Home » Pemuda Kristen » Peran Remaja dalam Gereja
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Peran Remaja dalam Gereja
Sebagai bagian dari anggota tubuh Kristus, generasi muda gereja seharusnya ikut berperan aktif bekerja melayani Tuhan. Walaupun mereka masih muda, para remaja dapat dilatih oleh gereja untuk mulai memegang tanggung jawab. Peran apa saja yang bisa diberikan oleh remaja?
A. Melayani dalam Kegiatan Pelayanan Gereja
Para remaja yang dilatih dapat dilibatkan dalam pelayanan gereja, entah itu dilibatkan sebagai pemain musik, petugas kolekte, operator LCD, singer/Pemimpin Nyanyian Jemaat, dsb.. Selain itu, remaja juga dapat dilibatkan sebagai pemimpin pujian di ibadah sekolah minggu. Remaja juga dapat didorong untuk mengikuti persekutuan dan memimpin persekutuan yang dilakukan di rumah-rumah jemaat. Dengan kemampuan, kreativitas yang tinggi, serta talenta yang terasah, remaja dapat didorong untuk mengembangkan talenta dan karunia rohani yang Tuhan anugerahkan untuk giat melayani Dia.
B. Menjadi Agen Penggerak Tubuh Kristus yang Bertumbuh
Remaja yang telah dibina dengan baik akan menghasilkan remaja dengan iman yang dewasa. Remaja yang dewasa secara rohani bukan saja bisa bertumbuh dan dilibatkan dalam tugas pelayanan gereja, tetapi juga dapat menjadi agen penggerak bagi pertumbuhan iman tubuh Kristus secara keseluruhan. Mereka bisa diberi tempat untuk ikut memberi masukan bagi perkembangan gereja, misalnya ikut diundang dalam rapat-rapat gereja. Ide-ide yang baik dari remaja dapat menjadi bagian dari kemajuan gereja. Perlu diperhatikan bahwa semakin muda usia pembinaan, semakin cepat pula persiapan gereja untuk menghasilkan anggota-anggota jemaat yang didewasakan di dalam Kristus. Gereja harus memberikan waktu, dana, dan perhatian bagi pembinaan iman kaum remaja. Jika gereja tidak memberi tempat bagi remaja untuk bertumbuh dan ikut berperan, tidak heran jika jumlah kaum remaja dalam gereja akan makin menurun.
C. Menjadi Penerus Masa Depan Gereja
Masa remaja dikatakan sebagai masa-masa emas dan akan diisi dengan berbagai kegiatan untuk menyongsong masa depan. Jika gereja tidak memenangkan mereka pada masa-masa emas ini, gereja akan kehilangan kesempatan untuk membina remaja menjadi pemimpin gereja masa depan. Walaupun tidak semua remaja akan menjadi pemimpin, jika mereka dibina dengan baik, mereka dapat menjadi remaja-remaja berpotensi yang dapat memberi pengaruh kepada gereja, terutama menjadi teladan bagi remaja-remaja lain dan yang lebih muda. Mereka akan menjadi anggota gereja yang baik dan berperan di masyarakat sebagai saksi-saksi Kristus. Jika regenerasi kepemimpinan gereja berjalan dengan baik, pada masa-masa ini, kualitas kepemimpinan remaja sudah dapat dilihat melalui keterlibatan mereka memimpin komisi remaja dan pemuda gereja. Gereja bisa menempa mereka dengan memberi kepercayaan mengelola pelayanan sekolah minggu dan kegiatan gereja lainnya yang melibatkan remaja. Melalui pembinaan iman remaja yang baik, gereja telah menyiapkan masa depannya yang cerah.
