Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen

5 Hal yang Diajarkan kepada Kita oleh Resolusi Tahun Baru yang Gagal

Submitted by admin on Tue, 07/26/2022 - 07:21

Dahulu, saya punya tradisi untuk membuat resolusi tahun baru. Saya meluangkan waktu sendirian sebelum Hari Tahun Baru -- mungkin ketika anak-anak sedang tidur siang -- dan duduk di teras dengan Alkitab dan jurnal saya. Saya akan, secara berurutan, membaca Kitab Suci, berdoa, dan membuat jurnal. Terakhir, saya akan menulis beberapa resolusi untuk tahun yang akan datang.

Baru-baru ini, saya membolak-balik beberapa jurnal lama saya, dan resolusinya hampir sama setiap tahun, hanya dengan kata-kata yang berbeda atau tinta warna yang berbeda. Beberapa adalah hal umum, seperti berolahraga angkat beban X pound. Yang lain lebih serius, seperti belajar melayani istri saya dengan sukacita daripada sekadar sebagai kewajiban.

Setelah menulis resolusi, saya akan melihatnya dalam beberapa hari mendatang -- tidak pernah sering. Seringnya, saya lupa keberadaannya. Pada bulan Juni, hal-hal itu sudah hilang dari pikiran saya.

Gambar: tahun baru

Saya telah gagal dalam memenuhi sebagian besar resolusi saya, dan kebanyakan dari kita telah gagal dalam menjalankan resolusi, entah itu berdoa lebih banyak atau turun 10 pound. University of Scranton melakukan penelitian yang menunjukkan hanya 8 persen orang yang menepati resolusi mereka. Jadi, adalah bijaksana untuk belajar dari kegagalan ini dan membingkai ulang cara kita berpikir tentang perubahan hidup yang berarti.

Berikut adalah lima hal yang disampaikan melalui resolusi kita yang gagal.

1. Kita tidak dapat mengubah diri kita sendiri.

Keinginan kita tidak kuat. Kita dapat membaca semua buku self-help yang kita inginkan, tetapi pertumbuhan karakter dan kekudusan bukanlah proyek DIY (melakukan/membuat sesuatu sendiri tanpa bantuan dari profesional atau ahli - Red.). Bahkan, self-help bisa merugikan jika kita tidak hati-hati.

Perubahan hidup berasal dari perubahan hati, dan perubahan hati berasal dari Allah.

2. Kita bahkan tidak tahu apa yang kita inginkan.

Begitu sering dalam resolusi saya, saya menginginkan sesuatu yang menjadi tidak berharga bagi saya beberapa bulan kemudian. Minat kita berubah, dan saat kita semakin bijaksana, keinginan kita menjadi lebih baik dan dewasa. Bahkan, dengan kebijaksanaan kita masih melihat samar-samar, dan jika tujuan kita sendiri yang memetakan jalan hidup kita, pada akhirnya kita akan tersesat. Kita membutuhkan Tuhan untuk membimbing kehidupan dan keinginan kita.

3. Kita memiliki ketertarikan yang tidak sehat dan tidak realistis terhadap masa depan duniawi kita.

Dalam Screwtape Letters karya C.S. Lewis, iblis senior Screwtape memberi tahu Wormwood, muridnya:

"Kita ingin seluruh umat manusia terus-menerus mengejar ujung pelangi, tidak pernah jujur, atau baik hati, atau berbahagia pada saat ini, tetapi selalu gunakan itu sekadar sebagai bahan bakar untuk menimbun altar masa depan setiap hadiah nyata yang ditawarkan kepada mereka pada masa sekarang."

Inilah maksud Lewis: kita terobsesi dengan masa depan dan tidak puas dengan masa kini. Sungguh, kita terobsesi dengan masa depan duniawi kita. Namun, masa depan duniawi kita hanyalah sebuah ide. Masa lalu telah berlalu. Dan, sementara kita harus merencanakan masa depan kita di bumi, itu tidak pasti. Jauh lebih baik untuk mencari kepuasan pada masa sekarang dan berharap pada masa depan kita yang kekal. Semuanya ini dijamin.

