Home » Pengetahuan Umum » Mengajar Anak untuk Mengasihi Dirinya
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Mengajar Anak untuk Mengasihi Dirinya
Sejak kecil, anak-anak perlu memiliki rasa kasih terhadap dirinya sendiri. Rasa kasih terhadap dirinya sendiri dapat menjadi "filter" terhadap hal-hal negatif yang dapat merusak diri seorang anak.
Perkembangan zaman saat ini sangat menuntut para orangtua ataupun pelayan anak untuk semakin gencar menanamkan rasa menghargai diri sendiri dalam diri seorang anak. Pergaulan bebas, obat-obatan terlarang, minuman keras, ataupun tindak kriminal lainnya merupakan hal nyata yang dapat kita lihat dalam hari-hari kita saat ini. Kita melihat kebanyakan yang terlibat dalam kasus semacam itu justru pemuda, remaja, bahkan anak-anak di bawah umur. Dari banyaknya kasus tersebut, dapat dilihat bahwa mereka melakukan hal tersebut karena kurangnya pemahaman yang benar tentang rasa kasih terhadap diri sendiri. Entah secara sadar atau tidak sadar mereka membawa diri mereka sendiri ke dalam kehancuran, yang seharusnya mereka pelihara dan pertanggungjawabkan kepada Tuhan.
Perlu diketahui, anak tidak dapat sadar dengan sendirinya bahwa mereka harus menjauhi hal-hal yang dapat merusak diri mereka sendiri. Peranan orangtua ataupun para pendidiknya sangat penting. Mau tidak mau, jika kita ingin anak-anak kita mengasihi dirinya sendiri, kita juga harus menunjukkan hal yang sama. Tidak sedikit masalah kriminal yang dilakukan seorang anak adalah karena mereka mendapatkan contoh yang salah dari orangtua atau pendidik mereka.
Berikut ini beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengajarkan anak mengasihi diri dengan benar:
-
Berikan pengertian kepada anak alasan-alasan berdasarkan Firman Tuhan mengapa mereka harus mengasihi diri mereka. Renungkan beberapa ayat dalam Alkitab yang memuat perintah Tuhan untuk menjaga tubuh kita tetap bersih dan mulia dihadapan-Nya. Misalnya:
Lukas 11:36 ; 12:22;Roma 6:12 ,13,19; 12:1;1Korintus 6:15 ,19,20. -
Ajak anak membaca kisah-kisah pertobatan dari orang yang pernah terlibat hal-hal yang merusak dirinya sendiri. Misalnya, kesaksian tentang orang yang pernah kecanduan narkotika, perokok berat, pemabuk, dan lain-lain. Biasanya dalam buku tersebut diceritakan tentang akibat buruk yang terjadi atas diri mereka yang hal-hal di atas. Atau, dorong anak untuk membaca beberapa literatur ilmiah praktis mengenai dampak buruk obat-obatan terlarang, merokok, pergaulan bebas, dan lain-lain.
-
Jadilah sahabat mereka. Banyak orang dewasa yang tidak menyadari bahwa anak-anak, khususnya anak-anak remaja, sangat menginginkan pendampingan dari orang dewasa. Bukan sebagai orang yang berkuasa atas mereka, tapi sebagai teman yang dapat dipercaya, tempat mereka dapat mengadukan masalah-masalah yang mereka hadapi (tempat curhat). Janganlah terlalu banyak mengkotbahi mereka, tapi ajaklah mereka berinteraksi (dua arah), bahkan berdebat atau berdiskusi dengan mereka karena juga ingin pendapatnya didengar.
-
Berdoalah untuk anak atau murid Anda. Jangan hanya sekedar memberikan nasihat dan teorinya, tetapi dukunglah mereka dalam doa. Kita tidak dapat selalu mendampingi mereka dalam melakukan segala aktivitasnya. Di saat-saat itulah, berdoa untuk anak Anda merupakan satu cara tepat untuk menjaga dan melindungi mereka dari hal-hal yang dapat merugikan diri mereka.
/Davida Dana
- Login to post comments