Home » Sharing Pembina » Universitas Keluarga
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Universitas Keluarga
Keluarga layak disebut sebuah universitas, tempat pembelajaran ilmu keluarga. Di "universitas" ini, setiap pesertanya belajar cara mewariskan nilai-nilai luhur, termasuk bagaimana menjadi istri dan suami, serta ayah dan ibu. Universitas ini memiliki lima fakultas utama yakni: suami, istri, ayah, ibu, dan anak. Universitas yang dikelola dengan baik, suasananya akan menyenangkan dan disukai "mahasiswa"-nya, yakni anak-anak. Keluarga seperti ini laksana "Universitas Bintang Lima".
Kasih Utama
Di "kampus" ini, setiap anak menerima kasih utama dari orangtua. Sebagai "dosen", ayah dan ibu mempunyai prioritas mengajar anak-anak. Meski sibuk bekerja di luar, "kampus" ini tidak akan diabaikan begitu saja. Terlalu mahal harganya jika mereka mengorbankan "kampus" tercinta yang bernama keluarga.
Hebatnya, di sini, setiap anak diterima apa adanya dengan kehangatan dan kasih yang tulus. Semua mahasiswa yang pandai atau kurang, cantik atau tidak, diterima sama, tidak ada pembedaan atau difavoritkan. Meski di luar nyaman, setiap anak rindu bisa selalu kembali ke "kampus"-nya. Apalagi saat tidak aman, rasanya di "kampus" tercintanya ada keteduhan yang tidak didapat di tempat lain. "Home sweet home".
Pelajaran Utama
Ada beberapa subjek "kuliah" utama di "Universitas Keluarga" ini. Di antaranya: mahasiswa belajar tentang iman, etika dalam pergaulan sosial, dan moral yang baik (jujur, berintegritas, bertanggung jawab). Di samping itu ada pelajaran vital lainnya, yakni menghormati otoritas (orang tua, hukum negara, dan hak orang lain), nilai-nilai keluarga (kasih, kebersamaan, mengutamakan keluarga, dan saling menghormati).
Orang tua sebagai dosen merupakan pendidik pertama dan utama yang menanamkan semua mata kuliah ini. Terutama untuk mahasiswa balita. Makin dini belajar nilai itu, maka akan tertanam dengan baik. Kapan anak lulus? Wisudanya adalah saat si anak menikah. Orang tua melepaskannya sebagai "alumni" yang dianggap sudah mampu berdiri sendiri, membangun keluarga sendiri.
Dosen dan Buku Utama
"Universitas Keluarga" ini layaknya universitas terbuka. Buku wajib "mahasiswa: Universitas Keluarga" adalah teladan orangtua, kehidupan ayah dan ibu. Merekalah dosen utama di sekolah ini. Meski setiap mahasiswanya tidak membayar, tetapi bukan berarti universitas ini tanpa biaya. Harga utama dalam pendidikan ini adalah kasih dan pengorbanan sang dosen. Tanpa itu, ilmu apa pun yang diajarkan akan sia-sia.
Tutur kata, perilaku, emosi, dan relasi kehidupan "para dosen" ini dibaca mahasiswa setiap hari. Semua itu diserap anak-anak dari orangtuanya. Menjadi sosok teladan bagi anak tidaklah mudah. Apalagi mengajari setiap anak keterampilan utama menjadi suami/istri atau ayah/ibu.
Para dosen berusaha agar setiap mahasiswanya belajar dengan baik dan mudah. Jangan sampai anak membaca buku "orang tua menjadi ayah yang 'plin-plan' atau ibu yang tidak konsisten dan janjinya sulit dipegang". Sebab, buku demikian sangat berbahaya bagi anak. Bisa-bisa mereka akan menirunya.
Hindarilah! Jangan sampai perilaku, sikap, dan kata-kata kita menjadi "buku horor" yang menakutkan anak. Misalnya, mereka melihat dan mengalami kekerasan di rumah yang dilakukan orang tua mereka sendiri. Ini bisa meracuni jiwa mereka sepanjang kehidupan. Ingat, orang tua adalah dosen utama.
Di samping itu, jangan melupakan "dosen tamu" yaitu: kakek, nenek, guru sekolah, guru les, dan pembina iman anak. Sangat berbahaya jika kita tidak menjaga pengaruh dosen tamu ini. Pastikan ajaran mereka sesuai dengan kurikulum orang tua.
Keterampilan Utama
Teladan hidup berupa ajaran, perkataan, perbuatan, kesalehan, menjadi menu santapan tiap hari. Suka atau tidak, langsung atau tidak, sadar atau tidak, anak-anak "membaca" semua itu. Anak pria belajar keterampilan menjadi ayah dari ayahnya. Dari dosen bernama ayah ini, mereka belajar menjadi pria yang mengasihi istri, kepemimpinan pria, humor ala pria, dan mengelola emosi secara sehat. Sebagian besar akan diwarisi si anak saat dia dewasa dan menikah kelak.
Anak putri belajar cara-cara menjadi ibu dan istri, dari ibunya. Dia akan belajar bagaimana sifat-sifat istri yang baik dan saleh, tunduk dan menghormati suami, serta mengelola emosi dengan sehat. Semua dia adopsi dari ibunya. Pokoknya sebagian besar kesan dari ibu akan dibawanya hingga kelas dewasa dan menikah.
Diambil dan disunting dari: | ||
Judul buku | : | Banyak Cocok Sedikit Cekcok |
Judul artikel | : | Universitas Keluarga |
Penulis | : | Julianto Simanjuntak |
Penerbit | : | Visi Press, Bandung 2014 |
Halaman | : | 13 -- 16 |
- Login to post comments