kualitas religiusitas, intelektualitas dan profesionalitas, serta berkesadaran kemanusiaan dan solidaritas sosial yang tinggi. Dengan demikian, PAK sekaligus juga menjadi sarana kesaksian dan pelayanan Kristen yang efektif dan mengena di tengah masyarakat.
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Alkitab SABDA |
Alamat situs | : | http://alkitab.sabda.org/resource.php?res=jpz&topic=171 |
Judul asli artikel | : | Panggilan P.A.K terhadap Pendidikan di Indonesia |
Penulis artikel | : | Pdt. Dr. Sutarno |
Tanggal akses | : | 12 Januari 2017 |
- Login to post comments