"Pacarku dan aku sama banget dalam segala hal. Dia suka main dengan kucing, aku juga. Dia senang baca buku detektif, aku juga. Dia doyan makan ketoprak, apalagi aku. Dasar jodoh. Rumah tangga kami nanti pasti rukun." Demikian ucap nona itu sambil menggelayuti bahu pacarnya dengan mania. Benarkah bahwa persamaan minat menjamin kerukunan suami-istri?
Dahulu, para sesepuh bahkan berpesan agar mencari jodoh yang sama bebet, sama bibit, dan sama bobot. Artinya, kita memilih pasangan yang pergaulan dan perilakunya seperti kita. Jika kita rakyat, jangan cari pacar ningrat. Jika kita anak kopral, jangan cari anak jendral. Sesepuh itu berujar, "Ya begitu, kalau mau perkawinanmu langgeng kamu mesti sabebet, sabibit, dan sabobot." Benarkah bahwa keutuhan rumah tangga tergantung pada persamaan-persamaan semacam itu?