Skip to main content
Submitted by admin on

<p style="margin-bottom:1em;">Saya dibesarkan di lingkungan yang sangat luas. Wilayah itu setidaknya memiliki tiga danau, hutan untuk dijelajahi, dan lapangan tenis yang terbengkalai tempat kami biasa bermain hoki jalanan. Lima teman sekelas saya tinggal di jalan yang sama dengan saya. Jarang sekali saya sendirian. Jika kami tidak sedang memancing, saya dan teman-teman berlarian di sekitar hutan untuk bermain tangkap bendera.</p>

<p style="margin-bottom:1em;">Remaja masa kini hidup di dunia yang sangat berbeda dengan dunia tempat saya dibesarkan. Bukan karena kesalahan mereka sendiri jika mereka menjadi terisolasi dan harus mencari pertemanan melalui ponsel serta media sosial. Sering kali, isolasi ini akan menyebabkan remaja merasa kesepian dan tertekan. Kita dapat mengamati kesepian ini ketika kita melihat ke sekeliling ruang remaja kita dan melihat begitu banyak remaja yang menggunakan ponsel mereka daripada berbincang dengan teman sebaya, atau pemimpin mereka. Mereka sering kali salah menempatkan sukacita mereka pada berapa banyak pengikut yang mereka miliki di media sosial, bukan pada <a target="_blank" href="https://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2020/11/05">sukacita</a&gt; yang kita temukan melalui hubungan yang bermakna dan sempurna di dalam Kristus.</p>

<p style="margin-bottom:1em;">Sebagai pelayan kaum muda, bagaimana kita dapat mendorong dan turut melibatkan murid-murid kita yang kesepian? Kita ingin memberi mereka harapan bahwa mereka tidak sendirian dan tidak perlu merasa terisolasi. Remaja masa kini lebih terhubung melalui media sosial dan teknologi, tetapi mereka tetap saja lebih tertekan daripada generasi sebelumnya. Ketika kita berusaha untuk memimpin para remaja di tengah-tengah depresi dan keterasingan, kita harus berpaling kepada Alkitab sebagai sumber untuk memerlengkapi mereka.</p>

<p style="margin-bottom:1em;"><b>Mengajarkan Model Ketergantungan kepada Allah yang Alkitabiah</b></p>

<p style="font-size:90%;margin-bottom:1em;padding-left:1.5em;">"Ke mana aku dapat pergi dari Roh-Mu? Atau, ke mana aku dapat melarikan diri dari hadirat-Mu? Jika aku menaiki langit, Engkau di sana, jika aku menggelar tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau ada di sana. Jika aku mengambil sayap-sayap fajar, dan diam di bagian laut paling ujung, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku. Seandainya aku berkata, "Pasti kegelapan akan melingkupi aku, dan terang di sekelilingku akan menjadi malam," bahkan, kegelapan tidak gelap bagi-Mu dan malam adalah terang seperti siang, karena kegelapan sama dengan terang bagi-Mu." (<a target="_blank" href="https://alkitab.mobi/ayt/passage/Mzm+139:7-12">Mazmur 139:7-12, AYT)</a></p>

<p style="margin-bottom:1em;">Hal pertama yang dapat kita lakukan untuk remaja yang kesepian dan terisolasi adalah mengajar mereka untuk berpaling kepada Tuhan dalam doa. Pada saat-saat kesusahan dan frustrasi, kita harus berseru kepada Tuhan dengan memercayai bahwa Dia tidak akan meninggalkan kita. Dalam <a target="_blank" href="https://alkitab.mobi/ayt/passage/2Sa+15">2 Samuel 15</a>, kita membaca bagaimana putra Raja Daud, Absalom, mengkhianati dan menyerangnya. Absalom mengumpulkan pasukan di sekelilingnya agar dia dapat mengambil alih takhta Raja Daud. Seorang utusan datang kepada Daud, yang mengetahui ancaman Absalom. Dia mengatakan kepada Daud, "Hati orang Israel telah mengikuti Absalom" (<a target="_blank" href="https://alkitab.mobi/ayt/passage/2Sa+15:13">2 Samuel 15:13, AYT)</a>. Pada saat itu, Daud pasti merasa sendirian, terasing, dikhianati, dan terluka. Namun, apa yang Daud lakukan di tengah-tengah kesusahan? Dia menyembah Tuhan.</p>

<p style="margin-bottom:1em;">Selama pengalaman diburu oleh anaknya sendiri, Daud meratapi jumlah musuh-musuhnya dan serangan-serangan mereka terhadapnya. Namun kemudian, dia memuji Tuhan: "Namun Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungiku; Engkau adalah kemuliaanku, dan yang mengangkat kepalaku. Aku memanggil TUHAN dengan suaraku, dan Dia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus" (<a target="_blank" href="https://alkitab.mobi/ayt/passage/Mzm+3:3-4">Mazmur 3:3-4, AYT)</a>.</p>

