Home » Mengenal Remaja dan Pemuda » Menjadi Pemimpin Muda yang Berkenan di Hadapan Tuhan
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Menjadi Pemimpin Muda yang Berkenan di Hadapan Tuhan
Ditulis oleh: Amidya
A. Landasan Alkitab
2 Raja-Raja 22 & 2 Tawarikh 34
B. Tujuan
- Mendorong siswa, remaja, dan pemuda untuk menjadi pemimpin yang berintegritas dan takut akan Tuhan.
- Mendorong siswa, remaja, dan pemuda untuk meneladani sosok Yosia yang belia dan senantiasa berlaku seturut ketetapan Tuhan.
C. Refleksi
Yosia adalah Raja Kerajaan Israel Selatan (Yehuda) yang beribu kota di Yerusalem. Yosia menjadi raja pada usia 8 tahun (2 Tawarikh 34:1). Ayahnya, Amon, dibunuh saat ia masih kecil sehingga dalam usia belia, ia sudah diangkat menjadi raja. Yosia lahir dari keluarga yang mengenal Allah, tetapi kakeknya, Manasye, pernah melakukan hal jahat dengan menghapus seluruh hal baik yang sudah dilakukan oleh Hizkia, membawa bangsa Yehuda untuk menyembah berhala, dan menyembah Dewa Kanaan (lihat 2 Raja-raja 21:1-18). Akan tetapi, keturunan Manasye, yakni Yosia, justru mencari Tuhan saat ia berusia 15 tahun, mereformasi tata ibadah, dan menjauhkan segala bukit pengorbanan maupun berhala Kanaan.
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini memberikan catatan mengenai tiga reformasi yang telah dilakukan oleh Yosia, yaitu:
1. Usia 15 tahun: Yosia mencari Allah Daud dan menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan dewa-dewa Asyur.
Dalam buku King Josiah - Biography, Alan Gleaning menuliskan bahwa "Yosia mencari 'Allah Daud' saat ia berusia 15 tahun". Usia 15 tahun adalah usia remaja, tetapi Yosia menyadari pentingnya mencari Allah dalam hidupnya. Ia mengenal leluhurnya, Daud, dan mencari siapa Allah yang sudah dikenal oleh Daud. Pencarian Yosia menjadikannya pemimpin muda yang tangguh dalam mengembalikan konsep dasar peribadahan bangsa Yehuda.
2. Usia 19 tahun: Yosia menghapuskan segala bentuk penyembahan berhala di Yehuda.
Yosia menjadi raja dengan latar belakang politik dan sejarah bahwa Yehuda pernah diserang oleh Kerajaan Asyur, dan Kerajaan Israel Utara mengalami pembuangan ke Asyur. Sebagaimana kondisi waktu itu, rakyat Israel, termasuk Yehuda, mulai menyembah dewa-dewa Asyur. Yosia melakukan reformasi untuk berhenti menyembah berhala dan kejahatan yang terkait dengan itu. Dia menghapus penyembahan berhala. Dia menggali tempat dikuburkannya tulang para imam penyembah berhala dan membakarnya. Tujuan Yosia adalah menajiskan hal itu sehingga tidak ada yang menggunakannya lagi untuk menyembah berhala (2 Tawarikh 34:3-7).
3. Usia 25 tahun: Yosia memperbaiki Bait Suci yang rusak dan Kitab Taurat kembali ditemukan.
Pada usia 25 tahun, Yosia berkeinginan memperbaiki Bait Suci yang rusak sejak pemerintahan Raja Yotam, kurang lebih seabad sebelumnya. Dalam proses perbaikan tersebut, para pekerja menemukan sebuah kitab. Kitab ini terlihat penting sehingga mereka memberikannya kepada Hilkia. Oleh Hilka, kitab ini diberikan kepada Yosia. Rupanya, kitab yang ditemukan oleh para pekerja adalah kitab Taurat.
