Home » Kepemimpinan » Kita Dipersiapkan dan Diperlengkapi untuk Melayani Allah di Lingkungan Gereja Lokal (Ayub 10:8; Yesaya 43:21)
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Kita Dipersiapkan dan Diperlengkapi untuk Melayani Allah di Lingkungan Gereja Lokal (Ayub 10:8; Yesaya 43:21)
Setiap kita dibentuk Allah untuk melayani Dia. Apa pun yang dijadikan Allah di planet ini mempunyai bidang keahliannya masing-masing yang menentukan peran dan tanggung jawab mereka di planet bumi. Begitu juga dengan manusia. Ilustrasi: Setiap arsitek sebelum membangun selalu mencari tahu dengan jelas tujuan pembuatan atau pemakaian bangunan yang akan digambar atau dirancangnya. Karena hal itu menentukan wujud dan pengaturan rancangan bangunannya.
Demikian juga Allah, sebelum menjadikan kita manusia. Dia memiliki rancangan, tujuan, "blue print" yang unik dan spesifik untuk peran dan manfaat hidup setiap kita -- yaitu melayani Dia, melakukan pekerjaan-Nya (Efesus 2:10 -- "buatan Allah" -- karya seni, poema bandingkan dengan Mazmur 139:13-14). Kita bukan produk asal jadi atau produk borongan Allah... melainkan karya seni yang unik dan istimewa... dari Allah. KARENA ITU, segala kejadian dan pengalaman tidak ada yang terjadi dengan sia-sia atau kebetulan. Allah memanfaatkannya untuk membentuk dan memperlengkapi kita bagi keperluan pekerjaan-Nya. Allah tidak pernah menghamburkan apa pun. Dia tidak akan memberikan bakat, talenta, kesukaan, kepribadian, dan pengalaman hidup pada kita tanpa tujuan. Semua itu diberikan, diizinkan terjadi untuk mempersiapkan dan memperlengkapi kia dalam melakukan pekerjaan yang akan memuliakan-Nya.
Mengerti KOMPOSISI KEUNIKAN Rancangan Allah atas Diri Kita
Dengan menemukan komposisi itu, kita mengerti maksud dan pekerjaan yang Allah mau kita kerjakan bagi-Nya. Akronim bahasa Inggris SHAPE akan menolong kita memahami rencana-Nya dengan baik:
Spiritual Gifts -- karunia rohani
Heart -- beban, dorongan hati, minat
Abilities -- bakat, kemampuan, keterampilan bawaan ataupun yang dipelajari
Personality -- gaya kepribadian
Experience -- pelbagai pengalaman hidup
I. SHAPE -- Menemukan KARUNIA ROHANI kita (Spiritual Gifts)
Kepada setiap orang percaya, Allah mengaruniakan karunia rohani untuk memperlengkapinya dalam melayani bersama dengan anggota tubuh Kristus lainnya. Karunia rohani merupakan kekuatan adikodrati dari Allah yang hanya diberikan kepada orang percaya, mereka yang sudah lahir baru (1 Korintus 2:14).
Karunia rohani tidak bisa dibeli, dituntut, diminta sebagai upah karena karunia rohani merupakan anugerah Allah yang diberikan seturut kehendak dan rencana-Nya (Efesus 4:7; 1 Korintus 12:11). Karena Allah menyukai variasi, maka Dia tidak memberikan karunia yang sama pada semua orang, juga tidak ada orang percaya yang mempunyai semua jenis karunia (1 Korintus 12:29-30). Perlu diingat bahwa karunia rohani diberikan pada kita BUKAN untuk kepentingan pribadi, melainkan selalu untuk kepentingan bersama (1 Korintus 12:7). Allah merancangnya demikian, itu sebabnya kita saling membutuhkan. Ketika kita sama-sama memakai karunia rohani kita, kita semua sama-sama memperoleh manfaatnya. Inilah alasan utama, mengapa kita semua harus menemukan, memakai, dan mengembangkan karunia rohani kita.
Kelalaian dalam mengerti kebenaran mendasar tentang karunia rohani ini selalu mendatangkan masalah dalam gereja:
- RASA IRI (gift-envy) -- membandingkan diri dengan orang lain dan tidak puas dengan yang kita punya, dengan bagaimana Allah memakai orang lain, lalu menginginkan karunia seperti yang dimiliki orang lain.
- PENYERAGAMAN KARUNIA (gift-projection) -- menuntut orang lain memiliki karunia seperti kita dan melakukan pelayanan seperti yang kita lakukan.
Kita harus menghargai kekuatan dari perpaduan harmonis dari keragaman dan bukan keseragaman. Mengenal karunia rohani merupakan salah satu faktor penting dalam menemukan rancangan dan tujuan Allah bagi hidup kita. Tetapi, hal itu bukan satu-satunya penentu gambar keseluruhan diri kita.
