Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Ketakutan
Ketika saya memikirkan kata "ketakutan" hal pertama yang muncul di benak saya adalah seekor tikus, seekor tikus yang gemetar di pojokan. Pada suatu hari, saya melihat anjing saya memojokkan seekor tikus di garasi. Binatang pengerat itu akan berlarian dari satu tempat persembunyian ke tempat persembunyian lainnya. Bayangkan kehidupan seekor tikus, dengan gugup memakan sepotong kecil makanan, selalu dalam keadaan gugup memakan sepotong kecil makanan, selalu dalam keadaan berjaga-jaga, selalu dikejar, kehidupan yang bertahan. Sering kali, tepat di situlah kita berdiri secara rohani. Kita menemukan diri kita benar-benar tersudut tanpa pertolongan, gemetar seolah-olah tak ada jalan keluar dari situasi ini yang harus kita alami sebagai konsekuensi dosa. Dalam peperangan rohani kita, kita mendapati diri kita secara terus-menerus dalam kondisi bertahan dan bukannya menyerang. Apakah Anda juga demikian? Saya kira kebanyakan dari kita dapat menceritakannya. Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi keadaan kita yang dilanda ketakutan?
Saya telah menghabiskan sebagian besar hidup saya untuk kompetisi olahraga. Tanyalah pada pelatih-pelatih, khususnya tingkat perguruan tinggi ke atas dan mereka akan memberi tahu Anda bahwa elemen kunci dalam permainan adalah selalu mengenal perilaku lawan Anda. Tim sepak bola yang akan menghadapi pertandingan besar tanpa mengetahui gambaran permainan adalah seperti seorang petinju naik ke atas ring dengan penutup mata. Saya teringat melihat Orel Hershiser, pada waktu itu menjadi pelempar bola untuk klub baseball Dodgers. Dia duduk di tempat duduk di pinggir lapangan di waktu senggangnya dengan laptop di pangkuannya, merinci tiap lemparan bola ke tiap pemukul bola. Dia tidak tergantung pada anggota tim untuk mencari informasi mengenai kebiasaan pemukul-pemukul dalam tim lawan. Dia ingin mempelajari sendiri lawannya. Dia ingin secara pasti mengetahui informasi mengenai lawan yang dihadapinya. Dia mempelajari tiap-tiap gerakan pemain pemukul bola, kecenderungan setiap pemukul bola, kelemahan setiap pemukul bola. Orel mengenal perilaku lawannya.
Lalu, siapa lawan kehidupan rohani kita dan bagaimana kita menyelidinya? Jawaban atas pertanyaan pertama ini mudah -- tidak ada yang lain selain Iblis, malaikat Allah yang jatuh. Inilah satu tokoh yang Anda ingin ketahui, tetapi belum Anda ketahui. Untuk menyelidiki pribadi ini, kita perlu berhati-hati. Kekuatannya terletak pada kemampuan yang Allah berikan. Dia adalah ciptaan Allah. Untuk mengetahui siapa Iblis dan bagaimana dia bekerja, amat penting kita datang kepada-Nya yang mengetahui dia dengan sangat baik -- Dia yang menciptakannya. Langkah ini sangat penting untuk memerangi ketakutan.
Sebelum menciptakan surga dan dunia, Allah menciptakan sekelompok pembantu bagi diri-Nya. Allah kelihatannya sungguh-sungguh menyukai persekutuan. Hal ini jelas dari semua yang diciptakan-Nya. Lalu Dia menciptakan malaikat tersebut melalui firman-Nya untuk melayani Dia dan menyembah Dia selama-lamanya. Saya tidak tahu seberapa banyak malaikat yang diciptakan-Nya. tapi saya membayangkan lebih banyak dari yang saya dapat saya bayangkan. Dia menciptakan satu malaikat secara istimewa yang merupakan malaikat yang paling cantik dari semua malaikat. Tertulis bahwa Lucifer dipercantik tidak seperti malaikat yang lainnya. Kesemarakannya merupakan pemandangan yang memanjakan mata. Keindahannya menarik tak terkirakan. Saya berbicara saat sekarang karena kenyataan bahwa Lucifer masih memelihara kualitas-kualitas keindahannya di dunia ini. Tidak ada hal lain yang membuat kita terpikat pada pengaruhnya. Semua yang dia taruh di depan kita terasa begitu menarik, begitu indah dan begitu... menggoda!
