Home » Pengetahuan Umum » Apa yang Membentuk Rasa Aman?
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Apa yang Membentuk Rasa Aman?
Rasa aman dalam diri anak tidak terbentuk begitu saja. Ada faktor- faktor penting yang dapat membentuk rasa aman dalam diri seorang. Sekalipun artikel di bawah ini ditujukan untuk orangtua, namun para pendidik juga perlu menerapkannya untuk menolong membentuk rasa aman anak-anak Sekolah Minggu Anda.
APA YANG MEMBENTUK RASA AMAN?
1. Rasa Aman antara Ayah dan Ibu. Cinta yang dimiliki ayah dan ibu terhadap satu sama lain adalah hal yang paling penting. Pertentangan terus-menerus antara orangtua akan membuat si anak hancur dan tidak memberi dasar yang kuat baginya untuk berdiri. Di bawah permukaan perbedaan pendapat yang sering terjadi, anak harus merasakan cinta, kepercayaan, dan kesetiaan.
Mengingat begitu banyak perpisahan dan perceraian, tidaklah mengherankan melihat begitu banyaknya anak yang merasa tidak aman. Seorang pria menuliskan tentang masa kanak-kanaknya "Saya tidak pernah melihat orangtua saling mencium. Kesulitan saya yang utama sebagai anak ialah merasa sangat tidak aman." Berbicara tentang hubungan ayah dan ibu, Dr. David Goodman mengatakan, "Bayi Anda akan tersenyum pada Anda dan kemudian pada dunia, bila Anda berdua tidak berhenti tersenyum satu sama lain. Tidak ada fakta tentang pendidikan anak yang lebih benar daripada hal ini."
Dr. Kenneth Foreman menuliskan, "Seorang petugas dari Louisville, Kentucky, berkata bahwa anak-anak yang nakal berasal dari segala jenis rumah kecuali satu. Ia tidak pernah menemukan anak nakal yang berasal dari keluarga di mana ada harmoni antara suami dan istri." Psikiater Justin S. Green menyetujui hal ini. "Dalam praktek saya selama dua puluh lima tahun ini, saya masih menantikan datangnya masalah emosional dari anak yang orangtuanya mengasihi satu sama lain, dan kasihnya untuk anak merupakan pertumbuhan dari cinta kasih mereka."
2. Cinta Orangtua yang Kaya dan Terus-menerus Bagi Anak. Melalui cinta kasih orangtua, anak-anak memperoleh rasa aman yang pertama dalam dunia yang serba asing ini. Cinta yang mengikat ini berarti menerima anak dalam keadaan baik maupun nakal. Anak-anak sangat peka terhadap perasaan ditolak. Untuk merasa aman anak- anak perlu dipeluk, dicium, dan diberitahu bahwa mereka dikasihi. Cinta menolong anak menghadapi apapun yang akan terjadi.
Seorang dokter bertanya pada seorang anak perempuan, "Apa arti rumah untukmu?" Si anak menjawab, "Rumah ialah tempat di mana kamu pergi setelah hari gelap." Anak yang dapat kembali ke rasa aman dari rumah yang penuh cinta kasih bila hari telah gelap adalah anak yang diberkati. Betapa menyedihkan karena ternyata untuk sejumlah besar anak, rumah juga berarti gelap.
3. Kebersamaan Keluarga. Anak merasakan stabil dan aman bila mereka mengalami kuatnya kesatuan keluarga. Pengarang Gordon dalam "Sentuhan yang Mengherankan" bercerita tentang banyak hal yang keluarganya lakukan bersama ketika ia masih kecil. "Tidak diragukan lagi bahwa pada masa kanak-kanak saya memilik sejumlah mainan tapi itu sudah terlupakan kini. Apa yang saya ingat," sambungnya dengan nada gembira, "ialah hari di mana kami mengendarai kereta, saat di mana kami berusaha menguliti buaya, telegraf yang dibuat ternyata dapat bekerja lumayan serta meja khusus di ruang muka di mana kami didorong untuk menunjukkan hal-hal yang kami temukan kulit ular, kerang, bunga, apa saja yang tidak biasa atau yang indah."
Penelitian memperlihatkan bahwa anak-anak mulai bergabung dengan kelompok yang salah bila mereka merasakan kurang kebersamaan dalam keluarga. Ketika merehabilitasi anak-anak yang kehilangan kedua orangtua semasa Perang Dunia Kedua, ditemukan bahwa anak- anak yang dapat mengingat hal-hal yang dikerjakan bersama sebagai keluarga adalah anak-anak yang mencapai penyesuaian kembali dengan baik.
Pada suatu retret keluarga, seorang wanita Swis membagi pengalamannya. Pada masa kanak-kanaknya keluarganya memiliki sedikit barang. Cinta kasih jarang diperlihatkan secara terbuka. Tetapi hal yang paling berkesan adalah hari di mana ibunya mengorbankan sepanjang sore hanya untuk membuatkannya sebuah boneka jerami. Tindakan sederhana itu berhasil memberikan padanya apa yang uang tidak dapat lakukan.
4. Kebiasaan Rutin yang Teratur. Waktu yang teratur untuk mengerjakan hal bersama-sama sebagai keluarga membangun rasa aman. Ini tidak berarti diberlakukannya aturan kaku yang tidak pernah berubah. Yang dimaksudkan adalah bahwa jadual yang teratur untuk makan, mengerjakan hal bersama sebagai keluarga, dan pergi tidur adalah baik dan membangun hubungan yang sehat.