D. Menjadi Saksi Kristus
Remaja yang dibina dengan baik dapat diutus untuk menjadi saksi Kristus di mana pun ia ditempatkan, baik di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Gereja perlu membina mereka untuk menjadi remaja-remaja Kristen yang takut akan Tuhan sehingga dapat menyatakan Injil kepada semua orang, terutama teman-teman di dalam komunitasnya. Seperti yang kita ketahui bersama, dunia remaja saat ini semakin jauh dari Kristus. Jika tidak bergerak dengan cepat, banyak remaja gereja yang akan ikut terlindas di dalamnya. Namun, jika remaja dimenangkan pada usia-usia ini, mereka dapat menjadi saksi Kristus yang sangat efektif untuk membawa remaja lain dimenangkan bagi Kristus. Remaja memiliki semangat yang tinggi dan memiliki kesempatan yang besar untuk bertemu dengan remaja-remaja lain, terlebih lagi dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan mereka terkoneksi lebih cepat dan mudah dengan banyak orang. Karena itu, bagian yang harus diperhatikan oleh gereja adalah bagaimana memperlengkapi remaja dan menolong mereka yang sudah percaya untuk terlibat menjadi saksi-saksiNya di tengah dunia yang gelap ini.
Remaja dan Masa Depan Gereja
Sudah dijelaskan di atas bahwa remaja yang dibina imannya dengan baik akan menjadi fondasi masa depan gereja. Namun, tidak dapat disangkal untuk menciptakan remaja yang kuat, ada tantangan yang harus dihadapi. Tantangan tersebut meliputi tantangan dari luar dan tantangan dari dalam. Di bawah ini akan diuraikan dengan singkat kedua tantangan tersebut.
A. Tantangan dari Luar
- Teknologi
Di tengah perkembangan zaman, permasalahan dan tantangan bagi remaja semakin berat dan kompleks. Di mana-mana remaja mengalami ancaman dan tidak sedikit dari mereka mulai tergerus, terjerumus untuk jauh dari Tuhan, dan terlibat dengan hal-hal yang tidak baik. Tantangan ini di antaranya adalah dari sisi teknologi dan globalisasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa remaja terkena imbas teknologi yang semakin canggih. Di satu sisi, teknologi memang bermanfaat dan memberi dampak yang positif, tetapi di sisi yang lain, teknologi perlu diwaspadai dan sangat berbahaya. Pertanyaannya, mau dibawa ke mana remaja pada era "Digital Native" (internet, gadget, cyber) saat ini? Mereka adalah remaja-remaja yang memiliki cara berpikir yang berbeda, cara berkomunikasi yang berbeda, dan cara berkomunitas yang berbeda. Untuk itu, gereja harus dapat meramu dan menemukan cara-cara pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan remaja pada era teknologi ini. Gereja harus dapat membuka diri terhadap teknologi dan memakai teknologi sebagai media baru untuk memberitakan dan mempelajari firman Tuhan. Sebagai contoh, melakukan renungan (pagi/malam) dan PA bersama jemaat melalui facebook grup pada tengah minggu, terutama untuk jemaat dengan lokasi rumah yang jauh dari gereja.
- Lingkungan
Selain itu, lingkungan sosial ternyata juga memegang peranan besar dalam membentuk karakter dan pola hidup remaja karena memengaruhi nilai dasar pola pikir dan corak kepribadian remaja. Dalam 1 Korintus 15:33 dituliskan, ".... Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." Oleh sebab itu, gereja harus memberikan fondasi yang kuat agar remaja gereja tidak mudah terpengaruh mengikuti hal-hal negatif yang ditawarkan oleh dunia. Sebaliknya, di lingkungan gereja yang nyaman, remaja dapat memiliki komunitas remaja yang berani tampil beda dengan menunjukkan moral, sikap, dan relasi sosial yang mencerminkan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan.
B. Tantangan dari Dalam
Tantangan dari dalam sering kali justru muncul dari dalam gereja sendiri. Ada dua hal yang sering menjadi penghalang bagi pembinaan iman remaja di gereja.
- Gereja tidak lagi menjunjung tinggi otoritas Alkitab.
