Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen

Berkati Mereka yang Membenci Anda

Submitted by admin on Thu, 05/11/2023 - 15:47

"Akan tetapi, Aku berkata kepada kamu yang mendengarkan Aku. Kasihilah musuhmu dan berbuat baiklah kepada orang yang membencimu. Berkatilah orang yang mengutuki kamu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Lukas 6:27-28, AYT)

Lebih dari dua dekade yang lalu, pada malam bulan Juli yang luar biasa panas di Syracuse, New York, saya berdiri di teras Pendeta Ken Smith dan mengetuk pintu. Saya telah melakukan ini selama berbulan-bulan, makan bersama musuh-musuh saya.

Saya adalah seorang profesor bahasa Inggris yang menjadi aktivis feminis bagi kaum lesbian di Universitas Syracuse. Saya pikir, saya sedang melakukan penelitian tentang suku aneh ini yang disebut orang Kristen, orang-orang yang menghalangi hak-hak sipil penuh bagi kaum gay seperti saya. Ken adalah pendeta dari Syracuse Reformed Presbyterian Church. Pada malam Juli itu, Ken membuka pintu dan dengan hangat memeluk saya serta menyambut saya di dalam. Makan dengan musuh saya adalah pengalaman yang menarik. Itu membuat saya merasa seperti seorang liberal sungguhan.

Saya tahu saya berada di wilayah musuh. Namun, saya tidak percaya bahwa saya adalah si musuh. Bagaimana mungkin? Saya berada di pihak keadilan sosial, mengusahakan pembelaan bagi yang tidak berdaya, rekonsiliasi rasial, dan inklusi yang adil untuk semua.

Mengenali Musuh

Selama bertahun-tahun -- dan sebelum saya menjadi orang percaya dan Ken menjadi pendeta saya -- saya menikmati kebersamaan dalam persekutuan meja keluarga Smith. Saya duduk dalam devosi keluarga Ken dan bergabung dalam menyanyikan Mazmur. Dan kemudian, pada makan malam bulan Juli ini, saya menyadarinya. Saya bukan korban yang makan dengan penganiaya saya. Saya tidak berada di meja musuh. Sayalah musuhnya.

Saya pikir, saya berada di sisi yang benar dari sejarah. Itu adalah keruntuhan saya sebelum akhirnya menyadari bahwa Yesuslah yang saya aniaya sepanjang waktu. Bukan beberapa tokoh sejarah yang bernama Yesus. Namun Raja Yesus. Yesus yang adalah Raja, yang berdaulat di dunia ini dan akan menjadi Tuhan saya. Yesus saya. Nabi, Imam, Raja, Sahabat, Saudara, dan Juru Selamat saya. Yesus yang itu.

Gambar: salib

Saya tidak suka memikirkan fakta bahwa saya adalah musuh yang membenci, musuh yang mengutuk, dan musuh yang melecehkan. Akan tetapi, itu benar. Dan, alih-alih membenci saya, Ken Smith mengumpulkan tim pahlawan doa yang sangat banyak sehingga kemungkinan besar saya tidak akan dapat bertemu dengan semua orang percaya yang berdoa bagi keselamatan saya sampai surga.

Dari Penghujat Menjadi Terhujat

Segera setelah Tuhan mengklaim saya menjadi milik-Nya, saya memiliki kesempatan untuk meneladani apa yang telah diberikan kepada saya: untuk mengasihi, berbuat baik, memberkati, dan berdoa bagi mereka yang mengutuk saya. Ini jauh lebih sulit daripada kedengarannya.

Semua orang, mulai dari pasangan lesbian yang saya putuskan, hingga mahasiswa pascasarjana di kelas Queer Theory yang disertasi doktoralnya tidak bisa saya bimbing lagi, dan sampai pada kelompok mahasiswa sarjana LGBTQ+ yang tidak bisa lagi saya dukung, merasakan pengkhianatan yang mencengangkan. Saya telah mengubah kesetiaan saya. Apakah rahasia mereka masih aman bersama saya? Saya mengecewakan hampir semua orang yang saya kasihi karena saya percaya kepada Yesus -- Yesus sejati yang menyatakan diri-Nya di dalam Alkitab. Pengkhianatan saya terhadap komunitas lesbian saya hanya dapat ditanggung melalui penyatuan saya dengan Kristus.

