Skip to main content

Blog yang berisi tulisan seputar tip-tip seputar mengajar siswa remaja

Tuhan, Tolong Aku Mengasihi Orang Tuaku

Submitted by admin on

Tahun lalu banyak hubungan kita yang telah diuji dan diregangkan, termasuk hubungan dengan orang tua kita. Menavigasi hubungan orang tua dalam keadaan normal saja sudah menjadi tantangan, apalagi berusaha melakukannya dalam kondisi pandemi global dan siklus pemilihan yang kontroversial pastilah tidak lebih mudah.

Ketika saya berbicara dengan anak-anak dewasa lainnya, saya memperhatikan ada satu frasa tertentu yang muncul berulang kali.

"Saya mengasihi orang tua saya, tetapi jarak fisik di antara kami telah menyulitkan hubungan kami."

"Saya mengasihi orang tua saya, tetapi saya tidak tahu bagaimana berbicara dengan mereka ketika kami sangat tidak sependapat."

"Saya mengasihi orang tua saya, tetapi saya lelah dan tidak punya energi untuk dicurahkan pada hubungan kami sekarang."

"Saya mengasihi orang tua saya, tetapi" -- mungkin Anda juga pernah mengatakannya.

Kesempatan untuk Berdoa

Pendeta John Wesley

Submitted by pelayan remaja on

Suatu ketika dulu ada seorang pendeta muda yg baru saja menamatkan kuliahnya di sekolah tealogia & dihantar ke sebuah gereja methodist di London.Dia begitu teruja saat berada di sidang itu soalnya saat memeriksa jumlah jemaat semuanya 250 orang.Tetapi saat hari minggu menjelang,yg hadir ke gereja hanya 25 orang dari waktu ke waktu,sehingga pada suatu saat pendeta muda ini mendapat idea yaitu "membeli sebuah peti mati",karna usahanya tidak membuahkan hasil "berkunjung dari rumah ke rumah".

Dia trus membeli peti mati itu lalu taruh di hadapan mimbar & membuat penguguman bahwa "ada orang meninggal",lalu semua yg tidak pernah ke gereja tertanya-tanya serta ingin tahu siapa sich yg meninggal itu.Setelah tiba waktu hari minggu,gereja itu penuh dengan jemaat yg hadir.Itulah kebiasaan manusia,kalo ada kesusahan baru mau ke gereja,kalo gak ada ya tidak ke gereja.Setelah selesai dengan pujian & penyembahan,pendeta muda ini berkotbah seperti biasa & di akhir kotbahnya,dia mencabar jemaat yg rame itu maju ke depan utk melihat siapakah yg meninggal itu.