Kebanyakan dari kita akan cepat menjawab dosa pertama yang dilakukan di Taman Eden ketika Hawa mengambil apel, memakannya, dan membaginya kepada pasangannya, Adam. Bagaimanapun, jika Anda ingin mengetahui secara tepat, dosa pertama melawan Allah terjadi jauh sebelum Taman Eden. Dosa pertama terjadi jauh sebelum terjadinya penciptaan langit dan dunia yang kita tempati. Dosa pertama terjadi di tempat Allah memerintah dan para malaikat melayaninya. Dosa pertama terjadi ketika malaikat yang paling indah membuat kesalahan dalam kekekalan. Dia berdosa melawan Penciptanya.
Iblis adalah penyebab dosa. Dia memutuskan untuk menginginkan semuanya. Dia memutuskan untuk menantang Penciptanya dan menyuruh makhluk-makhluk ciptaan Allah untuk melayani dan memujanya, dan bukannya melayani dan memuja Allah. Dosa pertama. Hal yang masih dada sampai sekarang. (Sungguh lucu ternyata dosa tidak pernah hilang. Kita terus-menerus menemukan cara-cara baru untuk mempraktikkannya). Dosa tersebut adalah kesombongan. Lucifer itu begitu indah, tetapi juga begitu sombong akan dirinya. Sekali waktu saya diberi tahu bahwa pride (kesombongan) dieja dengan huruf I (saya) di tengah-tengah. "I (saya) mau ini." "I (saya mau itu." "I (saya) tahu yang terbaik buat saya." "I (saya) tahu ini benar." "I (saya) tahu ini salah." "I (saya) adalah tuan." "I" (saya) adalah masalah dengan pride (kesombongan).
Jadi Lucifer memutuskan di dalam hatinya untuk mengambil alih surga tempat dia tinggal. Tujuannya: menjadi Allah. Kita berpikir bahwa Allah dengan mudahnya mengusir dia keluar dan menolaknya selama-lamanya. Allah pasti telah menciptakan sesosok makhluk yang begitu istimewa ketika Dia menciptakan Lucifer. Pesolek ini telah memberikan perlawanan sengit. Saya tidak mengatakan dia mempunyai peluang mengalahkan Allah yang Mahakuasa, tetapi dia telah menjadi lawan yang cukup tangguh ketika Anda melihat akibat-akibatnya. Lucifer tidak meninggalkan surga sendirian. Firman-Nya mengatakan bahwa ketika Iblis diusir dari surga, dia mengambil sepertiga ciptaan Allah untuk jadi pengikutnya! SATU PER TIGA! Sungguh-sungguh menakjubkan. Bayangkan menantang Allah dan sukses mengambil sepertiga pengikut-pengikut-Nya. Menakjubkan buat saya. Tidak hanya karena Iblis telah mengambil sepertiga ciptaan Allah di surga, tetapi dia juga telah melakukan sebuah pekerjaan yang lumayan baik dengan mencuri ciptaan Allah di bumi sejak sejarah pertama kali dimulai. Dan ke mana pun dia pergi, mereka cenderung untuk mengikutinya. Masalah yang tidak dimengerti oleh pengikut-pengikutnya yang antusias tersebut adalah bahwa pemimpin ini adalah bapa segala penipuan dan pembohong dari segala zaman. Ketika ciptaan Allah mengikuti Iblis, mereka mengikuti dia sampai ke kebinasaan terakhirnya -- api neraka kekal yang Allah sedang sediakan untuknya dan semua pengikutnya.
