Home » Bahan Pembina » Anak dan Masalah Toleransi Kegemaran
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Anak dan Masalah Toleransi Kegemaran
Ketika beranjak dewasa, anak-anak bergulat dengan orang tuanya terhadap kendali atas kegiatan santainya. Anak-anak ingin santai dengan acara TV, memuaskan rasa ingin tahunya dengan menonton film, mendengar musik yang tengah populer, menjelajah internet dan bermain video gim. Bagi seorang anak, semua itu sangat menyenangkan dan adakalanya mengagumkan. Anak melakukan apa yang dilakukan temannya, tetap sibuk, mencari tahu segala sesuatu dan menghindari situasi yang membuat stres. Anak tidak selalu berpikir tentang nilai yang dapat diambil dari apa yang dikejarnya. Anak hanya ingin menghabiskan waktu, melibatkan diri dengan sesuatu yang menarik dan bersenang-senang.
Orang tua memikirkan hal lain. Mereka tahu, bahwa waktu yang dihabiskan di depan TV atau bermain video gim terbuang percuma dibanding pekerjaan sekolah, kegiatan fisik, bersosialisasi, membaca dan hobi yang kreatif. Ketakutan lain, gambar kekerasan, seks, kata-kata kotor, alkohol, narkoba, dan nilai amoral yang ditayangkan televisi misalnya, akan berdampak buruk terhadap anak.
Hal utama yang mesti diputuskan orang tua adalah memutuskan apa yang boleh dilihat dan dilakukan dan untuk berapa lama itu boleh dilihat atau dilakukan. Orang tua harus menetapkan batasan-batasan, sekaligus membuat kompromi. Anak sebaiknya diberi kebebasan cukup sehingga dia tidak akan melakukan kegiatan yang dilarang tanpa sepengetahuan orang tua.
Bila Anda memiliki aturan tentang acara TV, buatlah pengecualian untuk program khusus, pada malam hari saat pekerjaan rumah sudah selesai dikerjakan, saat hujan di luar dan keadaan lainnya. Izinkan anak meluangkan waktu untuk bermain video gim saat temannya datang berkunjung atau saat ada permainan baru. Bila anak meminta untuk menonton video sewaan yang Anda anggap tidak pantas, tontonlah dengan anak dan kemudian bicarakan film itu. Biarkan anak mendengarkan musik kesukaannya dengan keras saat tidak ada seorang pun merasa terganggu.
Sediakan alternatif kegiatan berdasarkan minat anak. Daftarkan anak untuk ikut kursus; dukung anak untuk lebih terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler; belikan buku, majalah, bahan prakarya dan permainan yang sudah tersedia. Anjurkan anak membaca koran. (Anak dapat menemukan program film, musik, TV dan ulasan konser). Luangkan waktu untuk melakukan sesuatu bersama-sama. Buatlah rencana perjalanan ke museum, toko atau taman dan izinkan anak membawa temannya ikut serta.
Ikuti naluri Anda. Anda tahu apa yang pantas untuk anak dan memperkirakan berapa banyak waktu untuk mengerjakan tugas rumah, kegiatan fisik, sosialisasi, dan bersantai. Putuskan apa yang pantas dan boleh dilakukan anak dan putuskan juga kemutlakan untuk mengatakan "tidak".
Jika Anda dan anak berdebat tentang sebuah film, cobalah untuk membaca sebanyak mungkin tentang film itu. Bicaralah kepada orang lain yang pernah menontonnya. Bila sebuah film dinilai dapat diterima, biarkan anak pergi menontonnya. Jika Anda yakin film itu akan sangat menakutkan, terlalu kasar atau memperlihatkan nilai moral tertentu yang tidak Anda setujui, segera katakan tidak. Jangan terlalu kaku terhadap rating film yang ada. Beberapa film untuk orang dewasa mungkin dapat diterima bila Anda tidak mempermasalahkan anak mendengar kata-kata kotor. Sementara film-film tertentu mungkin malah menampilkan pesan moral buruk yang tak layak ditonton anak.
Bila film itu tidak tepat untuk anak, jangan biarkan anak melihatnya. Buat batasan akses pada TV kabel, gunakan fitur kendali bila diperlukan dan biarkan anak tahu jenis film apa yang seharusnya dan tidak seharusnya layak ditonton.
