Home » Review Film » Mamma Mia!
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Mamma Mia!
Penulis : Purnawan Kristanto
Jika saya berkata: "Mamma Mia", mungkin akan muncul dua reaksi. Pertama, anak-anak atau remaja akan membayangkan sebuah acara pencarian bakat di sebuah stasiun televisi swasta. Kedua, orang yang sudah dewasa, yang berusia di atas 35 tahun, akan membayangkan lagu yang dinyanyikan oleh sebuah band legendaris bernama ABBA. Namun sebenarnya, masih ada satu lagi reaksi, yaitu yang diberikan oleh orang-orang di Inggris. Mereka akan membayangkan sebuah pertunjukan drama musikal yang berbasis pada lagu-lagu ABBA.
Tontonan ini pertama kali dipentaskan di Inggris pada 6 April, 1999 yang segera menuai kesuksesan besar. Dua tahun kemudian, produser film di Amerika menemui Judy Cray, sang produser drama, untuk menawarkan kerjasama. Akan tetapi Björn Ulvaeus, salah satu mantan anggota ABBA, tidak terlalu antusias menanggapinya. "Jauh-jauh hari saya sudah tahu, bahwa cepat atau lambat, pasti akan ada tawaran dari dunia film," katanya.
Dia mengkhawatirkan bahwa film tersebut dapat "mencuri" penonton yang semestinya ingin datang pada panggung pertunjukan. Kekhawatiran ini menghantui mereka selama bertahun-tahun, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk melawan ketakutan itu. "Aturannya, film itu seharusnya baru dibuat setelah pertunjukan di panggung sudah selesai," kata Björn Ulvaeus, "namun aturan itu telah berubah akhir-akhir ini. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa pertunjukan versi film itu justru menguntungkan pertunjukan versi panggung." Dia lalu mencontohkan ‘Phantom Of The Opera’ yang tetap eksis meskipun telah diangkat ke layar film. Mereka memutuskan menerima tawaran itu. Catherine Johnson sebagai penulis naskah asli diserahi tanggungjawab untuk mengadaptasinya menjadi naskah film. Lalu siapa bintang filmnya? Meski versi panggungnya menuai sukses, tapi untuk versi layar lebar masih membutuhkan artis terkenal untuk menarik minat penonton datang ke bioskop. Pada bulan Januari 2007, Meryl Streep – salah satu artis terkenal dan sangat dihormati di Amerika– berminat untuk memerankan tokoh Donna. Ternyata Meryl Streep menyukai drama ini ketika ditampilkan di panggung Broadway. Itu sebabnya ketika ditawari peran ini, dengan antusias dia berseru tak percaya, "Jangan bercanda, ah. Aku menjadi Mamma Mia?!”
Kesediaan Meryl Streep langsung menjadi magnet bagi artis-artis lain. Tak lama kemudian Pierce Brosnan, Colin Firth dan Stellan Skarsgård (artis Swedia) bergabung untuk memerankan tiga [kemungkinan] ayah. Julie Walters dan Christine Baranski berperan sebagai sahabat Donna. Sedangkan Amanda Seyfried menggenggam peran sebagai Sophie, anak perempuan Donna yang akan menikah dengan Sky (diperankan Dominic Cooper).
Kisah film ini dimulai dengan persiapan pernikahan Sophie. Dalam pernikahan, Sophie ingin didampingi oleh ayahnya yang akan menyerahkannya kepada mempelai laki-laki. Namun dia tidak mengenal ayahnya karena mamanya adalah orangtua tunggal. Secara tak sengaja, Sophie menemukan buku harian mamanya.
Dalam diari itu, Sophie mengetahui tiga pria yang pernah menjalin hubungan asmara dengan mamanya. Sophie tidak tahu pria yang mana yang menjadi ayahnya. Maka tanpa sepengetahuan mamanya, Sophie memutuskan untuk mengundang ketiga pria itu ke hadir dalam pernikahannya. Dia memalsukan surat undangannya. Seolah-olah mamanya yang mengundang mereka.
Maka muncullah konflik yang menimbulkan kelucuan-kelucuan. Donna yang akhirnya tahu kehadiran ketiga mantan kekasihnya itu menjadi berang. Ada perasaan benci, tapi rindu. Jalinan cerita dalam film bergenre komedi ini dipilin oleh potongan-potongan lagu ABBA yang dinyanyikan oleh pemeran film itu. Memang, jika dibandingkan dengan suara ABBA yang asli, maka kualitas vokal artis dalam film ini bagaikan langit dan bumi. Meski demikian, jika Anda hapal lagu-lagu ABBA, maka Anda akan menikmati lagu-lagunya. Sepanjang film ini, saya ikut menyanyikan lagu-lagu yang ditampilkan seperti: "Chiquitita", "Dancing Queen", "Does Your Father Know", "Knowing Me, Knowing You" , "Money, Money, Money", "SOS", "Super Trooper", "Take A Chance On Me", "Thank You For The Music", "The Winner Takes All", "Voules Vous", "I Have A Dream", dan tentu saja theme song film ini yaitu "Mamma Mia."
Ketiga pria ini akhirnya menyadari bahwa Sophie mungkin adalah anak perempuannya. Maka tanpa saling tahu di antara mereka, masing-masing memutuskan akan berperan sebagai ayah yang akan menyerahkan Sophie pada mempelai perempuan. Upacara pemberkatan dilangsungkan di gereja yang berada atas sebuah bukit. Untuk mencapainya, maka jemaat harus mendaki jalan setapak meliuk-liuk, menciptakan pemandangan yang indah.
Saya membayangkan, pada ibadah pemberkatan ini akan terjadi klimaks berupa kelucuan-kelucuan di dalam kekacauan karena ketiga pria ini berebut menjadi ayah Sophie. Ternyata saya harus menghisap jempol. Klimaksnya ternyata tidak digarap dengan maksimal. Dalam bahasa gaul, kurang nendang. Akan tetapi saya mendapat kejutan lain. Sophie justru ingin membatalkan pernikahan itu.
Karena persiapan pernikahan terlanjur sudah dipersiapkan, maka apa pun yang terjadi pernikahan harus tetap dilangsungkan. Bagaimana akhir kisah dalam film ini? Siapa ayah Sophie yang sesungguhnya? Silakan melihat filmnya sendiri.
***
Saya menonton VCD film ini karena sedang ada obral di pusat perbelanjaan. Kaset yang semula dibandrol Rp. 49 ribu itu, dilepas dengan 5.000 saja. Ya, saya tidak salah tulis dan Anda tidak salah membaca. Harga kaset VCD orisinil ini hanya lima ribu perak alias cemban goceng saja. Selain "Mamma Mia", ada judul-judul lain yang tak kalah bagusnya: "Baby Mama" (diulas di Oprah), "Atonement" (mendapat 7 nominasi Academy Award), "Pride and Prejudice" dan "Hellboy." Kata pegawainya, promo ini akan berlangsung sampai akhir bulan Juni. Ayo, berburu kaset-kaset film orisinil. Jangan beli yang bajakan.
Sumber : http://www.sabdaspace.org/mamma_mia
- Login to post comments