II. SHAPE -- Mendengarkan DORONGAN HATI, MINAT kita (Heart)
Alkitab menuliskan HATI sebagai pusat keinginan, harapan, ambisi, impian, dan perasaan yang kita miliki. Hati kita mewakili seluruh sumber motivasi kita -- apa pun yang sering kita lakukan dan yang paling kita pedulikan. Seperti air mencerminkan wajah kita, demikianlah hati mencerminkan diri seseorang (Amsal 27:19). Hati kitalah yang menyatakan siapa dan bagaimana diri kita yang SESUNGGUHNYA, bukan apa kata atau bagaimana penilaian orang. Hati kitalah yang menentukan mengapa kita berkata demikian, mengapa kita merasa seperti ini, mengapa kita bertindak seperti itu.
Sebagaimana kita bisa merasakan denyut jantung kita, demikian juga kita bisa merasakan denyut emosi hati kita -- yaitu ketika kita memikirkan, melakukan hal yang kita sukai, atau berada di tempat yang menarik perhatian kita. Inilah yang bisa dijadikan petunjuk bagi pelayanan yang tepat, yang direncanakan Allah bagi kita. Kata lain untuk ini adalah passion -- semacam gairah, minat bawaan. Semua gairah bawaan ini datangnya dari Allah. Dia mau kita melayani dengan sepenuh hati, bukan sekedar rutinitas atau terpaksa, artinya sesuai dengan gariah emosi bawaan kita. Bagaimana kita mengetahui kalau kita sudah melayani sesuai dengan HATI kita?
- Ada antusiasme dalam melakukannya. Kita antusias melakukan yang kita sukai, dan hal itu terasa begitu memotivasi walaupun kita tidak banyak menerima (atau bahkan tidak ada) tepuk tangan, maupun upah yang diberikan. Kita bisa menikmati dalam melakukan hal itu.
- Ada unsur efektivitas dalam mengerjakannya. Gairah atau passion membuat orang melakukannya dengan "sempurna".
III. SHAPE -- Memakai segala BAKAT ATAU KEAHLIAN kita (Abilities)
Ini merupakan bakat bawaan yang alamiah. Setiap orang menerimanya dari kombinasi gen orang tuanya. Ada yang mewarisi bakat berbahasa, bakat atletik, bakat musik, matematika, dsb. Pada saat Allah ingin membuat Kemah Suci dan segala peralatan ibadahnya, Allah menggerakkan orang dengan pelbagai keahlian untuk melakukannya (Keluaran 31:3-5). Sampai hari ini Allah tetap mengaruniakan pelbagai bakat pada anak-anak manusia agar mereka bisa memakainya untuk melayani-Nya:
- Semua bakat dan kemampuan kita BERASAL DARI Allah. Bahkan, kemampuan untuk melakukan hal berdosa pun berasal dari Allah, tetapi disalahgunakan. Karena semua bakat dan keterampilan yang kita miliki berasal dari Allah, pemberian-Nya, maka semua itu sama penting dan "rohani"nya dengan karunia rohani kita (Roma 12:6a). Perbedaannya hanyalah bakat dan keterampilan kita peroleh sejak lahir. Banyak orang salah mengenal atau memperhitungkan bakat dan keterampilan yang dimilikinya, sehingga mereka merasa tidak bisa melakukan apa-apa untuk dipakai melayani Tuhan dan sesama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap orang rata-rata memiliki 500-700 kemampuan ilmiah.
- Setiap bakat dan kemampuan BISA DIPERGUNAKAN untuk kemuliaan nama-Nya. Seperti dikatakan Paulus, apa pun yang kita lakukan atau kerjakan, harus dilakukan bagi kemuliaan Allah (1 Korintus 10:31). Alkitab banyak mencatat contoh-contoh pelbagai kemampuan yang berbeda-beda dipakai bagi kemuliaan-Nya; kemampuan artistik, arsitektur, administrasi, memasak, membuat kapal, membuat permen, mendesain, menciptakan musik, menulis puisi, membuat ukiran, membuat ramuan, menjahit, dsb.. Begitu kaya jenisnya, diberikan oleh Allah untuk kepentingan bersama (1 Korintus 12:6). Ketika kita dipercaya dan menjadi bagian dari satu gereja, Allah mau kita memakai pelbagai bakat alami kita untuk membangun gereja-Nya, memberikan kontribusi yang mengubah lingkungan. Ada orang yang diberi kemampuan untuk menghasilkan dan mengolah uang banyak (Ulangan 8:18) -- mereka inilah orang-orang yang mampu berbisnis dengan baik. Inipun datangnya dari Allah. Dan karenanya harus dipakai bagi kemuliaan Allah. Caranya? Pertama, akui bahwa bakat dan kemampuan itu datangnya dri Allah. Kedua, pakai bisnis itu untuk melayani Allah dengan melayani sesama dan menjadikannya kesempatan untuk menyampaikan kesaksian dan Injil kepada mereka yang belum percaya. Ketiga, sedikitnya berikan persembahan perpuluhan dari keuntungan usaha kepada llah sebagai tanda ibadah kita. Keempat, milikilah tujuan hidup untuk membangun Kerajaan-Nya (Kingdom Builder) dan bukan sekedar membangun kejayaan kerajaan sendiri (Wealth Builder).
