Home » Bahan Pembina » Iman yang Kukuh Dibangun di Atas Kristus
Klik x untuk menutup hasil pencarian. Cari di situs Remaja Kristen
Iman yang Kukuh Dibangun di Atas Kristus
I. Pengantar
Layaknya seorang Rasul yang diutus Allah untuk memberitakan injil, Paulus bukan hanya melayani masyarakat Yahudi. Jika masyarakat Yahudi menolak Injil, kadang-kadang dengan kekerasan, pemberitaan dialihkan kepada masyarakat non-Yahudi. Sama halnya ketika Paulus terpanggil untuk memulai tugas penginjilan, dampak perjumpaannya dengan Kristus yang bangkit, memberikan bukti yang melimpah. Bersama dengan Barnabas dalam hitungan setahun saja, mereka sudah mengalami berkat yang menonjol. Ternyata, masyarakat non-Yahudi banjir memasuki gereja Kristen. Yang perlu kita lihat dalam sistem pengabaran Injil yang dijalankan Paulus selalu berpedoman pada pimpinan Roh kudus. Misalnya, Paulus harus menuju ke utara "Galatia Utara" karena Roh Kudus melarang ke wilayah barat; kemungkinan itulah yang menggerakkan Paulus untuk mengirimkan suratnya ke jemaat di Kolose, sekalipun Paulus tidak secara langsung mendirikan jemaat di Kolose. Namun, dugaan yang bisa diterima dan yang paling mungkin adalah bahwa orang yang membawa ajaran Kristen di sana adalah Epafras, orang Kolose yang mendapat pengajaran dari Paulus.
Adapun penduduk kota ini terdiri dari unsur Yahudi, Yunani, dan Frigia, barangkali campuran ini terdapat juga dalam gereja (Jemaat Kolose). Latar belakang yang demikian agaknya menjadikan jemaat di Kolose ini subur bagi macam-macam ajaran sesat yang ditentang Paulus dalam suratnya. Untuk itulah, Paulus menyarankan agar jemaat itu harus sepenuhnya hidup dalam ajaran Kristus.
II. Penjelasan
1. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia.
Orang yang hidup di daerah pertanian sangat paham apa arti "akar" bagi kelangsungan hidup tanaman. Jika bibit kopi ditebar di daerah yang berbatu-batu dan tanahnya tipis, itu harus segera dipindahkan ke dalam polybag yang sudah diisi dengan tanah subur (kompos) yang bebas hama. Kalau tidak, bibit kopi itu akan segera layu.
Demikianlah Paulus mewaspadai keselamatan orang Kristen yang akan segera layu jika tidak segera berpindah kepada ajaran dari firman Tuhan. Sebab, Yesus Kristuslah satu-satunya Juru Selamat yang mampu menjamin keselamatan manusia hingga masuk ke rumah Bapa di surga. Jika hanya menyebut diri sebagai Kristen dalam KTP, tetapi tidak pernah ke gereja dan tidak ada waktu untuk berdoa, mustahil bisa merasakan kedamaian.
Orang seperti itu akan mudah putus asa dan hidup terombang-ambing. Akhirnya, dia menjadi pecandu rokok, minum minuman keras, dan sejenisnya. Apalagi saat-saat sekarang, orang-orang muda sangat gampang tersinggung dengan alasan tidak ada lapangan kerja, BBM naik, dan orang tua tidak bisa memberikan uang saku yang cukup.
Dibangun di atas Dia berarti selalu disirami oleh firman Allah. Setiap hari, selalu ada kerinduan untuk bersaat teduh, doa pribadi, dan berdoa syafaat bersama dengan saudara seiman lainnya. Jika ada hal yang sulit dihadapi, dia tidak akan melarikan diri ke rokok atau minuman.
Bangun komunikasi yang baik dengan seisi keluarga. Kalau orang tua bingung, anak-anak yang memberi dukungan. Kalau anak-anak yang menghadapi persoalan, orang tua yang memberikan arahan. Seisi keluarga selalu punya waktu untuk membaca firman Tuhan. Siraman rohani yang demikian akan menjadikan keluarga Kristen semakin kuat dan bertumbuh dalam Kristus (Lam magodang di bagasan Hata ni Debata).
2. Hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu.
Ada sebagian orang yang jika menghadapi soal yang sulit, dia mencari obat penenang, kemudian tidur. Padahal, setelah bangun tidur, dia tetap menghadapi soal yang sama dan akhirnya dia jadi bertambah sakit kepala. Seharusnya, dia memohon pertolongan Roh Kudus agar mendapat jalan keluar. Jika seorang Kristen menghadapi kesulitan, tidak baik untuk kembali ke ajaran nenek moyang atau filsafat yang kosong, dia perlu belajar merendahkan diri di hadapan Tuhan dan memohon agar Tuhan saja yang memberikan terang kasih-Nya. Sama dengan seseorang yang mencari rumah saudaranya di tengah keramaian kota. Yang harus diingatnya adalah alamat yang tepat sesuai dengan yang sudah diberitahukan, janganlah asal melangkah tanpa alamat yang jelas.