Dalam keadaan semacam itu, penyatuan dengan Kristus adalah sumber kasih orang Kristen yang mengalahkan kebencian: yang rohani, tak terpatahkan, tak tergantikan, dan abadi. Itu muncul dari kuasa kebangkitan Kristus
, yang dalamnya setiap orang percaya tunduk. Konflik dengan orang lain tidak pernah menyenangkan. Ini berarti membuat tak berdaya, kecewa, dan depresi. Penyatuan dengan Kristus adalah penghiburan aktif kita.

Hujatan Terus Berlanjut

Baru-baru ini (sekitar setahun yang lalu), saya menemukan diri saya diserang lagi, dan kali ini dalam tiga hal yang berbeda.

Sebuah kelompok pejuang hak LGBTQ+ nasional menjadi marah kepada saya ketika Parade PRIDE 2020 dibatalkan untuk pertama kalinya dalam lima puluh tahun. Orang-orang Kristen dari pelayanan penegasan percaya bahwa saya terlalu lembut dalam penginjilan saya di komunitas LGBTQ. Orang yang mendeklarasikan dirinya sebagai gay Kristen percaya bahwa saya terlalu keras dalam penolakan saya terhadap "kekristenan gay." Sangat menggoda untuk menangani ini secara daging -- berharap semua orang tersebut dapat dikurung di ruangan yang sama dan membiarkan mereka bergulat sendiri.

Namun, Allah memanggil kita bukan untuk melakukan hal semacam itu saat kita diserang. Allah memanggil kita untuk mengasihi musuh kita. Musim ini kaya dengan nyanyian dan refleksi Mazmur, pertobatan, dan doa. Saat serangan negatif meningkat, kata-kata tokoh Puritan besar John Owen mulai masuk akal. Owen menganggap penyatuan dengan Kristus sebagai "penyebab dari semua anugerah lain yang diterima orang percaya" (A Puritan Theology, 485). Ini karena penyatuan dengan Kristus pertama-tama bergantung pada Kristus mengenal Anda.

Dikenal oleh Kristus

Isu tentang orang Kristen yang menderita bukanlah hal yang utama jika Anda mengenal Kristus. Sebaliknya, isu yang utama adalah: apakah Kristus mengenal Anda? Hal utama dalam penyatuan dengan Kristus adalah tentang Kristus mengenal Anda. Menderita bagi Kristus adalah hak istimewa yang besar. Ini adalah hak istimewa yang disebutkan dalam Yohanes 10:27 (AYT): "Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku." Karena Yesus mengenal orang percaya, kita mendengar-Nya, kita mengikuti-Nya, dan kita menderita bersama-Nya.

Apakah Anda ingin tahu mengapa gereja kurang memiliki persatuan? Sebab, kita mencoba membangun persatuan kita dalam berbagai masalah -- yang mana menurut kita paling mendesak hari itu. Akan tetapi, kesatuan tidak akan dan tidak pernah berasal dari kesetiaan bersama terhadap suatu masalah. Kesatuan Kristen mengalir dari penyatuan kita dengan Kristus, karena hanya Dia yang memperlengkapi kita untuk mati bagi diri kita sendiri.

Kenyamanan yang kita temukan di dalam Kristus bukanlah istirahat pasif di kursi malas favorit kita. Bahkan, dalam bahasa Inggris, kenyamanan adalah kata lama yang terdengar sejak Abad Pertengahan dan mengacu pada penguatan moral dan fisik yang diperlukan. Kenyamanan bersifat aktif. Allah memberi kita penghiburan karena kita terlalu lemah untuk melanjutkan, dan penghiburan-Nya menghidupkan kita. Penghiburan Allah adalah kekuatan. Itu tidak dimaksudkan hanya untuk membuat kita merasa lebih baik. Itu dimaksudkan untuk membuat kita menjadi lebih seperti Yesus.

