Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Didikan Tuhan
Ditulis oleh: Doni K.
"Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya menghajar dia pada waktunya." (Amsal 13:24)
Saya masih ingat dengan salah satu pengalaman masa kecil saya yang begitu menyakitkan sekaligus mendidik. Kala itu, saya baru berusia delapan tahun dan masih duduk di bangku kelas tiga Sekolah Dasar. Suatu malam, saya dihajar oleh ayah saya menggunakan rotan dan dimasukkan ke dalam bak mandi sambil diguyur air. Saya merasa sangat kesakitan dan kedinginan, dan saya memandang bahwa hal itu tidaklah adil bagi saya. Namun, segala sesuatu memang selalu memiliki alasan. Ayah saya menghajar saya karena saya lebih memilih menonton film daripada belajar. Padahal, minggu itu adalah minggu tes kenaikan kelas, yang mana jika saya gagal dalam tes, saya akan tinggal kelas.
Sama seperti orang tua kita, Tuhan tidak akan pernah berhenti memberikan didikan-Nya kepada umat yang dikasihi-Nya (Amsal 3:12). Hal itu dilakukan Tuhan supaya kita selalu berada di dalam jalan yang benar. Jika tidak demikian, Iblis akan menggiring kita ke dalam jurang maut, yang akan memisahkan kita dari Tuhan. Didikan yang diberikan oleh Tuhan pun tidak selalu lembut. Tidak jarang, Tuhan menggunakan cara-cara yang kasar untuk memberikan didikan jika hal itu memang diperlukan (Ibrani 12:6).
Jika kita menoleh ke belakang, kita melihat bagaimana Tuhan telah mendidik umat pilihan-Nya, yaitu Israel, dengan tujuan membentuk karakter mereka sehingga mereka menjadi orang yang taat kepada Tuhan. Dalam mendidik umat Israel, Tuhan tidak tanggung-tanggung. Tuhan mengizinkan umat Israel berputar-putar di padang gurun selama empat puluh tahun. Bahkan, pembuangan ke Babel juga pernah dirasakan umat Israel sebagai hukuman atas ketidaktaatan mereka. Namun, melalui cara seperti itulah, umat Israel menjadi umat yang benar-benar setia dan taat kepada Tuhan.
Kehidupan kita sebagai orang percaya tentu tidak jauh berbeda dari umat Israel, yaitu sama-sama menerima didikan dari Tuhan. Ada kalanya, kita sebagai orang percaya mungkin harus mengalami rasa sakit dan penderitaan yang luar biasa. Hal ini harus kita alami supaya karakter kita sebagai anak Tuhan semakin terbentuk sempurna dan iman kita menjadi lebih murni. Namun sebagai manusia, kita sering kali menilai didikan dengan cara pandang kita sendiri sehingga kita menilai didikan Tuhan sebagai sesuatu yang negatif. Padahal, didikan tersebut adalah untuk kebaikan kita. Melalui renungan ini, mari kita belajar untuk lebih memahami didikan Tuhan karena Tuhan tidak akan membiarkan kita menjadi orang yang hidup tanpa didikan dari-Nya. Karena ketika perjalanan hidup kita jauh dari didikan Tuhan, sangat mudah bagi Iblis untuk menjatuhkan kita.