Home » Pengetahuan Umum » Pandangan Kristen dalam Memaknai Hari Kasih Sayang
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Pandangan Kristen dalam Memaknai Hari Kasih Sayang
Diringkas oleh: Doni K.
Valentine's Day telah menjadi satu momen yang membudaya di Indonesia, meskipun bukan merupakan budaya asli bangsa. Jadi, mari kita menyelidiki sejarah dari Valentine's Day ini. Salah satu versi mengatakan Valentine's Day berasal dari nama seorang Santo beragama Katolik Roma, yaitu Santo Valentine. Romawi pernah diperintah oleh Kaisar Claudius II, yang dalam masa kepemimpinannya pernah terjadi perang besar (tidak ada penjelasan mendetail tentang perang itu). Sementara itu, rakyatnya menentang terjadinya perang dan tidak secara sukarela mengikuti kebijakan pemerintah, yaitu wajib militer.
Alasan masyarakat yang paling logis pada saat itu adalah mereka sudah berkeluarga dan tidak mau hal buruk terjadi pada mereka di kemudian hari, sebagai akibat dari mengikuti perang tersebut. Ada juga yang beralasan karena dalam waktu dekat, mereka akan segera bertunangan ataupun menikah. Mendengar hal itu, Kaisar Claudius II menjadi murka. Akhirnya, dia mengeluarkan peraturan bahwa di seluruh kerajaan Roma DILARANG ADANYA PERTUNANGAN DAN/ATAU PERNIKAHAN, dan semua rakyatnya yang berjenis kelamin laki-laki harus mengikuti wajib militer.
Kebijakan Kaisar ini mengakibatkan banyak sekali kehancuran dan ketidaktenteraman bagi rakyatnya. Banyak keluarga yang kehilangan suami dan/atau anak laki-laki mereka karena kesewenang-wenangan Kaisar Claudius II pada saat itu.
Seorang Pastor dari biara kecil di daerah Roma, secara diam-diam memberikan pemberkatan pernikahan bagi pasangan-pasangan yang berniat untuk menikah dan menyembunyikan sertifikat mereka dengan baik. Hal ini berlangsung terus, sampai kemudian rahasia kecil ini terbongkar dan pastor tersebut ditangkap, lalu dijebloskan ke dalam penjara. Selama di penjara, pastor tersebut berkenalan dengan anak gadis dari kepala sipir penjara. Gadis itu secara rutin menemui pastor dan mereka saling bertukar cerita kesukaan juga kesedihan dari balik pintu penjara. Karena kebaikan hati dan pertolongan yang telah diberikan oleh pastor tersebut, masyarakat pada saat itu menuntut pembebasannya. Kaisar Claudius II akhirnya menjatuhkan hukuman mati, yaitu dipenggal kepalanya. Sehari sebelum hari kematiannya, pastor dengan nama Valentine itu membuat sebuah surat yang ditujukan kepada teman-temannya dan teristimewa untuk putri kepala sipir penjara yang dibubuhkan tulisan "from your Valentine".
Ironisnya, Kaisar Claudius menetapkan tanggal 14 Februari tahun 270 sebagai hari pelaksanaan hukuman mati bagi Pastor Valentine. Semenjak itu, masyarakat menyebut hari itu sebagai Valentine's Day dan keesokkannya merayakan Lupercalia.
Kurang lebih 800 tahun kemudian, golongan Gereja Katolik Roma yang menganut PAGANISM (tidak percaya pada hal-hal mistis) menolak adanya Perayaan Lupercalia untuk memberikan persembahan kepada Dewi Cinta ataupun Dewi Kesuburan Wanita. Mereka mengangkat Pastor Valentine menjadi seorang Santo dan mendeklarasikan bahwa setiap tanggal 14 Februari adalah St. Valentine's Day.
Secara garis besar, kita dapat menyimpulkan bahwa perayaan-perayaan tersebut awalnya merupakan wujud ungkapan syukur suatu bangsa.