- Apa saja yang BISA kita lakukan, Allah MAU kita menggunakannya. Kita masing-masing diberi kemampuan yang khas dan unik oleh Allah, dirancang hanya untuk diri kita. Jadi, hanya kita yang bisa mempergunakannya. Alkitab mengatakan, itu dilakukan-Nya sebagai perlengkapan bagi kita untuk melakukan kehendak-Nya (Ibrani 13:21). Untuk mengetahui kehendak Allah atas hidup kita, temukan dengan serius apa yang bisa kita lakukan dengan amat baik dan apa yang tidak. Hal yang bisa kita lakukan dengan baik merupakan petunjuk apa dan di mana Allah ingin kita berperan, atau bagaimana kita menjalani dan mengembangkan hidup kita. Allah tidak pernah menyia-nyiakan bakat dan keterampilan yang diberikan-Nya kepada kita. Dia selalu mencocokkan dengan baik panggilan-Nya dengan kemampuan kita -- yang adalah berasal dari-Nya, diberikan menurut rancangan-Nya.
Ingat!!! Bahwa kita menerima pelbagai kemampuan dan bakat bukan hanya supaya kita bisa hidup. Allah memberikannya kepada kita untuk memperlengkapi kita bagi pekerjaan pelayanan-Nya (1 Petrus 4:10).
IV. SHAPE -- Memperhitungkan GAYA KEPRIBADIAN kita (Personality)
Allah menjadikan setiap manusia unik dalam kepribadian, sesuai dengan variasi molekul DNA yang hampir tidak mungkin menjadi keserupaan 100%. Allah memang menyukai variasi -- lihatlah sekitar kita, tidak ada orang yang sama. Bahkan, anak kembar pun menyukai keunikannya sendiri-sendiri. Manusialah (para ahli psikologi) yang membuat pengelompokan agar menolong kita mengerti variasi tipe-tipe kepribadian (ada yang menyebutnya tempramen): ada yang introvert dan ada yang ekstrovert; ada yang suka teratur dan ada yang tidak; ada yang berorientasi pada orang dan ada yang pada pekerjaan; ada yang cenderung pemikir dan ada yang cenderung perasa; ada yang bisa bekerja dengan baik bila atau meskipun sendirian dan ada yang harus bersama orang lain, dsb. Semuanya baik dan unik, tidak ada tempramen yang buruk atau salah ketika dipakai untuk melayani.
Alkitab memberikan sangat banyak bukti bagaimana Allah memakai segala tipe kepribadian: Petrus yang sanguin, Paulus yang kolerik, Yeremia yang melankolis. Kita melihat kedua belas rasul yang berlainan tipe kepribadian atau tempramennya, kita mulai bisa mengerti mengapa terkadang mereka terbentur pada konflik antar pribadi.
Tipe kepribadian kita akan mempengaruhi bagaimana dan di mana kita memakai karunia dan kemampuan atau keterampilan kita. Misalnya, ada 2 orang yang sama-sama berkarunia menginjili, tetapi yang satu ekstrovert dan yang lain introvert. Pemakaian karunianya akan berlainan. Para tukang kayu sangat mengerti bahwa lebih mudah mengerjakan kayu dengan mengikuti arat urat kayu daripada melawannya. Demikian juga dengan kita, jika kita "dipaksa" melayani dalam situasi dan kondisi yang berseberangan atau berlainan dengan karakteristik tempramen dan gaya kepribadian kita, itu hanya memunculkan tekanan, ketidaknyamanan, menuntut tenaga dan usaha yang lebih besar dan banyak tetapi membuahkan hasil yang tidak maksimal. Kita boleh dan bisa saja belajar dari cara orang lain bekerja atau melayani. Tetapi, kita harus "menyaringnya" sesuai dengan tipe kepribadian kita. Dengan demikian kepuasan, efektivitas, dan hasilnya maksimal.
