Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen

Menemukan Tujuan Hidup Anda

Pada titik tertentu dalam hidup kita, kita masing-masing bertanya-tanya: Mengapa saya di sini? Apa yang harus saya lakukan? Apa yang seharusnya memotivasi saya untuk terus maju? Ini adalah pertanyaan tentang tujuan. Ketika saya berbicara tentang tujuan hidup kita, saya berbicara tentang tujuan yang berorientasi pada masa depan, tujuan yang disengaja; Namun, tidak semua tujuan memiliki bobot yang sama.

Berbagai Jenis Tujuan dalam Hidup

Ketika kita berpikir tentang tujuan, kita membutuhkan keakuratan yang lebih. Perhatikan rangkaian peristiwa berikut: Jim bangun pagi-pagi untuk naik kereta api ke tempat kerja, sehingga ia dapat menafkahi keluarganya serta memuliakan Allah dan Juru Selamatnya. Jika saya bertanya kepada Anda apa tujuan Jim bangun pagi, Anda mungkin menjawab setidaknya dalam empat cara berbeda. Saya telah mengidentifikasi keempat cara itu dalam diagram di bawah ini.

Gambar: Picture1

Jim tidak bangun pagi itu hanya untuk mengejar kereta -- itu hanyalah salah satu cara untuk mencapai tujuan, suatu cara untuk mencapai tujuan lain. Dia juga tidak bangun pagi hanya untuk pergi bekerja; sebaliknya, Jim melakukan hal-hal itu -- pada akhirnya -- karena dia bertujuan untuk (1) menafkahi keluarganya dan (2) memuliakan Allah dan Juru Selamatnya. Ketika kita berbicara tentang tujuan hidup kita, kita berbicara tentang tujuan akhir.

Siapa Kita Sebenarnya

Terlalu sering, diskusi tentang tujuan hidup kita dapat condong ke hal-hal yang tidak utama: karier, pensiun, impian, melayani, bepergian, dll.. Bagaimanapun juga, tujuan hidup kita pertama-tama tidak datang dari apa yang kita lakukan, tetapi siapa diri kita sebenarnya, sebab segala sesuatu yang diciptakan dirancang dengan suatu tujuan. Perhatikan contoh-contoh di bawah ini.

Gambar: Tabel 1

Tujuan tongkat meteran adalah untuk mengukur karena memang itulah gunanya -- alat pengukur. Kita akan tertawa melihat seseorang mencoba mendayung perahu kayak mereka ke hilir dengan tongkat meteran! Ini mengilustrasikan, bersama dengan contoh lainnya dalam Tabel 1, apa yang kita semua tahu secara intuitif: tujuan berasal dari apa sebenarnya sesuatu itu, dan itu ditentukan oleh Penciptanya (Yes. 10:15; 29:16; 64:8; Rm. 9:20-23).

Diciptakan Menurut Rupa-Nya

Oleh karena itu, ketika kita memikirkan tujuan hidup kita -- tujuan akhir kita -- kita perlu mulai dengan memahami siapa kita sebagai makhluk ciptaan. Tuhan Pencipta kita tidak membiarkan kita mendefinisikannya sendiri, tetapi memberitahu kita dengan jelas dalam Kejadian 1:27, "Lalu, Allah menciptakan manusia menurut rupa-Nya. Menurut rupa Allah, Dia menciptakannya. Laki-laki dan perempuan, demikianlah Dia menciptakan mereka." (AYT).

Semua manusia adalah pembawa citra Allah -- unik di antara semua ciptaan dalam hubungan kita dengan Allah (diciptakan menurut "rupanya") dan unik di antara semua ciptaan karena kita diberi kekuasaan atas ciptaan lain (Kej. 1:26). [2] Dalam peradaban Timur Tengah Kuno, seorang raja akan mendirikan sebuah patung -- patung dirinya sendiri -- untuk mewakili dan menunjukkan kebesarannya atas wilayah yang dia taklukkan. Oleh karena itu, apa yang telah dilakukan Allah adalah memenuhi bumi dengan miliaran pembawa citra-Nya -- manusia -- untuk mewakili dan menunjukkan kebesaran-Nya sebagai Tuhan atas seluruh bumi.