Sekarang, berhati-hatilah dan jangan memberikan pujian kepada Iblis untuk hal yang dia lakukan. Ingat, kekuatannya berasal dari Penciptanya. Penciptanya bukan seorang pribadi yang berperang dengan cara seperti yang digunakan dunia. Allah bekerja dalam kasih. Iblis bekerja dalam kebencian. Iblis hendak mengontrol. Allah memberikan kehendak bebas kepada setiap pribadi. Apakah Allah menciptakan para malaikat dengan kehendak bebas? Saya belum pernah membayangkan dengan sungguh sampai satt ini, tetapi hal itu tampaknya telah Dia lakukan. Jika Allah tidak memberikan kehendak bebas kepada ciptaan-Nya bagaimana Iblis dapat melawan Dia. Jika Allah tidak memberikan kehendak bebas kepada ciptaan-Nya, bagaimana Iblis dapat mengumpulkan sepertiga malaikat surga dan memimpin mereka untuk melawan Allah Yang Mahakuasa. Kelihatannya, Allah memberikan kehendak bebas untuk mematuhi atau tidak mematuhi Dia kepada semua yang diciptakan-Nya -- termasuk para malaikat-Nya. Pikiran manusia saya sulit memikirkan bagaimana seorang malaikat dalam hadirat Allah kita dapat melawan-Nya. Sesuatu yang tidak dapat saya pahami.
Kejadian 3:1 mengatakan bahwa "Adapun ular ialah yang pulang cerdik dari segala binatang." Lalu seperti apa Iblis itu? Iblis adalah pendusta, bapa segala dusta. Dia menyimpangkan kebenaran. Dia membunuh manusia dan kemudian berdusta mengenai hal-hal yang telah dilakukannya. Dia adalah lawan Allah (Yohanes 8:44).
Iblis itu penipu. Dia menyamar sebagai malaikat terang. Dia meyakinkan kita untuk mementingkan kepentingan diri kita sendiri, mencari kemarahan, penuh dengan kebencian, melemahkan prinsip-prinsip kita dan dia menyerang kelemahan-kelemahan kita. Dia mengenakan kedok kebenaran dan menciptakan nabi-nabi palsu (2 Korintus 11:14).
Dan karena dia tahu bahwa dia telah dikalahkan dan ditentukan untuk dilemparkan ke neraka kekal, tujuannya yang licik, penuh tipuan, kejam, dan penuh dosa adalah membawa sebanyak mungkin orang-orang di antara kita langsung ke neraka bersamanya. Jelas dan sederhana, dia bukan seekor kucing yang bisa kita ajak bermain-main. Dia serius dengan tindakannya. Permainan yang dijalankannya memiliki akibat-akibat kekal.
Dia adalah musuh. Dan jika kita berpikir bahwa kita siap untuk melawan anjing ini sendirian, kita pada akhirnya akan jatuh terjerembap. Dengan kekuatan kita sendiri, kita dapat memperdaya makhluk paling cerdik di luar surga. Saya ulangi, kita tidak dapat melawan iblis dengan kekuatan kita sendiri. Tidak mungkin bisa. Allah tidak merencanakan agar kita berbuat demikian. Dari sejak semula Dia mempunyai rencana lain. Rencana-Nya adalah satu-satunya rencana yang akan berhasil. Dan bilamana Anda siap untuk berdiri teguh, pakailah persenjataan lengkap dari Allah. Dia akan menunjukkan jalannya.
Pertama-tama, kita perlu mempelajari cara kerja Iblis. Cara Iblis bekerja sesungguhnya tidak serumit itu. Hanya karena tidak sulit untuk dimengerti tidak berarti mudah untuk diatasi. Saya kira Yakobus menggambarkan siasat Iblis sebaik di bagian lain dalam firman Allah.
"Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:13-15)
Allah tidak mencobai kita dengan yang jahat. Allah mengizinkan kita mendapat pencobaan untuk menguatkan kita bukan untuk mencobai kita. Karena bukan Allah yang mencobai kita, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa yang mencobai kita adalah lawan Allah, atau Iblis. Ingatlah kecantikan Iblis dan kemampuannya untuk menipu. Iblis menaruh godaan di depan kita seperti koin berkilauan untuk anak kecil. Dia tidak harus menaruhnya di tangan atau di mulut kita. Dia dengan mudahnya memikat kita dengan godaan. Dia mencobai. Kita dicobai. Ketika pencobaan datang, kita diberi kehendak bebas oleh Allah untuk mengambil keputusan. Iblis tidak dapat dan tidak memaksa kita untuk mengikuti kemauannya. Namun dia pasti dapat merayu kita dengan baik.