V. SHAPE -- Memanfaatkan segala PENGALAMAN HIDUP kita (Experience)
Segala rupa pengalaman hidup tanpa disadari membentuk hidup kita secara luar biasa. Allah mengizinkan semua yang terjadi dalam hidup kita dalam rangka rangcangan-Nya yang bertujuan atas hidup kita. Dalam mencari tahu "SHAPE" kita untuk melayani Allah, kita harus memperhatikan sedikitnya 6 jenis pengalaman pada masa lalu kita:
- Pengalaman keluarga: Apa yang telah dipelajari selama tahun-tahun pertumbuhan dalam keluarga?
- Pengalaman pendidikan: Apa saja mata pelajaran kesukaan selama di bangku sekolah?
- Pengalaman bekerja: Pekerjaan apa saja yang paling dinikmati dan menunjukkan efektivitas kerja yang maksimal?
- Pengalaman rohani: Apa pengalaman bersama Tuhan yang dirasa paling berarti dan berkesan selama ini?
- Pengalaman pelayanan: Bagaimana Saudara melayani Allah selama ini? Apa/hal apa yang paling membuat Saudara antusias dalam melakukannya?
- Pengalaman yang pahit: Problem, luka batin, duri, dan cobaan hidup apakah yang sudah terjadi dalam hidup dan berbekas yang membentuk hidup Saudara sampai hari ini?
Kategori terakhir dari pengalaman hidup -- pengalaman yang pahit, itulah yang biasanya paling banyak Allah pergunakan untuk mempersiapkan kita bagi pekerjaan melayani-Nya. Allah tidak pernah menyia-nyiakan pengalaman pahit/buruk apapun! Faktanya, pelayanan terbesar kita biasanya adalah yang dilakukan sehubungan dengan pengalam terburuk/terpahit kita. Siapa yang bisa melayani pada orang tua dengan anak-anak autis atau kelainan kelahiran (Down Syndrome) dengan baik selain daripada orang tua yang pernah/memang mempunyai anak-anak dengan kelainan serupa? Atau, siapa yang dapat melayani mereka yang terjerat kecanduan alkohol, narkoba, kebiasaan buruk seperti berjudi selain daripada mereka yang pernah berjuang dan menang atas kebiasaan dan kecanduan serupa? Siapa yang dapat menghibur mereka yang kehilangan anak/kekasih/orang tua/pasangan hidup sebaik mereka yang pernah mengalami duka dan rasa kehilangan yang serupa?
Allah dengan sengaja mengizinkan kita melewati pelbagai pengalaman hidup yang tidak selalu menyenangkan demi memperlengkapi kita bagi pelayanan menjangkau banyak orang (2 Korintus 1:4).
Jika kita ingin dipakai Allah, kita HARUS mengerti kebenaran yang penuh kuasa ini: Pengalaman yang paling kita sesali atau merasa marah atasnya -- yang selalu ingin dilupakan, disembunyikan -- adalah pengalaman yang Allah paling ingin pergunakan untuk menolong orang lain, yakni orang-orang yang merupakan sasaran pelayanan yang Allah sediakan bagi kita.
Untuk mengizinkan Allah mempergunakannya, kita perlu rela membagikannya kepada orang lain. Kita harus berhenti menyembunyikannya dan belajar jujur mengakui kegagalan, kekeliruan, dan rasa takut kita. Ini akan menjadi pelayanan kita yang paling efektif. Orang biasanya lebih terkuatkan ketika kita menceritakan bagaimana anugerah Allah menolong kita dalam kelemahan kita daripada ketika kita membanggakan kelebihan dan kekuatan kita.
Contoh: Sharing Paulus tentang keraguan dan depresinya (2 Korintus 1:8-10). Jika Paulus merahasiakannya, maka rahasia kemenangan atas depresi dan keraguan yang menjadi pergumulan jutaan orang tidak pernah terungkap. Hanya pengalaman yang diceritakan pada orang lainlah yang akan menolong orang lain. Aldous Huxley berkata: "Suatu pengalaman itu bukanlah apa yang terjadi atas diri kita, melainkan apa yang kita lakukan dengan kejadian yang menimpa kita." Apa yang akan kita lakukan dengan segala yang pernah terjadi dalam hidup kita? Jangan sia-siakan penderitaan dan pengalam nyeri kita, pakailah untuk membantu orang lain.
Diambil dari: | ||
Judul buku | : | Menjadi Murid Kristus |
Judul bab | : | Buah Kehidupan Seorang Murid Kristus |
Judul asli artikel | : | Kita Dipersiapkan dan Diperlengkapi untuk Melayani Allah di Lingkungan Gereja Lokal |
Penulis | : | Lily Efferin, S.Th., M.A. |
Penerbit | : | Metanoia Publishing, Jakarta, 2007 |
Halaman | : | 219 -- 228 |