Menangani masalah tontonan TV juga dapat dilakukan dengan cara yang sama. Biarkan anak menyaksikan program yang baik atau paling tidak steril dari adegan seks atau kekerasan. Tinjaulah episode serial film atau bacalah tulisan tentangnya sebelum menonton apakah film itu pantas ditonton. Biarkan anak menyaksikan video musik bila tertarik dan adakalanya diskusikan isi film dengannya. Gunakan mekanisme kendali elektronik jika diperlukan. Monitorlah berapa banyak waktu yang dihabiskan anak untuk menonton. TV seharusnya menjadi hiburan yang tidak penting, bukan pekerjaan utama yang menghabiskan sejumlah besar waktu. Anak seharusnya menonton TV sebagai selingan di antara kegiatan yang benar-benar penting dalam hidupnya.
Video gim dan permainan di komputer membutuhkan banyak waktu untuk bermain. Adalah baik untuk membiarkan anak Anda sesekali menghabiskan beberapa jam untuk bermain video gim, sepanjang tidak secara teratur dan dia cukup mengatur waktunya untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah, sosialisasi dan kegiatan luar rumah lainnya. Karena Anda tidak akan mengizinkan banyak permainan, tanyalah anak dan bacalah ulasan sebelum membeli video gim atau memutuskan untuk menyewa. Seorang ibu memberi tahu anak laki-lakinya yang berusia 10 tahun, "Kamu dapat bermain gim itu, tetapi tidak yang satu ini dengan banyak menampilkan adegan penyiksaan atau pembunuhan."
Bisa jadi Anda melihat keasyikan anak di depan komputer dengan perasaan yang bercampur aduk. Anda senang anak dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya, riset dan menjelajah minatnya. Internet memberikan kesempatan belajar yang luar biasa. Anda mungkin juga menerima waktu yang dihabiskan anak untuk menuliskan pesan instan sebagai alternatif daripada penggunaan telepon. Tetapi, Anda mungkin khawatir anak akan terus menjelajah situs di internet dan melakukan obrolan online dan mengkhawatirkan isi situs berbahaya yang mungkin ditemukan anak. Karena itu, batasi penggunaan komputer dengan cara yang sama Anda membatasi waktu menonton TV dan video gim.
Akhirnya, seperti banyak orang tua, Anda berdebat dengan anak tentang pilihan musiknya. Cobalah untuk bersabar. Sesekali dengarlah musik bersamanya dan biarkan anak mendengarkan musik di telinganya. Anak akan menghargai minat Anda dan Anda mungkin terkejut saat menemukan pesan positif pada musik yang dahulu Anda anggap kasar atau bahkan membahayakan. Pada umumnya, biarkan anak mendengarkan musik yang disukainya tetapi tetap larang anak membeli CD yang Anda tolak. Didiklah diri Anda sendiri dengan mencari tahu dan bertanya kepada anak lain dan pendengar dewasa. Adalah sulit untuk mengendalikan apa yang didengar anak, khususnya di radio, tetapi Anda dapat mengungkapkan ketidaksenangan Anda terhadap lirik dan ide lagu tertentu.
Sepanjang hubungan Anda dan anak tetap kuat dan dia berprestasi baik di sekolah dan berhubungan dengan teman sebayanya, Anda tidak perlui khawatir tentang lirik yang mungkin akan memberikan dampak negatif kepada anak. Jika memiliki masalah di rumah dan tempat lainnya, anak mungkin akan lebih rentan untuk menerima pesan negatif dari laku kesukannya. Daripada menyensor musik, cobalah untuk membuat perubahan penting dalam hidup anak. Membatasi waktu anak sendirian hanya akan mendukung anak untuk berbohong tentang apa yang dia lakukan.
Dalam menetapkan batasan-batasan untuk kegiatan anak di waktu senggangnya, cobalah untuk tentang dan tidak menertawakan pilihan anak. Anda boleh mengkritik sebuah program atau produk, tetapi bukan kepada anak. Alih-alih berteriak, "Hanya orang bodoh yang akan membuang waktunya untuk menyaksikan tontonan sampah itu" lebih baik katakan, "Apakah kamu tidak berpikir bahwa program ini membuat anak perempuan dan wanita dewasa menjadi tampak tidak pandai? Saya tidak suka keluarga kita menonton program ini dengan pesannya." Anak mungkin akan lebih ingin mengikuti saran Anda dan aturan bila Anda menjelaskan kepadanya alasan penolakan Anda dan perlakukan anak dengan menghargainya.
Diambil dari: | ||
Judul asli buku | : | What Your Teenager Want? A Quick Guide to Every Parent |
Judul buku terjemahan | : | Dunia yang Mulai Liar |
Judul bab | : | Anak dan Masalah Toleransi Kegemaran |
Judul asli artikel | : | Anak dan Masalah Toleransi Kegemaran |
Penulis | : | Ronald C. Heagy MSW |
- Login to post comments