Home » Media & Teknologi » Media Sosial, Transparansi, dan Mengikut Yesus
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Media Sosial, Transparansi, dan Mengikut Yesus
Saya pernah mendengar seorang pendeta mengatakan bahwa kita sering membandingkan seluruh hidup kita dengan lingkar sorotan orang lain. Saya percaya itu benar. Dia berbicara tentang perbandingan, membuat kesimpulan bahwa kita tidak dapat secara akurat menilai kehidupan kita dengan melihat orang lain karena kebanyakan dari apa yang kita bagikan hanya sebagian dari hidup kita yang membuat kita terlihat baik.
Bacalah dengan teliti Facebook, Twitter, atau situs media sosial lainnya, maka Anda akan segera menemukan bahwa itu semua lelucon - suatu tampilan luar yang kita perlihatkan kepada dunia untuk membuktikan (harga) diri. Untuk menerima validasi bahwa kehidupan kita benar-benar layak dihidupi. Beberapa orang menghabiskan berjam-jam setiap hari di situs-situs tersebut, membuang-buang waktu yang telah diberikan kepada mereka dalam upaya untuk membuat waktu mereka di bumi ini tampak layak di mata orang lain. Sebagai upaya untuk merasa lebih baik tentang nasib mereka dalam kehidupan.
Saat ini, saya tidak mengatakan semua media sosial adalah buruk. Hal tersebut tentu, dapat, untuk digunakan demi kebaikan. Dalam zaman baru ini, media sosial memiliki potensi untuk digunakan dalam menyebarkan pesan harapan, cinta, dan kedamaian kepada masyarakat umum tidak seperti sebelumnya. Namun, godaan untuk menampilkan hanya lingkar bagian hidup kita yang menarik, harus dilawan, berdirilah teguh pada nilai diri kita di dalam Yesus, jika kita berharap untuk memiliki dampak yang nyata di dunia ini.
Hidup ini berantakan. Hidup itu rumit dan sulit untuk masing-masing dari kita - orang percaya dan orang tidak percaya, sama. Namun, ada harapan dalam Yesus - dan di dalam Yesus sendiri - dan saya yakin bahwa jika lebih banyak pengikut Kristus berbagi kesulitan mereka dengan transparansi yang lebih besar, menunjuk kepada harapan yang mereka miliki dalam Yesus, lebih banyak cahaya akan bersinar ke dalam keindahan dunia yang rusak dan rumit ini, dan banyak yang akan diselamatkan.
Mari kita menjadi orang-orang yang menebus zaman baru ini, bersama dengan semua godaan yang dibawa oleh berbagai teknologi baru, dan menggunakannya untuk kemuliaan Allah. Sama seperti Allah yang menggunakan semua yang dirancang untuk mencelakai menjadikannya bagi kebaikan, mari kita menggunakan apa yang memiliki potensi untuk mencelakai dan menggoda kita, untuk menjadi kebaikan juga.
Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi berbeda. Untuk menarik perhatian. Mari melakukannya. Mari kita berhenti menggunakan teknologi dengan cara yang sama dengan yang digunakan oleh dunia dan mulai mengubahnya secara revolusioner bagi Kristus, berdirilah teguh dalam iman kita dan menolak untuk menyamakan diri dengan tekanan masyarakat untuk meninggikan diri kita sendiri melalui gambaran palsu. Mari kita menunjukkan kepada dunia kelemahan kita, dalam kebenaran dan transparansi, mengarahkan mereka kepada sumber kekuatan kita. Bersama-sama, kita dapat membawa terang. Kita dapat menjadi bagian dari tangan-tangan yang menebus bagian dari dunia yang rusak ini. (t/N.Risanti)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Crosswalk.com |
Alamat situs | : | http://www.crosswalk.com/blogs/laurie-coombs/on-social-media-transparency-and-following-jesus.html |
Judul asli artikel | : | On Social Media, Transparency, and Following Jesus |
Penulis artikel | : | Laurie Coombs |
Tanggal akses | : | 2 Maret 2016 |
- Login to post comments