Seorang pujangga bernama Eleanor Whitesides menulis: "To make a valentine God took two shafts of wood and on that wood in love and anguish placed His Son, who gave His Heart that mine might be made new." Secara bebas dapat diartikan: "Untuk menciptakan suatu valentine, Allah telah mengambil dua potong kayu dan di atas kayu itu, dengan kasih dan derita, Ia menempatkan Anak-Nya yang telah memberikan hati-Nya supaya hatiku dapat dijadikan baru."
Seharusnya, inilah yang menjadi makna dari Hari Kasih Sayang bagi umat kristiani di seluruh dunia. Bukan karena menghormati seorang Santo, yang adalah seratus persen manusia, melainkan memberikan penghargaan tertinggi kepada Allah yang 100 persen manusia dan 100 persen Allah. Bukti kasih Allah sangat nyata bagi manusia, yang adalah "pengantin-pengantin-Nya", seperti sudah tertulis dalam 2 Korintus 11:2. Rasul Paulus memberikan analogi, sehubungan dengan gencarnya perayaan Valentine's Day, tentang hubungan kasih antara Kristus dengan jemaat-Nya (Efesus 5:25). Jemaat Tuhan yang berkumpul menjadi satu untuk beribadah kepada Tuhan akan disebut sebagai gereja. Gereja adalah tubuh Kristus. Apabila hubungan suami istri dalam suatu keluarga retak, maka gereja akan retak dan tubuh Kristus akan retak.
Namun, ketika hubungan suami istri dalam membina keluarga kuat dan didasari oleh firman Tuhan, gereja pun akan kuat dan tubuh Kristus di dunia ini akan menjadi kuat. Makna Hari Kasih Sayang adalah memberikan ungkapan kasih yang tulus dan mendalam kepada setiap orang sebagai ucapan syukur atas anugerah keselamatan yang telah diberikan Yesus kepada seluruh umat manusia, tanpa kecuali.
Geliat budaya Valentine's Day ini mulai masuk ke Indonesia diperkirakan pada akhir abad 19. Anak-anak muda di Indonesia, khusus yang beragama Kristen, umumnya membatasi makna Valentine's Day pada penyataan kasih HANYA kepada orang yang saat itu sedang dekat dengan dirinya. Biasanya, penyataan-penyataan ini diungkapkan dengan memberikan bunga mawar, bingkisan cokelat, boneka, dan pernak-pernik lucu lainnya.
Rasul Yohanes menulis dalam 1 Yohanes 4:7-11 yang intinya berbunyi: "Marilah kita saling mengasihi, sebab KASIH ITU BERASAL DARI ALLAH; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari ALLAH dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, dia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, kita juga harus saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita dan kasih-Nya sempurna di dalam kita."
Firman Tuhan sangat tegas mengatakan bahwa Kasih berasal dari Allah, dan mengasihi merupakan respons kita terhadap kasih yang sudah diberikan kepada kita. Dan, Tuhan tidak mengatakannya hanya pada satu momen atau hanya beberapa kali saja, tetapi selalu (saling) karena saat kita mengasihi, sosok Kristus terpancar dalam diri kita.
Selamat mengasihi saudara-saudara karena dari kehidupan kitalah setiap orang dapat melihat teladan Kristus yang ajaib.
Sumber asli: | ||
Nama situs | : | Tata Ibadah |
URL | : | http://stefycreative.blogspot.com/2010/02/pandangan-kristen-dalam-memaknai-hari.html |
Judul artikel | : | Pandangan Kristen dalam Memaknai Hari Kasih Sayang |
Penulis | : | Rev. Stefy H.V. Rompas |
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Pelayanan Remaja Kristen |
URL | : | http://remaja.sabda.org/pandangan-kristen-dalam-memaknai-hari-kasih-sayang |
Judul artikel | : | Pandangan Kristen dalam Memaknai Hari Kasih Sayang |
Penulis artikel | : | Doni. K |
- Login to post comments