5. Disiplin yang Tepat. Orangtua yang terlalu membiarkan, yang tidak dapat menentukan sehingga anak-anak terserah pada dorongan atau ide yang mendadak muncul, merupakan ancaman terhadap rasa aman anak. Anak-anak seperti ini tidak pernah tahu apa yang sesungguhnya diharapkan dari mereka atau apa yang tidak boleh dan boleh dilakukan. Disiplin, diterapkan secara benar dan dalam cinta kasih, akan membawa damai dan keteraturan bagi hidup si anak.
6. Sentuhlah Anak Anda. Perhatian besar yang diberikan melalui sentuhan pada orang lain hasilkan untuk rasa aman dan penerimaan. Dr. Frederic Burke, seorang dokter anak di Washington, D.C., menunjuk pada pentingnya ayah dan ibu untuk mengayunkan bayi mereka. "Saya sangat menyarankan digunakan kursi goyang," katanya. "Dan di sini di Universitas Georgetown kami mempraktekkan apa yang kami katakan. Kami telah menaruh kursi goyang di bagian perawatan bayi. Kursi- kursi itu menolong si ibu maupun si anak."
"Kebanyakan ibu-ibu muda menyadari bahwa seorang bayi membutuhkan gendongan, belaian, rangkulan dan dibisiki." Dr. Burke melanjutkan, "Semua ini adalah hal yang menyenangkan dan lembut dan membentuk rasa aman pada si bayi .... Saya sungguh-sungguh percaya bahwa pengalaman fisik awal bersama tangan dan pelukan orangtua yang penuh cinta kasih akan terpateri di pikiran si anak; dan bila kemudian hal-hal ini terlupakan, pengaruhnya masih tetap besar bagi ego si anak maupun pada remaja."
Jadi sentuhan, kulit ke kulit, sangat ditekankan kini sebagai bagian penting dari pengalaman anak. Menyusui anak sangat dianjurkan bila mungkin. Sering merangkul anak dan menyentuhnya bila berbicara dengannya adalah kekuatan psikologis positif yang diperlukan untuk membangun rasa aman, kepuasan dan hubungan yang kuat. Kita mengkomunikasikan banyak hal melalui sentuhan. Sebagian orang dewasa memiliki kesulitan untuk dekat dengan orang-orang lain dan berfungsi dengan baik dalam perkawinan karena mereka tidak pernah dekat secara fisik dengan orangtua mereka.
Memegang si anak, menaruh tangan di pundaknya, memeluk, mencium, meraih tangan si anak sambil berjalan berguna untuk menciptakan kedekatan dan hubungan akrab. Perasaan ini tidak dapat digantikan dengan pemberian barang yang bisa dibeli dengan uang.
7. Perasaan Dimiliki. Dimiliki adalah kebutuhan psikologis yang sangat dalam. Anak-anak ingin menjadi bagian dari keluarga, kelas, atau tim. Bila mereka merasa tidak menjadi bagian, mereka pasti merasa tidak aman.
Perasaan yang dimiliki sangat penting bagi rasa aman setiap anak dan perasaan berharganya. Dan bila anak merasa dimiliki dalam keluarganya dan sungguh-sungguh dihargai disitu, ia tidak jauh lagi dari perasaan diterima, dicintai, dan dihargai oleh orang lain maupun Tuhan.
Seorang pria yang ayahnya terkenal ingat bahwa, sebagai seorang anak kecil, ia sangat kehilangan ayahnya pada saat masyarakat umum begitu sering mengharapkan kehadiran sang ayah. Pada suatu malam, ketika ayahnya diharapkan berada di rumah, ia menunggu dengan penuh harapan untuk menyambut ayahnya. Tetapi ia disuruh tidur, karena dianggap melanggar perintah. Ia terbangun di antara pukul sepuluh dan sebelas dan mendengar suara ayahnya. Ia bangun, berpakaian, dan turun ke bawah. Ia tidak dapat menahan rasa rindunya lagi walaupun tahu bahwa ia harus menanggung hukuman karena tindakannya itu. Tetapi ayahnya merangkulnya, dan berkata, "Anakku sayang." Kini, setelah bertahun-tahun berlalu, ia masih mengingat jelas "perasaan nikmat karena dimiliki oleh ayah."
Bagaimana perasaan dimiliki ini ditumbuhkan? Dengan melakukan hal-hal bersama-sama, dengan saling membagi perhatian dan mempercayakan tanggung jawab. Menganggap manusia yang utama dan bukan hadiah bila merayakan ulang tahun, menciptakan perasaan dimiliki. Anak-anak akan mendapatkan kepastian bila doa-doa mereka panjatkan sendiri, bila pendapat mereka diperhitungkan, dan bila mereka dilibatkan dalam pengalaman keluarga yang serius maupun yang menggembirakan. Mereka merasa dimiliki bila mereka ikut serta dalam tanggung jawab dan kerja keluarga.
Akhirnya, harus diingat bahwa rasa aman dalam aspek emosional dan spiritual adalah jauh lebih penting dari rasa aman dalam aspek ekonomi maupun fisik. Anak-anak dapat bertahan terhadap kemiskinan, kelaparan, penderitaan, dan bahaya sampai derajat yang mengherankan sejauh mereka memiliki rasa aman secara emosional dan spiritual.
Anak yang memiliki materi yang cukup dalam hidupnya akan mati secara emosional dan memberontak terhadap orang lain yang menolak membina hubungan yang berarti dengannya. Sebaliknya, anak yang lapar dan hanya memiliki materi terbatas akan berkembang menjadi orang yang berani dan dihargai bila mereka yakin akan adanya hubungan yang penuh cinta kasih.
- Login to post comments