Gambar: gambar

Yesus memahami ini dengan mengartikannya bahwa kita diciptakan sepenuhnya untuk Allah. Ketika orang-orang Farisi berusaha menjebaknya dalam masalah pajak, Yesus meminta sekeping uang logam dan kemudian "bertanya kepada mereka, 'Gambar dan tulisan siapakah ini?' Mereka menjawabnya, 'Gambar dan tulisan kaisar'. Yesus menjawab mereka, 'Berikan kepada Kaisar apa yang menjadi milik kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi milik Allah.'" (Mrk. 12:16-17, AYT). Mereka membayar pajak kepada Kaisar karena pada dinar itu terdapat gambar dan tulisannya. Yesus menerapkan kembali prinsip itu kepada pendengar-Nya -- dan kepada kita -- kita yang membawa citra Allah juga harus mengabdikan diri kita kepada Allah.

Orang-orang Kristen ditransformasi dan diciptakan dalam rupa Kristus (Rm. 8:29; 2Kor. 3:18; Kol. 3:10) karena Ia menggambarkan Allah dengan sempurna (2Kor. 4:4; Kol. 1:15; Ibr. 1:3). Karena bagian-bagian Alkitab lainnya menyatakan bahwa kita diciptakan untuk kemuliaan Allah (mis. Yes. 43:7; Kol. 1:16; Rm. 11:36; 1Kor. 8:6), tujuan kita membawa citra Allah (mewakili dan menunjukkan kebesaran Allah) adalah memuliakan Allah.

Lebih dari Sekadar Tugas

Semakin besar kegembiraan kita di dalam Allah, semakin besar keinginan kita untuk berbagi sukacita itu dengan orang lain.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Sekarang, kita tahu secara intuitif bahwa pelayanan yang datar, tanpa emosi, dan membosankan tidak memuliakan dan menghormati sang penerima. Istri saya tidak merasa terhormat jika saya menaruh bunga di tangannya dan berkata, "Jangan pikirkan hal ini -- aku hanya melakukan tugasku, sebagaimana mestinya!" Sebaliknya, pelayanan dan pujian kita yang penuh kesungguhan hati dan sukacita adalah yang paling membawa hormat dan kemuliaan. Mengulangi contoh sebelumnya, istri saya akan merasa terhormat jika saya memberinya bunga dan berkata, "Tidak ada yang membuatku lebih bahagia daripada menghabiskan hari ini bersamamu!"[3] Hal yang sama berlaku untuk pengabdian kita kepada Tuhan (Mzm. 37:4; 100:2), itulah sebabnya John Piper berkata, "Allah paling dimuliakan di dalam kita, ketika kita merasa paling dipuaskan di dalam Dia."[4]

Karena itu, bersemangatlah, Saudara-saudari! Anda tahu tujuan akhir hidup Anda: karena Anda adalah sang pembawa citra Allah, Anda diciptakan untuk memuliakan Allah dengan menikmati Dia selamanya! Semakin besar kegembiraan kita di dalam Allah, semakin besar keinginan kita untuk berbagi sukacita itu dengan orang lain. Kita harus merindukan bangsa-bangsa di bumi untuk ikut merasakan sukacita kita yang meninggikan Allah, seperti yang ditulis oleh pemazmur, "Biarlah bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu! Biarlah suku-suku bangsa bergembira dan bersorak-sorai ... Biarlah suku-suku bangsa bersyukur kepada-Mu." (Mzm. 67:3-5, AYT). Jadi, apa pun tujuan Anda yang lain -- apakah Anda makan atau minum, bekerja atau beristirahat, pergi atau mendukung misi -- apa pun yang Anda lakukan, lakukan semuanya demi kemuliaan Allah (1Kor. 10:31).

[1] Saya mengembangkan perbedaan antara berbagai jenis tujuan (atau capaian) berdasarkan diskusi Edwards dalam bukunya "End for which God Created the World" yang dicetak ulang dalam John Piper dan Jonathan Edwards, "God's Passion for His Glory: Living the Vision of Jonathan Edwards" (Wheaton, IL: Crossway Books, 1998), 125-36.

[2] Untuk mempelajari lebih lanjut topik ini, lihat Anthony A. Hoekema, "Created in God's Image" (Grand Rapids: Eerdmans, 1986).

[3] Ilustrasi ini adalah salah satu yang sering saya baca dan dengar digunakan oleh John Piper. Pengantar khotbah baru-baru ini adalah contoh yang baik, "What Is It Like To Enjoy God."

[4] Desiring God (Sisters, OR: Multnomah Publishers, 2003), 288.

(t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Radical
Alamat situs : https://radical.net/articles/purpose-in-life
Judul asli artikel : Finding Your Purpose in Life
Penulis artikel : David Christensen
 

Member login

Request new password