Home » Bahan Pembina » Meneladani Timotius dalam Pelayanan Gerejawi
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Meneladani Timotius dalam Pelayanan Gerejawi
Ditulis oleh: Amidya
A. Dasar Alkitab
B. Tujuan Pembelajaran
- Agar siswa mengenal Timotius sebagai seorang muda yang mengemban tugas pelayanan pastoral.
- Agar siswa meneladani sikap-sikap Timotius dalam melayani jemaat Tuhan.
- Agar siswa termotivasi untuk memberikan diri dan aktif dalam pelayanan gerejawi.
C. Penjelasan
1. Latar Belakang dan Panggilan Timotius
Timotius adalah seseorang yang lahir dari perkawinan campuran, ibunya seorang Yahudi, dan ayahnya adalah seorang Yunani. (Lihat Kisah Para Rasul 16:1; 2 Timotius 1:5). Timotius tinggal di Listra. Kendati lahir dari perkawinan campuran, Timotius telah dididik akan Kitab Suci oleh ibunya, Eunike, dan neneknya, Lois. Timotius bertobat ketika bertemu dengan Rasul Paulus dalam perjalanan misi Paulus yang kedua. Paulus sangat senang melihat Timotius yang muda, tetapi memiliki iman dan teladan yang sungguh baik.
Timotius memiliki sifat yang pemalu. Karenanya, Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus untuk menghargai dan jangan menghina Timotius (1 Korintus 16:10-11). Akan tetapi, melalui didikan dan binaan, Timotius dapat melayani jemaat Tuhan dengan penuh tanggung jawab.
2. Keteladanan Timotius
Paulus meminta Timotius untuk menjadi tupos (teladan, contoh, pola bagi jemaat -- 1 Timotius 4:12). Leksikon dalam Alkitab SABDA menjelaskan bahwa istilah ini sangat disukai Paulus (Roma 5:14; 6:17; 1 Korintus 10:6; Filipi 3:17; 1 Tesalonika 1:7; 2 Tesalonika 3:9; dan Titus 2:7. Dalam surat-suratnya itu, Paulus meminta agar keteladanan itu menjadi ciri kepribadian dalam kehidupan jemaat. Maksud Paulus adalah supaya dengan ciri kepribadian itu, jemaat menjadi teladan, contoh, dan pola bagi orang-orang yang berada di sekitar mereka. Dengan demikian, keteladanan yang Paulus minta dari jemaat adalah sebagai sarana atau alat untuk mengomunikasikan Injil kepada orang-orang di sekitar lokasi kehidupan jemaat.
Paulus juga menggunakan istilah ini (tupos) di 1 Timotius 4:12, yang ia kaitkan dengan kata ginou (jadilah) sehingga membentuk kalimat imperatif yang dikenakan kepada Timotius. Timotius diminta dengan sangat agar menjadi teladan bagi jemaat sekalipun ia muda. Permintaan ini mengandung makna bahwa pelayanan jemaat yang Timotius harus lakukan adalah pelayanan keteladanan (bandingkan 1 Petrus 5:3). Pelayanan ini tidak dapat dilakukan dengan kata-kata saja, tetapi -- dan ini yang penting -- dengan sikap dan tindakan yang menjadi anutan bagi seluruh jemaat. Kesatuan kata dan tindakan sangat penting dan berpengaruh dalam pelayanan. Jemaat tidak hanya mendengar kefasihan berbicara dari seorang pelayan, tetapi lebih dari itu, mereka juga ingin melihat keteladanannya dalam bersikap dan bertindak. Bahkan, kadang-kadang seorang pelayan kurang fasih dalam berbicara dan berkhotbah, tetapi bila ia mampu menjadi teladan bagi jemaat, ia bisa menjadi pola anutan dalam pelayanan. Keteladanan memang berbicara lebih kuat daripada kata-kata.
