Home » Pemuda Kristen » Tidak Semua Merupakan Berita Buruk Tentang Generasi Milenial dan Gen Z
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Tidak Semua Merupakan Berita Buruk Tentang Generasi Milenial dan Gen Z
Dunia berubah dengan cepat dan adalah wajar untuk mengalami ketakutan dan ketidaknyamanan saat beradaptasi dengan "keadaan normal", baik karena pandemi atau budaya yang semakin progresif di sekitar kita. Ketika saya berbicara dengan orang yang lebih tua, saya biasanya mendengar masalah tentang kepedulian terhadap anak dan cucu mereka, bagi kaum muda di Amerika. Seringkali saya merasakan keprihatinan yang sama, tetapi sebagai bagian dari Generasi Z, saya dapat mengenali kekuatan rekan-rekan saya dan mungkin menawarkan secercah harapan.
Menurut Pew Research Center, jumlah orang Amerika yang mengidentifikasi diri sebagai Kristen telah turun 10% dalam dekade terakhir, dan 4 dari 10 milenial tidak menganut agama tertentu. Meskipun jumlah mereka yang menghadiri gereja atau yang mengaku Kristen mungkin lebih sedikit jumlahnya, saya berpendapat bahwa beberapa penurunan tersebut menunjukkan kehadiran di gereja yang wajib atau seremonial dan bisa jadi tidak merugikan misi Kristen. Saya percaya iman kami dan pesan kami kuat, dan bahwa Kristus menawarkan pengharapan untuk dunia yang sangat menderita.
Generasi berikutnya, termasuk Milenial dan Generasi Z, mungkin akan melihat akhir dari budaya Kekristenan, setidaknya dalam hal tampilannya selama beberapa dekade sekarang. Generasi Kristen masa depan mungkin menghadapi lebih banyak penganiayaan, tetapi kapan ini pernah menghentikan gereja? Cara teman-teman saya menjalani iman menginspirasi dan memotivasi saya, dan saya ingin membagikan kegembiraan ini. Orang-orang muda yang mewartakan Kristus hari ini memproklamasikan Dia secara kontra-budaya dengan keyakinan, kreativitas, dan keingintahuan.
Generasi yang Ditandai dengan Keyakinan
Generasi ini tidak hanya berbicara, mereka bertindak. Salah satu hal yang saya suka lakukan ketika berbicara dengan teman adalah menanyakan apa yang akan mereka lakukan jika mereka dapat melakukan sesuatu. Seringkali, mereka sudah merencanakan cara untuk mewujudkan impian mereka –– tidak hanya suatu hari kelak, tetapi sekarang!
Student Leadership University adalah sebuah konferensi kepemimpinan Kristen yang mengajukan pertanyaan ini kepada mahasiswa: "Apa yang akan Anda lakukan untuk kemuliaan Allah jika Anda tahu Anda tidak mungkin gagal?"
Generasi saya memiliki akses pada peluang dan sumber daya yang belum pernah ada sebelumnya, jadi ketika kami melihat masalah, kami cenderung untuk memulai kios limun, klub di sekolah, podcast, lari santai, atau saluran YouTube untuk bertindak bersama berdasarkan informasi yang baru ditemukan. Misalnya, sekelompok tiga wanita muda menemukan bahwa hanya ada dua belas tempat tidur untuk orang-orang yang selamat dari perdagangan manusia di seluruh negara bagian Texas. Teman-teman ini berangkat bersepeda menyusuri pantai Pasifik menyebarkan informasi dan mengumpulkan uang untuk mendukung proyek yang akan menampung, mendidik, dan menawarkan lingkungan penyembuhan holistik berbasis agama bagi para korban. Saat ini, tim yang terdiri dari dua belas wanita "Mengayuh Pasifik" setiap musim panas dan mengumpulkan ratusan ribu dolar "bersepeda untuk sebuah dunia di mana manusia tidak untuk dijual."
Para pemuda Kristen, yang diberdayakan oleh Roh Kudus, melihat ketidakadilan dan menanggapi dengan belas kasih yang disandingkan dengan tindakan. Alih-alih menghindar dari masalah yang meresahkan, tanyakan pada anak-anak dan remaja di sekitar Anda apakah mereka memiliki ide tentang bagaimana mereka dapat membantu, dan Anda akan kagum dengan kesediaan mereka untuk bertindak.
Generasi yang Ditandai dengan Kreativitas
Bahaya teknologi sangat besar dan gelap, tetapi generasi Kristen ini dapat memanfaatkan media untuk kebaikan. Baik melalui sumber Alkitab daring, dokumenter, kampanye untuk membangun kesadaran, atau penggalangan dana, kaum muda memiliki kecanggihan teknologi yang dapat memengaruhi dunia saat digunakan untuk kebaikan orang lain. Hal ini dibuktikan pada tahun 2020, saat keterampilan yang dimiliki oleh Milenial dan Gen Z memungkinkan gereja untuk terus melayani, organisasi nirlaba untuk terus memenuhi kebutuhan, dan komunitas orang percaya untuk terus terhubung.