4. Kita tidak puas dalam setiap keadaan.

Resolusi kita yang gagal mengajari kita bahwa kita tidak bahagia dengan cara Allah memelihara kita. Kita menginginkan lebih: lebih banyak pengaruh, lebih banyak uang, lebih banyak ketenaran, lebih banyak segalanya. Kepuasan sejati dalam kasih karunia dan pengharapan akan Kristus bukanlah situasional; itu berkembang pada semua tempat atau keadaan. Kita gagal untuk memahami bahwa kekayaan yang kita miliki adalah karena apa yang telah Yesus capai bagi kita, dan kita gagal untuk menghargai anugerah luar biasa yang lebih daripada sekadar hidup.

5. Kita membutuhkan Yesus.

Resolusi kita sering kali dangkal, tetapi bahkan resolusi yang dalam dan kegagalan kita untuk mempertahankannya menunjukkan kebutuhan yang mendesak untuk adanya perubahan hati. Kita tidak seperti yang seharusnya, dan kita ingin menjadi berbeda. Transformasi yang kita cari adalah tepat, tetapi cara kita mencarinya sering kali tidak sesuai. Kita membutuhkan Yesus untuk mengubah kita menjadi serupa dengan-Nya, dan tekad saja tidaklah cukup.

Tidak Buruk, tetapi Sering Tidak Efektif

Kepuasan sejati dalam kasih karunia dan pengharapan akan Kristus bukanlah situasional; itu berkembang pada semua tempat atau keadaan.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Resolusi tidak sepenuhnya buruk. Tidak ada salahnya membuat resolusi Tahun Baru. Jonathan Edwards membuatnya dengan sangat baik. Begitu pula T.S. Eliot, Ralph Waldo Emerson, dan J.R.R. Tolkien. Resolusi tidak salah, tetapi biasanya tidak efektif.

Anak-anak saya pernah membuat peta harta karun di halaman belakang kami. Mereka menggambar garis putus-putus dan X, yang menandai tempat hadiah. Itu lucu, tapi peta itu tidak berguna. Tidak ada harta karun, dan peta mereka tidak akurat. Terlalu sering, inilah kita. Kita cenderung memetakan jalan kekanak-kanakan untuk hidup kita dan mengejar harta yang tidak ada.

Rasul Yakobus mengevaluasi upaya kita untuk memanipulasi masa depan:

"Sekarang, dengarkanlah hai kamu yang berkata, 'Hari ini atau besok, kami akan pergi ke kota ini dan itu, tinggal di sana selama setahun, berdagang, dan mendapat keuntungan,' padahal kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu seperti uap yang muncul sebentar, dan kemudian lenyap. Jadi, kamu seharusnya berkata, 'Jika Tuhan menghendaki, kami akan hidup dan melakukan ini atau itu.'" (Yakobus 4:13-15, AYT)

Cara Membuat Resolusi

Oke, jadi jelas bahwa resolusi sering kali tidak bijaksana dan tidak efektif. Namun, bagaimana dengan kita yang suka membuatnya? Berikut adalah beberapa rekomendasi:

  • Pastikan resolusi Anda selaras dengan Firman Allah dan dengan tujuan Allah untuk memuliakan diri-Nya dengan menambah sukacita Anda di dalam Dia.
  • Tetapkan resolusi realistis yang Spesifik, Terukur, Dapat Dicapai, Realistis, dan Tepat Waktu.
  • Carilah nasihat, dan pertanggungjawaban, dari saudara dan saudari di dalam Kristus.
  • Berdoalah untuk resolusi Anda dan serahkan kepada Tuhan untuk bimbingan-Nya.

Apakah Anda menetapkan resolusi untuk tahun baru ini atau tidak, jangan menaruh harapan pada kemampuan Anda untuk mengubah diri sendiri. Jika kita dapat mengubah diri kita sendiri, Yesus tidak perlu datang. Hanya Dia yang bisa mengubah kita. Bertekadlah tahun ini untuk memuji Dia atas apa yang telah Dia lakukan, dan berusahalah untuk menjadi lebih serupa dengan Dia pada saat ini tahun depan. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : The Gospel Coalition
Alamat situs : https://thegospelcoalition.org/article/5-things-failed-new-years-resolutions-teach-us
Judul asli artikel : 5 Things Failed New Year's Resolutions Teach Us
Penulis artikel : Brad Larson
 

Member login

Request new password