Persekutuan dalam Penderitaan

Katekismus Heidelberg menyatakan bahwa "satu-satunya kenyamanan dalam hidup dan mati" kita tidak akan ditemukan dalam nilai-nilai mana pun yang telah saya terapkan dalam hidup saya beberapa dekade yang lalu: keadilan sosial, pembelaan bagi yang tidak berdaya, rekonsiliasi rasial, dan penyertaan yang adil bagi semua. Tidak. Satu-satunya kenyamanan saya dalam hidup dan mati, kata Heidelberg yang agung, adalah

Allah memberi kita penghiburan karena kita terlalu lemah untuk melanjutkan, dan penghiburan-Nya menghidupkan kita. Penghiburan Allah adalah kekuatan


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

bahwa saya, dengan tubuh dan jiwa, baik dalam kehidupan maupun kematian, bukanlah milik saya sendiri, tetapi milik Juru Selamat saya yang setia, Yesus Kristus; yang dengan darah-Nya yang berharga telah sepenuhnya memuaskan segala dosa saya, dan membebaskan saya dari segala kuasa iblis; dan dengan demikian memelihara saya, sehingga tanpa kehendak Bapa surgawi saya, tidak ada sehelai rambut pun dapat jatuh dari kepala saya; ya, bahwa segala sesuatu harusnya tidak lebih penting daripada keselamatan saya, yang melalui Roh Kudus-Nya juga meyakinkan saya tentang kehidupan kekal, dan membuat saya dengan sepenuh hati rela dan siap hidup bagi-Nya sejak hari ini dan seterusnya. (penekanan ditambahkan)

Apa perbedaan besar antara orang percaya dan orang yang tidak percaya? Orang percaya bukanlah milik dirinya sendiri.

Apa arti pengalaman kebencian, pelecehan, fitnah, dan diskriminasi yang tidak adil bagi orang percaya? Itu berarti bahwa, di bawah pemeliharaan Allah, keadaan yang menyakitkan ini "tidak lebih penting daripada keselamatan saya." Kebencian yang diterima orang beriman tidak lebih penting, yang berarti bahwa kebencian itu hanyalah sarana; itu adalah sarana untuk mencapai tujuan. Dan, apa tujuannya? Untuk bergabung dalam "persekutuan penderitaan-Nya" (Filipi 3:10). Untuk bertumbuh dalam kekudusan. Untuk menjadi lebih seperti Yesus.

Penganiayaan Memiliki Tuan

Kata-kata Lukas ditujukan hanya kepada orang percaya, kepada "kamu yang mendengar." Seseorang dengan hati yang baru, telinga yang mau menerima, dan mata yang cerah. Kita hidup dalam dunia yang bising -- podcast, televisi, media sosial, dan sebagainya -- tetapi Yesus menyuruh kita untuk mendengarkan-Nya.

Sungguh hak istimewa yang luar biasa untuk menjadi seseorang yang terpilih, dipilih, diselamatkan, dibenarkan, disucikan, dan setiap hari dibimbing oleh Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Jika tidak ada hal lain yang baik dalam hidup Anda kecuali bahwa Yesus telah membuka telinga Anda, Anda sudah lebih diberkati dibanding penganiayaan atau penganiaya mana pun yang mengadang Anda. Penganiayaan itu tidak lebih penting -- itu adalah sarana untuk mencapai tujuan. Dan, tujuan itu adalah pengudusan Anda.

Dalam pemeliharaan Allah, sebagai orang percaya, kita akan memiliki banyak kesempatan untuk mengasihi, berbuat baik, memberkati, dan berdoa bagi mereka yang membenci kita. Dan, ketika Allah membesarkan hati kita dengan Roh-Nya, menghibur kita melalui penyatuan dengan Kristus, serta meyakinkan kita akan kedaulatan-Nya, kita tidak akan gagal melakukannya. (t/N. Risanti)

Unduh Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : https://desiringgod.org/articles/bless-those-who-hate-you
Judul asli artikel : Bless Those Who Hate You
Penulis artikel : Rosaria Butterfield
 

Member login

Request new password