Ada lima unsur yang Paulus minta dari Timotius untuk menjadi teladan bagi jemaat, yaitu: perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian. Menurut Paulus, perkataan dan tingkah laku yang harus dihindari oleh seorang pelayan, termasuk Timotius, adalah kepalsuan, kemarahan, kepahitan, fitnah, kebencian, kejam, perkataan kasar dan kotor, peminum, dan pemarah (Efesus 4:25-31; Kolose 3:8-9; 1 Timotius 3:3, sedangkan yang harus diusahakan adalah kebenaran, nasihat, kelemahlembutan, pengampunan, kebijaksanaan, kesopanan, dan pengucapan syukur kepada Allah. Unsur berikutnya adalah kasih. Kasih merupakan unsur yang penting dalam surat-surat Paulus, sebab kasih sangat menentukan kualitas hidup orang-orang Kristen (Roma 12:9; 13:9; 1 Korintus 8:1). Karena itu, ia menasihati jemaat agar mereka hidup dalam kasih sebagaimana Kristus mengasihi mereka (Efesus 5:2). Unsur keempat dan kelima adalah kesetiaan dan kesucian. Paulus kadang-kadang menggandeng kasih dan kesetiaan ini bersama-sama (1 Tesalonika 3:6; 5:8; 1 Timotius 1:14; 2 Timotius 1:13; Filemon 1:5) sebagai unsur yang saling berkaitan. Kesetiaan dalam melayani sangat ditentukan oleh kasih seseorang kepada Tuhan. Demikian juga, kesucian tetap terpelihara bila seorang pelayan memiliki kasih yang sama itu.
Paulus menyebut unsur-unsur ini (perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, kesucian), yang mencerminkan kata dan perbuatan seorang pelayan, harus dimiliki oleh Timotius dalam melayani jemaat. Sebab, Timotius masih sangat muda, sementara ia harus menghadapi sejumlah anggota jemaat yang mungkin lebih tua darinya sehingga agak sulit bagi orang yang lebih tua itu untuk menerima nasihat-nasihatnya. Akan tetapi, keteladanannya itu, yang ia wujudkan dengan kata dan perbuatan, memungkinkan dia untuk melakukan tugasnya itu. Hilangnya keteladanan itu akan menimbulkan krisis dalam kepemimpinannya.
3. Memegang Kebenaran
Paulus meminta kepada Timotius untuk berpegang pada kebenaran (2 Timotius 3:14). Kebenaran itu telah diajarkan oleh Paulus kepada Timotius, dan tercermin dalam cara hidup, pendirian, iman, kasih, dan ketekunan sang guru (2 Timotius 3:10). Kebenaran itulah yang Paulus minta agar Timotius berpegang teguh dalam upaya menghadapi guru-guru sesat yang berkeliaran di lingkungan jemaat. Ia tidak boleh berkompromi dengan ajaran-ajaran sesat itu. Sebaliknya, ia harus menelanjangi kesesatan sambil berpegang pada pengajaran yang benar. Sebab, dengan berpegang pada kebenaran itu, Timotius dan jemaat tidak diombang-ambingkan oleh pengajaran guru-guru palsu itu. Ia mampu bertahan dalam menghadapi mereka.
D. Diskusi
- Siapakah Timotius?
- Sebutkan keteladanan dari Timotius yang sangat diperlukan oleh generasi digital untuk aktif terlibat dalam pelayanan!
- Sebagai seorang muda, Timotius dibimbing oleh Paulus hingga mampu menjalankan tugas pelayanan pastoral. Apa arti tugas pastoral?
- Mengapa generasi digital harus senantiasa memegang kebenaran? Apa jadinya bila generasi digital tidak mengenal Alkitab?
- Sebutkan lima jenis pelayanan gereja yang dapat dilakukan oleh remaja dan pemuda!
E. Kesimpulan
Timotius adalah seorang pemuda yang sama dengan pemuda lainnya yang mempunyai kelemahan dan kekurangan. Akan tetapi, Paulus mau memakai dia sebagai pelayan yang akan meneruskan pelayanan gereja pada masa depan. Demikian halnya, pemimpin gereja masa kini harus memberi tempat bagi remaja dan pemuda supaya mereka dapat meneruskan pelayanan pada masa yang akan datang. Libatkan mereka dalam pelayanan dan terus muridkan mereka! Setiap orang pasti memiliki kelemahan, tetapi kelemahan itu jangan dijadikan sebagai hambatan untuk mengaderisasi generasi penerus dalam pelayanan gereja.
Sumber referensi:
|
- Login to post comments