<p style="margin-bottom:1em;">Kita juga melihat respons yang sama yang ditunjukkan oleh tokoh Alkitab yang lain. Ketika Ayub kehilangan keluarganya, kesehatannya, dan pengaruhnya, dia berseru kepada Tuhan dalam doa. Tuhan menjawab Ayub sesuai dengan kehendak-Nya. Ketika melarikan diri dari Izebel, Elia meminta kepada Tuhan agar nyawanya dicabut. Sang nabi merasa sendirian karena perbuatan Izebel. Namun, Tuhan memeliharanya dan mengingatkan Elia bahwa masih ada 7.000 orang Israel yang belum sujud menyembah Baal (<a target="_blank" href="https://alkitab.mobi/ayt/passage/1Ra+19">1 Raja-Raja 19</a>). Kita memiliki keyakinan bahwa Tuhan mendengar doa-doa kita dan akan menjawabnya sesuai kehendak-Nya.</p>

<p style="margin-bottom:1em;">Dengan cara yang sama, saya membayangkan bagaimana perasaan <a target="_blank" href="https://biokristi.sabda.org/paulus">Paulus</a&gt; ketika menulis surat-suratnya sementara dia berada dalam penjara. Dia dirantai oleh penjaga Romawi dan mengetahui bahwa setiap saat perintah untuk mengeksekusinya bisa saja datang. Sementara itu, dia memilih untuk berfokus bergantung kepada Tuhan.</p>

<p style="margin-bottom:1em;">Meneladani tokoh-tokoh Alkitab di atas, kita juga harus mengajarkan kepada kaum muda kita tentang kebenaran yang esensial bahwa dalam kesendirian mereka, mereka juga dapat berseru kepada Tuhan dan Dia akan mendengar doa-doa mereka. Kita ingin mereka percaya kepada Tuhan untuk menghibur, menuntun, dan membuat mereka utuh. Sebagai pelayan kaum muda, kita tidak hanya harus mengajarkan kebenaran ini kepada mereka yang kesepian, tetapi kita juga harus menunjukkan ketergantungan kepada Tuhan dalam kehidupan kita sendiri. Pada akhirnya, bagi mereka yang telah menaruh iman mereka kepada Kristus, kita tidak pernah sendirian.</p>

<p style="margin-bottom:1em;"><b>Menciptakan Lingkungan yang Peduli</b></p>
<p style="margin-bottom:1em;">Kedua, kita harus menciptakan budaya yang memungkinkan terjadinya percakapan dan perkembangan relasi. Sering kali, kita melihat para murid, baik yang baru maupun yang sudah lama, duduk sendirian di kelompok pemuda dan tidak berbicara dengan siapa pun. Sebagai pelayan mereka, kita harus membuat prioritas untuk berbicara dengan semua orang di dalam ruangan, meskipun hanya untuk beberapa menit. Hal ini menunjukkan kepada para remaja bahwa kita peduli dengan mereka dan mereka dapat memercayai kita.</p>

<p style="margin-bottom:1em;">Beberapa remaja ada yang lebih sulit untuk dilibatkan daripada yang lain. Ketika Anda bertanya kepada mereka tentang kabar mereka, Anda akan mendapatkan jawaban singkat, "Baik". Jawaban yang sama juga kita dapatkan saat bertanya tentang sekolah dan keluarga. Sangat mudah untuk melihat remaja tersebut dan berkata, "Baiklah, saya sudah tahu apa yang akan mereka katakan, jadi saya tidak akan repot-repot dengan mereka minggu ini." Sebaliknya, kita harus menyadari bahwa mungkin remaja tersebut adalah orang yang paling kesepian di persekutuan Anda. Berbicara dengan remaja tersebut secara teratur akan memberikan dampak yang lebih besar daripada yang kita sadari.</p>

<p style="margin-bottom:1em;">Sementara itu, kita juga perlu menciptakan lingkungan yang mencegah remaja tersebut mengisolasi diri mereka sendiri. Entah itu dengan membeli peralatan yang mengundang aktivitas bersama seperti beberapa bola basket, meja pingpong, atau menyediakan makanan ringan yang mendorong mereka untuk bergaul. Sangat penting bagi kita untuk membina komunitas yang dapat membuat remaja yang kesepian untuk merasa nyaman.</p>

