Home » Mengenal Remaja dan Pemuda » Murni tanpa Campuran
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Murni tanpa Campuran
Apa artinya memiliki hati yang suci atau murni?
Setelah Yesus mengucapkan kata suci, bel pun berdentang di benak banyak pendengar. Kalau ada satu kata yang dapat menangkap apa arti agama dalam budaya Israel saat itu, kata itu adalah kesucian. Untuk menjadi suci atau murni kita harus bersih dan tidak tercemar dengan perkara-perkara yang salah. Namun, kaum Farisi dan para pemimpin agama Yahudi mendefinisikannya sebagai hal-hal yang bisa ditampilkan. Kesucian berkutat pada persoalan bagaimana memenuhi begitu banyak aturan. Anda tidak memakan beberapa jenis makanan tertentu, sebagaimana yang diketahui semua orang Israel sejak awal, yaitu ketika Allah memberikan Hukum Taurat kepada Musa. Karena, makanan yang "najis" membuat Anda najis.
Aturan itu sudah sejak lama ditetapkan. Namun, Anda juga tidak boleh makan bersama orang-orang "najis", yaitu bangsa-bangsa kafir, non-Yahudi. Itu juga akan membuat Anda menjadi najis. Padahal, Yesus sering melakukannya.
Kaum Farisi berjerih lelah demi menunjukkan kesucian mereka. Mereka pun berjerih lelah untuk memastikan bahwa orang lain melakukan hal yang sama. Namun, Yesus menentang seluruh konsep mereka tentang apa yang murni dan suci. Pada suatu waktu, di Matius 23, Yesus berkata kepada mereka bahwa mereka bekerja terlalu keras untuk membersihkan "sebelah luarnya," padahal sebelah dalamnya penuh dengan kotoran. Lalu, di bagian yang Anda tahu tidak terlalu populer, Yesus menyamakan para pemimpin agama Yahudi itu dengan "kuburan yang dilabur putih", yang sebelah luarnya kelihatan mengkilap dan cemerlang, tetapi yang sebelah dalamnya penuh dengan kematian serta kebusukan (ayat 27).
Kata-kata yang keras. Namun, kata-kata itu mengilustrasikan di mana tempat yang Yesus pikir paling penting supaya suci dan murni. Lukisan dan eksterior memang bagus, tetapi sisi interiorlah yang diperhitungkan. Bagian penting pesan pertobatan bagian luar, yang terlalu mudah dipalsukan. Allah melihat bagian dalam, di mana terdapat kesejatian dari diri kita.
Jadi, dalam khotbah-Nya, Yesus menggunakan kata suci yang sudah lama menancap dalam benak orang banyak, lalu memberinya makna baru yang dramatis. Manusia harus berhenti mencemaskan penampilan luar mereka dan menyadari bahwa Allah melihat bagian dalam kita. Kesucian hati melebihi kesucian dekorasi.
Tentang kata kesucian, ada dua kata yang menangkap arti dari istilah ini. Arti pertama adalah tanpa campuran: tidak ada bahan-bahan buruk yang dimasukkan ke dalamnya.
Waktu saya masih sekolah dasar, kami punya permainan. Kami menjelajah dapur dan mengambil semua jenis bahan makanan untuk dicampurkan menjadi satu ke dalam mesin blender. Kami mengambil telur, mentega, saos, mustard, keju, dan semua bahan makanan yang bisa dijangkau oleh tangan kami. Yang mengejutkan, ibu saya tidak masalah dengan ini, selama kami mengikuti dua aturan:
- Segala sesuatu yang kami masukkan ke dalam blender haruslah bahan-bahan yang bisa dimakan. Tidak boleh ada pasir, batu kerikil, atau logam. Benda-benda lain seperti krim pencukur ada di wilayah abu-abu.
- Kami harus memakan sesendok penuh hasil ramuan kami.
Itulah alasan mengapa permainan ini dengan segera kehilangan daya tariknya. Kami mendapat hasil akhir yang kelihatan mengerikan dan beraroma mengerikan, bahkan berasa lebih mengerikan dari itu semua.
Terkadang, saya bertanya-tanya apakah hati saya mirip dengan permainan blender itu. Hati saya tentu tidak murni atau tanpa campuran. Bagaimana dengan hati Anda? Bahan-bahan apa yang sudah Anda masukkan ke dalam blender hati Anda?
Perjanjian Baru banyak mencatat tentang hal-hal yang kita masukkan ke dalam hati. Sebagai contoh, Paulus berkata, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu" (Filipi 4:8). Ketika Anda memasukkan bahan-bahan yang tepat dan menghindari memasukkan bahan-bahan yang lain, maka Anda akan menghasilkan resep yang menyenangkan Allah. Amsal 11:20 berkata, "Orang yang serong hatinya adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi orang yang tak bercela, jalannya dikenan-Nya."
Diambil dari: | ||
Judul asli buku | : | The End of Me |
Judul buku terjemahan | : | The End of Me (Akhir dari Ke-AKU-an) |
Judul bab | : | Otentik Supaya Diterima |
Judul asli artikel | : | Murni Tanpa Campuran |
Penulis | : | Kyle Idleman |
Penerbit | : | Literatur Perkantas Jawa Timur, Surabaya, 2016 |
Halaman | : | 22 -- 23 |
- Login to post comments