Akses teknologi yang belum pernah terjadi sebelumnya telah mewujudkan impian kreatif bagi orang dewasa muda, mahasiswa, dan siswa sekolah menengah. Berkat tutorial YouTube dan superkomputer di ujung jari saya, saya dapat meluncurkan The Dual Citizen Podcast sebagai mahasiswa tingkat dua di perguruan tinggi dan mewawancarai pakar agama dan politik melalui Zoom.
Teman-teman saya di Anchored Passion memulai platform yang sepenuhnya dipimpin oleh mahasiswa untuk sumber daya daring yang -- memuliakan Kristus, memperlengkapi gereja, dan melibatkan budaya melalui pemberitaan Injil.Organisasi ini menghubungkan mahasiswa di seluruh dunia dan memberi mereka jalan keluar untuk belajar teologi melalui proses penulisan dan penyuntingan.
Seorang teman dan sesama mahasiswa di Universitas Samford menerbitkan sebuah buku pada bulan April 2020. Bukunya, yang menceritakan kesaksiannya tentang kesetiaan Allah melalui sebuah kisah hancur karena luka keluarga dan diskriminasi, diberi judul sederhana, "I'll Go First". Bagi saya, dia mewakili wajah pemberani dari generasi orang Kristen yang hatinya berseru, "Aku yang akan pertama pergi! Utuslah aku!"
Tanpa ada penolakan dari penerbit, sebuah tangga untuk didaki, atau tahap untuk diperoleh, media sosial memberikan kesempatan dan audiens kepada siapa saja yang memiliki pesan untuk dibagikan. Ini menjanjikan untuk kemajuan Injil, karena pesan dapat disebarkan secara instan melalui foto, video, pesan, atau podcast. Jika Anda hanya mendengar tentang efek media sosial yang melumpuhkan, tanyakan kepada anak berusia 15 hingga 30 tahun tentang bagaimana mereka melihat media sosial menciptakan hasil yang positif, dan menyebarkan kabar baik tentang Yesus.
Generasi yang Ditandai oleh Keingintahuan
Generasi ini bertanya mengapa. Bagaimana pun, kami adalah generasi Google! Generasi saya terbiasa mendapatkan jawaban dalam hitungan detik, dengan perpustakaan virtual di ujung jari kami dan asisten bernama Siri atau Alexa. Kami terobsesi dengan analisis kepribadian enneagram, yang memberikan beberapa jawaban mengapa kami seperti ini.
Milenial telah mengajari saya mengapa pembatasan massal menjadi masalah di AS, mengapa saya harus bersyukur atas pendidikan saya ketika begitu banyak orang di dunia tidak memiliki hak istimewa ini, dan mengapa pembedaan rasial masih ada hingga saat ini. Milenial dan Gen Z ingin mengangkat topik-topik yang sulit keluar dari penundaan dan melakukan percakapan yang jujur. Secara umum, kami tidak akan diredakan oleh, "Begitulah adanya."
Kebiasaan bertanya ini dapat dilihat sebagai rintangan menuju iman yang sejati, atau, jika dilakukan dengan benar ini bisa menjadi kesempatan untuk membangun sistem kepercayaan yang sangat kokoh. Ahli apologetika Kristen Sean McDowell mengetahui hal ini dengan baik. Seorang profesor teologi di Biola University, McDowell juga menyelenggarakan saluran YouTube yang membela iman dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mulai dari, "Apa yang Alkitab katakan tentang homoseksualitas?" hingga "Mengapa mempertahankan iman?" Para ahli apologetika, serta banyak milenial yang ingin tahu/mempertanyakan, dalam arti tertentu, mematuhi perintah -- kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar- (Filipi 2:12).
Untuk menggembalakan orang muda dengan baik, terimalah pertanyaan-pertanyaan kami. Saat Anda tidak memiliki jawaban, tantanglah diri Anda untuk mengatakan, "Saya tidak tahu, tapi mari kita belajar lebih banyak bersama-sama."
Sepintas lalu, mungkin tampak bahwa masa depan dunia dan gereja kita berada di tangan orang-orang yang berulang kali bingung, tidak berkomitmen, dan narsis, tetapi ada lebih banyak cerita. Para pemuda Kristen melangkah ke dalam kepemimpinan di dunia yang berubah dengan cepat, dan orang-orang beriman yang menanggapi dengan tindakan penuh kasih, penginjilan yang kreatif, dan rasa ingin tahu yang menghasilkan iman yang berakar. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Radical.net |
URL | : | https://radical.net/articles/its-not-all-bad-news-with-millenials-and-gen-z/ |
Judul asli artikle | : | It’s Not All Bad News with Millenials and Gen Z |
Penulis artikel | : | Anna Claire Noblitt |
- Login to post comments