Pencobaan, apa pun bentuknya, dapat membawa kita ke persimpangan. Itulah waktunya untuk mengambil keputusan. Apakah kita akan mengikuti keinginan-keinginan kita yang jahat? Atau kita menolak? Akibat dari mengikuti keinginan kita yang jahat telah dijelaskan secara sederhana. Cara Yakobus menggunakan istilah reproduksi untuk menggambarkan proses ini sangatlah menarik. Keinginan telah dibuahi dan kemudian akan melahirkan dosa. Iblis menciptakan dosa dari dulu. Namun dosa melahirkan lebih banyak dosa. Dan lebih banyak dosa melahirkan lebih banyak dosa lagi. Kapan akan berakhir? Bahan mematikan apa yang bisa menghentikan kejahatan? Ah, bagian yang menarik. Anda harus terus membaca untuk menemukan jawabannya di bab berikutnya.
Apakah kita sepenuhnya disalahkan atas pencobaan yang menyebabkan dosa? Tidak. Iblis ikut andil di dalamnya. Namun, kita bertanggung jawab secara penuh atas keputusan kita untuk jatuh dalam pencobaan? Itu pasti! Kita dapat menyalahkan Iblis atas semua yang kita inginkan yang menggoda kita. Namun kita tidak dapat menimpakan kesalahan padanya atas tindakan dosa yang kita lakukan. Pepatah mengatakan bahwa, "Iblis membuat kita melakukannya", adalah sebuah kebohongan. Iblis memang mencobai Anda untuk berbuat demikian. Anda melakukannya. Seperti ketika Tuhan membiarkan Iblis melakukan dosa melawan-Nya, Dia membiarkan kita memilih dengan cara yang sama. Allah kita adalah Allah yang tidak pernah berubah.
Kapan kita cukup dewasa untuk bisa mengatasi godaan Iblis? Saya menanyakan pertanyaan yang sama pada diri saya sendiri selama bertahun-tahun. "Secara pasti, saya akan tiba pada suatu tahap kedewasaan ketika cobaan tidak akan dapat memengaruhi saya lagi," saya membayangkan. Satu-satunya jawaban jujur yang saya dapat berikan kepada Anda adalah -- kita. Tidak ada seorangpun yang bebas dari godaan Iblis. Yesus sendiri merupakan target Iblis. Lukas 4 memberi tahu kita bahwa Yesus menghabiskan empat puluh hari siang dan malam di bawah serangan godaan Iblis. Perhatikanlah bahwa Yesus "penuh dengan Roh Kudus." Bahkan ketika Dia sedang dipimpin oleh Roh Kudus, Iblis cukup berani untuk mencobai Anak Allah. Iblis mencobai Yesus dengan tiga hal menarik. Pertama dia menyerang fisik-Nya dengan godaan makanan. Dan tidak hanya makanan, tetapi juga kemungkinan membuat makanan dari batu. "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." Kemudian, dia mencobai dengan kuasa. "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan padaku..." Kemudian dia mencobai Yesus dengan firman Allah sendiri. "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis..."