Safan, Sekretaris Raja, membacakan kitab ini untuk Raja Yosia. Lalu, Yosia mengoyakkan jubahnya -- tanda duka yang mendalam dalam budaya Yahudi. Safan tidak ragu membacakan bagian dari kitab yang menyebutkan bagaimana Tuhan akan menghukum mereka jika mereka tidak mematuhi Tuhan. Yosia yakin TUHAN sangat marah dengan Yehuda karena mereka sudah lama tinggal dalam dosa, yang saat ini sedang diungkapkan oleh firman Allah.
Raja mengirimkan orang-orangnya untuk mencari seorang nabi yang bisa mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban dari TUHAN. Mereka menemukan seorang wanita bernama Hulda. Dia memberi verifikasi dari Tuhan bahwa Tuhan memang marah terhadap Yehuda karena praktik penyembahan berhala yang mereka lakukan. Tuhan memutuskan untuk mendatangkan malapetaka atas Yehuda. Namun, karena Yosia telah merespons firman Allah dengan tepat, dengan kesedihan dan pertobatan yang sungguh-sungguh, Tuhan berjanji bahwa Yosia akan mati dengan terhormat sebelum malapetaka itu datang (2 Raja-raja 22; 2 Tawarikh 34:8-28).
D. Diskusi
- Yosia diangkat menjadi Raja Israel pada usia 8 tahun. Menurutmu, bagaimana jika anak seusia itu menjadi raja?
- Mengapa Tuhan memilih Yosia untuk menjadi pemimpin baru di Israel meskipun usianya masih sangat muda?
- Apakah yang membuat Yosia berkenan di hadapan Tuhan?
- Apakah hanya orang yang dewasa yang layak menjadi pemimpin dalam gereja? Mengapa?
- Syarat apakah yang dibutuhkan supaya seorang remaja layak menjadi pemimpin?
- Bagaimana remaja Kristen bisa mempertahankan identitasnya sebagai pengikut Kristus di tengah lingkungan yang tidak mendukung?
E. Kesimpulan
Upah dari apa yang telah dilakukan oleh Yosia dapat kita lihat dalam 2 Tawarikh 34:2. Ada tiga hal penting dari kepemimpinan Yosia berdasarkan 2 Tawarikh 34:2, yaitu:
1. Ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
Sepanjang hidup Yosia, ia telah memberikan contoh yang baik sebagai seorang pemimpin muda yang melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Ia tidak hanya membawa perubahan peribadatan dengan mengubah sistem politeisme (menyembah banyak dewa) kepada tatanan yang semula, yaitu menyembah satu-satunya Allah yang benar, Allah Israel. Ia juga membawa seluruh penduduk Yehuda untuk melakukan petunjuk tertulis dalam kitab Taurat Musa. Pada masa pemerintahannya, perayaan Paskah kembali diadakan.
2. Meneladani seorang pemimpin yang hidup benar di hadapan Tuhan.
Daud menjadi sosok pemimpin yang diteladani oleh Yosia. Keberadaan Daud sebagai seorang yang berkenan di hati Allah mampu membuat Yosia terus mencari Tuhan dan melakukan Taurat Tuhan, siang dan malam. Sebagai seorang pemimpin, sangat penting untuk meneladani sosok pemimpin yang baik dan berkomitmen untuk melakukan yang lebih baik bagi hormat dan kemuliaan nama Tuhan.
3. Tidak menyimpang ke kanan atau kiri.
Yosia juga setia melakukan perintah Tuhan dengan tidak menyimpang ke kanan atau kiri. Petunjuk dan perintah dalam Taurat dilakukan dengan setia. Rasa takut akan Tuhan mendasari kepemimpinannya di Kerajaan Yehuda selama 31 tahun.
Inilah kualitas seorang pemimpin yang harus diteladani dan dilakukan oleh pemimpin Kristen masa kini. Seorang pemimpin yang tidak hanya tajam dalam visi dan misi, tetapi juga melakukan reformasi rohani dan membawa seluruh orang yang dipimpin untuk hidup seturut dengan ketetapan maupun kehendak Tuhan.
Sumber bacaan:
|
- Login to post comments