Ketika jemaat mula-mula terbentuk, gereja merupakan pusat pengajaran dan pengenalan akan firman Tuhan bagi jemaatnya. Namun, fungsi gereja ini perlahan-lahan bergeser karena gereja sering kali tidak menjunjung tinggi otoritas Alkitab. Hal ini bisa terlihat dari program-program gereja yang lebih banyak berisi kegiatan sosial dan khotbah-khotbahnya yang menggunakan ayat-ayat Alkitab hanya sebagai pelengkap khotbah "motivasi" yang menyenangkan telinga jemaat. Karena itu, jemaat juga tidak terdorong untuk bertumbuh karena pengajaran gereja yang tidak berbobot dan tidak bergizi.
Bahkan ada gereja-gereja yang tidak lagi melakukan program pemuridan. Tugas pemuridan merupakan tugas penting gereja untuk menjadikan remaja menjadi murid-murid kebenaran. Gereja perlu mengajar remaja untuk memiliki hidup dalam firman Tuhan dan meneladani Kristus. Banyak gereja yang akhirnya kehilangan generasi mudanya karena Kristus tidak lagi ditinggikan. Iman mereka menjadi rapuh dan tidak bertumbuh. Untuk itu, gereja harus kembali kepada firman Tuhan dan menyusun seluruh kurikulum pembinaan iman remaja secara alkitabiah.
- Gereja tidak tanggap terhadap kemajuan teknologi.
Di tengah kemajuan teknologi, gereja ternyata lebih senang tertinggal di belakang. Gereja sering merasa tidak perlu mengadopsi teknologi bagi kemajuan pelayanan Tuhan. Pandangan tersebut membuat gereja menutup diri terhadap kemajuan teknologi. Karena itu, gereja cenderung menjadi tempat yang tidak menarik bagi remaja yang hidup dekat sekali dengan teknologi.
Teknologi adalah alat dan jika dipakai oleh orang Kristen yang mencintai Tuhan akan berguna untuk membantu dan memajukan pelayanan. Misalnya, sejauh ini gereja hanya sebatas menggunakan alat LCD untuk menampilkan teks lagu pujian. Padahal, masih banyak kegunaan lainnya, misalnya untuk menampilkan materi khotbah, materi pembinaan/pemuridan, video seminar, animasi, klip, dll. sehingga jemaat dapat belajar lebih mudah karena materi yang dilihat akan lebih lama diingat. Contoh lain adalah pemakaian handphone (HP). Saat ini, ada banyak fasilitas dalam HP yang bisa menampilkan materi-materi berupa buku, artikel, dll. yang berguna untuk pertumbuhan iman jemaat. Laptop juga sangat berguna untuk dipakai menjalankan program/software Alkitab sehingga memudahkan penyelidikan Alkitab, termasuk untuk membandingkan berbagai versi Alkitab dan untuk melihat Alkitab dalam bahasa Ibrani dan Yunaninya, dan masih banyak fungsi lain yang sangat berguna.
Saat ini, remaja adalah generasi yang sangat melek dengan teknologi. Karena itu, memakai teknologi untuk melayani Tuhan adalah salah satu cara yang sangat cocok untuk melibatkan remaja dalam pelayanan gereja. Gereja bisa membuka kesempatan bagi komisi remaja untuk menggunakan berbagai produk teknologi dalam pembinaan iman remaja, misalnya menggunakan facebook untuk PA, program membaca Alkitab dengan menggunakan Alkitab audio, LCD untuk menampilkan animasi, klip, atau video ilustrasi, dan sebagainya. Dengan didampingi oleh pembina remaja yang baik, kaum remaja akan dapat menjadi agen perubahan di gereja untuk memberitakan dan menyebarkan Kabar Baik Yesus Kristus ke masyarakat luas.
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | PESTA |
Alamat situs | : | http://pesta.org/pir_pel06 |
Judul asli artikel | : | PIR - Pelajaran 06 - Remaja, Gereja, dan Masa Depan Gereja |
Penulis artikel | : | Tim PESTA |
Tanggal akses | : | 23 Oktober 2017 |