Ingat bahwa Iblis adalah penipu ulung. Dia mencobai kita dengan cara apa pun. Perhatikanlah bahwa cobaan-cobaan yang dia taruh di depan Yesus bukanlah hal yang buruk. Dalam kenyataannya, Yesus pada akhirnya akan melakukan setiap tindakan-tindakan ini -- mengubah batu menjadi roti, memiliki kekuasaan atas segala sesuatu dan mendapati diri-Nya sebagai kepala bait Allah dan jatuh dalam kematian dan tidak lama kemudian bangkit dari kematian. Tindakan ini bukanlah dosa, hanya motif di balik tindakan itu. Motif yang dipakai Iblis egois dan bertujuan untuk memuja Iblis. Teladan yang diberikan Yesus kepada kita mengenai godaan dapat diterapkan dalam banyak situasi. Entah gairah nafsu seksual, keserakahan, uang atau hal lainnya yang Iblis inginkan untuk mencobai kedagingan kita, kita memiliki kesempatan untuk mengatasi pencobaan itu melalui Yesus sendiri. Kita harus berhati-hati dengan cobaan-cobaan yang licik, untuk mendatangkan hormat bagi diri kita sendiri dan bukan bagi Allah. Dalam hal ini, termasuk mempraktikkan apa yang kita anggap sebagai tindakan-tindakan kristiani. Jika seorang pria melakukan perbuatan-perbuatan amal dan berdiri dengan membusungkan dada, mengangkat dirinya ke status yang lebih tinggi, siapa yang dia layani? Apakah dia melayani Allah? Jika seorang wanita mencurahkan waktunya untuk memerhatikan orang-orang lain dan bersenang-senang dengan pengakuan atas pekerjaan-pekerjaannya, siapa yang dia layani? Hati-hati dengan Iblis. Tipu muslihatnya sulit diketahui.
Iblis akan mencobai kita. Anda dapat memercayai hal tersebut. Iblis menunggu kesempatan. Penting bagi kita mengetahui saat-saat ketika kita paling rentan diserang. Majalah New Man menulis artikel menarik pada Oktober 1996 yang diberi judul In the Line of Fire (berada dalam sasaran tembakan) oleh Steven J. Lawson. Artikel itu menunjukkan enam area berbahaya ketika kita harus waspada dengan serangan Iblis. Perhatikan dengan cara keenam area berbahaya tersebut muncul secara berurutan dalam pencobaan-pencobaan yang dialami Yesus di padang gurun:
- Setelah kemenangan rohani (saat pembaptisan Kristus)
- Ketika Anda sendirian (padang gurun yang sunyi)
- Ketika Anda kecapaian (Dia belum makan apa pun)
- Ketika Anda sedang menantikan Allah (Dia tinggal selama empat puluh hari)
- Ketika Anda berada di rumah Tuhan (Roh Kudus menyertai Dia)
- Ketika Anda memulai sesuatu yang besar untuk Tuhan (pelayanan)
Sekarang kita telah mengetahuinya. Kita mulai mengerti cara musuh beroperasi. Seperti yang telah kita diskusikan, cara kerja musuh sungguh mudah dipahami, tetapi jangan pernah menganggap remeh. Ingat, dia memiliki kekuatan yang besar. Dia penipu ulung. Dia bapa dari segala kebohongan. Dia suka bekerja dengan cara cara lirik. Dia adalah satu pribadi yang sedang menjalankan misi. Misinya adalah menangkap setiap orang dengan tangannya yang kotor. Dan jika dia tak dapat menangkap mereka, dia akan menyiksa mereka dan berusaha untuk mencegah mereka memengaruhi yang lainnya bagi kerjaan Allah. Senjata utamanya sederhana -- pencobaan. Senjata kita lebih hebat. Senjata kita bukan berasal dari dunia ini. Senjata kita adalah kekuatan, kasih, dan ketertiban. Mari kita lihat hal yang Allah katakan tentang kekuatan Iblis dan cara-cara kita untuk mengatasi hal tersebut di tiga bab berikutnya.
Iblis masih hidup sampai sekarang. Tujuannya sama dengan sebelum terjadinya penciptaan bumi -- untuk menghancurkan semua yang Tuhan bangun. Bersandarlah pada hal ini -- ketika Iblis tampaknya memenangkan begitu banyak pertempuran, dia akhirnya akan kalah dalam peperangan.
Diambil dari: | ||
Judul buku | : | Mengalahkan Diri Sendiri |
Judul bab | : | Ketakutan |
Judul asli artikel | : | Ketakutan |
Penulis | : | Randy Hunt |
Penerbit | : | Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2007 |
Halaman | : | 16-27 |
- Login to post comments