Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Tuhan, Aku Mau Belajar Percaya
Oleh: Prita Atria Karyadi, M.Pd
Suatu waktu, Andi lulus dari bangku kuliah ternama. Ia memiliki gelar sarjana dengan IPK yang tidak main-main sekaligus predikat cum laude. Andi merasa bangga dengan apa yang sudah dicapainya. Ia merasa bahwa tidak akan sulit untuk mencari pekerjaan dengan modal yang ia miliki. Hari berlalu, Andi pun wisuda dan menerima banyak bunga cantik dari keluarga dan sahabat.
Lalu, tiba saatnya untuk Andi mulai mencari-cari pekerjaan. Dibukanya semua platfrom yang menyediakan lowongan pekerjaan. Setiap hari, hampir 10 atau bahkan lebih perusahan yang Andi lamar. Hari demi hari berlalu, dan Andi pun merasa resah karena meski sudah hampir satu bulan Andi melamar pekerjaan, tidak ada satu pun perusahaan yang memanggilnya untuk wawancara. Andi mulai gelisah dan murung, berpikir apa yang kurang dari yang ia miliki. "Aku lulusan kampus ternama, bergelar sarjana, IPK ku baik sekali, predikatku cum laude. Tapi, mengapa aku tidak kunjung mendapatkan pekerjaan?"
Lalu, Andi bertemu dengan sahabatnya. Ia menceritakan apa yang ia rasakan dan pikirkan kepada sahabatnya. Kemudian, sahabatnya dengan yakin berkata, "Sudah, percaya saja. Tuhan pasti akan memberikan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat untukmu."
Sekilas, apa yang dikatakan oleh sahabat Andi itu terkesan klasik, jawaban orang-orang pada umumnya. Akan tetapi, ternyata perkataan itu benar-benar bermakna, seperti dalam kisah Lazarus yang dibangkitkan. Lazarus yang merupakan saudara dari Maria dan Marta jatuh sakit. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus bahwa Lazarus yang Ia kasihi sakit. Ketika Yesus mendengar kabar itu, Yesus mengatakan kalau penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah. Namun, Yesus tidak segera datang menemui Lazarus, bahkan Ia berkata bahwa Lazarus sudah mati. Lalu, Yesus berkata, "... tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." (Yohanes 11:15). Yesus pun datang dan membangkitkan Lazarus yang sudah mati.
Kisah tentang Lazarus yang dibangkitkan oleh Yesus ini mengingatkan kita bahwa ada momen-momen tertentu di mana kita menganggap bahwa sepertinya Tuhan diam, Tuhan tidak memberikan jalan, Tuhan tidak membukakan pintu, Tuhan tidak peduli, dan Tuhan tidak mendengar. Seolah-olah seruan dan tangisan doa kita tiada dihiraukan-Nya. Akan tetapi, ternyata ada saat ketika Tuhan mengizinkan momen itu terjadi. Bukan karena Tuhan tidak baik, tetapi karena Ia mau mengajarkan pada kita untuk "belajar percaya" kepada-Nya. Tuhan mau supaya kita benar-benar mengandalkan-Nya. Tuhan mau supaya kita menyerahkan diri, agar kita bisa dibentuk, dirajut, dipahat, dan diubahkan, sehingga ketika waktu-Nya tiba Tuhan dapat dipermuliakan dalam hidup kita melalui berkat-berkat yang Ia berikan.
Seperti seruan yang selalu kita dengar, "Jangan khawatir, percaya saja" adalah perkataan Tuhan yang benar, yang harus kita pahami. Segala sesuatu telah diatur-Nya dengan baik. Bahwa segala sesuatu ada dalam penjagaan Tuhan yang mahabaik. Tidak ada satu hal pun yang perlu kita khawatirkan dalam hidup, karena Tuhan sendiri mengatakan bahwa rancangan-Nya bukanlah rancangan kecelakaan, dan bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan dan damai sejahtera dalam hidup kita.
Jadi, marilah kita dengan teguh meyakinkan diri kita sendiri untuk belajar memercayai Tuhan dengan sungguh-sungguh.
- admin's blog
- Login to post comments