<p style="margin-bottom:1em;"><b>Mengarahkan Remaja kepada Yesus</b></p>

<p style="margin-bottom:1em;">Terakhir, kita dapat membantu para remaja untuk memandang kepada Yesus. Tepat sebelum Yesus ditangkap dan disalibkan, Dia pergi ke taman Getsemani untuk berdoa (<a target="_blank" href="https://alkitab.mobi/ayt/passage/Mat+26:36-46">Matius 26:36-46</a>). Dia membawa teman-teman terdekat-Nya dan meminta mereka untuk tetap berjaga-jaga bersama-Nya karena waktunya sudah semakin dekat. Kita membaca bahwa Dia mulai gelisah dan sedih. Dia mungkin merasa sendirian karena tidak ada seorang pun yang dapat memahami apa yang akan dialami-Nya. Bahkan, sahabat-sahabat terdekat-Nya pun tidak dapat berjaga-jaga untuk berdoa bersama-Nya.</p>

<p style="margin-bottom:1em;">Ketika kita membantu remaja yang menghadapi kesepian, kita harus mengingatkan mereka bahwa Yesus pernah mengalami emosi seperti yang mereka alami saat ini. Dia mengerti bagaimana rasanya merasa terisolasi, sehingga remaja tersebut dapat memercayai-Nya dalam segala hal yang mereka hadapi. Dia telah dengan sempurna mencontohkan ketergantungan penuh dalam doa kepada Allah Bapa yang kita kenal dalam kisah-kisah Perjanjian Lama.</p>

<p style="margin-bottom:1em;">Baru-baru ini, seorang mentor saya bertanya kepada saya tentang kehidupan doa pribadi saya. Ada suatu masa ketika saya merasa sendirian dan terisolasi. Ada banyak orang yang membantu saya dalam pelayanan, mendoakan saya, dan menyemangati saya, tetapi saya masih merasa sendirian. Mentor saya mengingatkan saya akan pentingnya doa. Pada saat-saat isolasi dan kesepian, kita harus ingat untuk berdoa. Salah satu cara yang lebih praktis adalah dengan berdoa melalui Mazmur. Jika Yesus berdoa ketika Dia terasing, mari kita melihat teladan-Nya dan <a target="_blank" href="https://reformed.sabda.org/penghiburan_dan_pergumulan_pengikut_kristus"…; saat kita mengajar para remaja kita untuk melakukan hal yang sama.</p>

<p style="margin-bottom:1em;">Untuk menolong para remaja yang kesepian, kita harus mengajar mereka secara alkitabiah bahwa kesepian adalah bagian dari kehidupan di dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. Ketika kita membimbing remaja-remaja kita menghadapi kesepian, kita percaya bahwa Allah akan mendengar doa-doa dan seruan mereka di padang gurun. Allah kita tidak jauh, tetapi hadir melalui <a target="_blank" href="https://www.pesta.org/karya_pengorbanan_kristus">karya paripurna Anak-Nya</a>. (t/Jing-jing)</p>

<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%">
<tbody>
<tr>
<td colspan="3" style="font-family:inherit;font-size:12px;font-weight:bold;line-height:1.5;text-align:left;">Diambil dari:</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="100" style="font-family:inherit;font-size:12px;line-height:1.5;text-align:left;">Nama situs</td>
<td valign="top" width="10" style="font-family:inherit;font-size:12px;line-height:1.5;text-align:left;">:</td>
<td valign="top" style="font-family:inherit;font-size:12px;line-height:1.5;text-align:left;">Rooted Ministries</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="100" style="font-family:inherit;font-size:12px;line-height:1.5;text-align:left;">Alamat artikel</td>
<td valign="top" width="10" style="font-family:inherit;font-size:12px;line-height:1.5;text-align:left;">:</td>
<td valign="top" style="font-family:inherit;font-size:12px;line-height:1.5;text-align:left;"><a target="_blank" href="https://rootedministry.com/teaching-lonely-teenagers-to-look-to-jesus/"…;
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="100" style="font-family:inherit;font-size:12px;line-height:1.5;text-align:left;">Judul asli artikel</td>
<td valign="top" width="10" style="font-family:inherit;font-size:12px;line-height:1.5;text-align:left;">:</td>
<td valign="top" style="font-family:inherit;font-size:12px;line-height:1.5;text-align:left;">Teaching Lonely Teenagers to Look to Jesus</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="100" style="font-family:inherit;font-size:12px;line-height:1.5;text-align:left;">Penulis artikel</td>
<td valign="top" width="10" style="font-family:inherit;font-size:12px;line-height:1.5;text-align:left;">:</td>
<td valign="top" style="font-family:inherit;font-size:12px;line-height:1.5;text-align:left;">Jon Gers</td>
</tr>
</tbody>
</table>