Demikian juga dengan iman kita kepada Yesus Kristus. Jika ada tawaran memakai nama lain, misalnya Dukun, atau sumangot n ompu, harus kita tolak. Sebab, yang diajarkan kepada kita bukan ajaran seperti itu. Akan tetapi, iman yang teguh, yang dibangun hanya dalam nama Yesus.
Tawaran sesaat bukan hanya terjadi pada zaman dahulu, sekarang ini pun orang muda sudah ada yang dibawa berziarah ke makam orang sakti supaya bisa mendapatkan pekerjaan. Orang Kristen yang demikian juga harus ditegur, sama seperti Paulus mengingatkan jemaat di Kolose. Ingatlah yang diajarkan kepadamu; teknologi canggih juga tidak selamanya benar, sering terjadi bahwa kehebatan dunia modern bisa lumpuh dengan kekuatan Allah, dan justru hal seperti itulah yang sering kita alami. Karena itu, sehebat apa pun cita-cita dan kerinduan kita, tetaplah ingat bahwa jika Tuhan tidak merestui semua hal itu, itu tidak berarti apa-apa.
3. Hendaklah hatimu melimpah dengan ucapan syukur.
Orang Kristen yang benar harus mampu mengucap syukur setiap saat (senantiasa). Ucapan terima kasih yang tulus sama dengan tarikan napas orang sehat, wajar, tulus, dan tidak dibuat-buat. Dalam PL, "Pujian" antara lain: halal, yang berarti 'riuh', yang dihubungkan dengan perbuatan dan sikap dan raga; dan zamar, yang dihubungkan dengan memainkan atau menyanyikan dengan disertai musik. Dalam PB, kata yang digunakan adalah eukharistein -- barangkali ini adalah kata pujian yang paling cocok, mengandung arti "terima kasih". Orang yang memuji lebih akrab dengan yang dipuji.
Kecenderungan manusia sekarang, sebagai akibat kesibukan yang luar biasa, ucapan syukur bisa dianggap terlalu gampang, misalnya hanya dengan sebatas melambaikan tangan kepada orang yang memberikan pertolongan kepadanya, sambil mengucapkan "Terima kasih yah!" Padahal, tanpa orang tersebut, mungkin dia tidak bisa beraktivitas sepanjang hari. Hal seperti itu bisa kita lihat misalnya dalam hubungan tukang pikul dengan pemilik barang. Barangkali pemilik barang berpikir, "toh sudah kuberikan upah." Akhirnya, dia melupakan hubungan itu dan tidak mengerti apa arti ucapan terima kasihnya.
Ada lagi orang yang menganggap ucapan terima kasih dan syukur itu sungguh agung, harus dihadiri hula-hula atau orang yang sangat dihormati. Dengan demikian, harus ada parjambaran (tudu-tudu sipanganon), barulah bisa bersyukur.
Orang-orang yang demikian kita lihat hadir di gereja hanya waktu anaknya mau dibaptis, naik sidi, atau menikah, barulah dia memotong kerbau pendek (babi - Red.), dan semua handai taulan diundang untuk makan bersama. Hal seperti itulah yang ingin diluruskan melalui tulisan Paulus ke jemaat di Kolose ini dan sekaligus menjadi koreksi bagi warga jemaat HKBP dewasa ini.
III. Penutup
Sebagai orang Kristen modern, kita sebaiknya meneladani sikap keterbukaan yang dimiliki Paulus. Dia tidak hanya meratapi penderitaannya sebagai orang yang dipenjarakan. Dia tidak hanya memedulikan nama besarnya dalam lingkungan gereja yang pernah dia layani saja. Sebaliknya, Paulus membuka hatinya kepada suara Roh Kudus sehingga dia bertanggung jawab untuk mengirimkan surat penggembalaannya kepada jemaat-jemaat lemah yang dia anggap sangat membutuhkan dukungannya sekalipun hanya melalui pesan singkat lewat tulisan yang bisa dia kirimkan, seperti kepada jemaat Kolose.
- Hal yang sama bisa kita lakukan. Sekecil apa pun perhatian yang bisa kita berikan kepada orang-orang di sekitar kita, mungkin lewat ajakan kepada kenalan, sahabat, saudara seiman lainnya agar ikut serta menghadiri ibadah sebagai Siraman Rohani, sangat bermanfaat bagi pertumbuhan iman yang sehat.
- Ajak saudara kita yang lemah yang sedang menghadapi persoalan untuk berdoa bersama. Berikan jalan keluar semampu kita sebagai tanda persahabatan. Dengan demikian, kita telah berupaya mendampingi dia pada saat keputusasaan sudah mengancam. Sebab, dalam kesendirian atau keterasingan, banyak orang menempuh jalan sesat.
- Hanya orang yang hidup dalam Kristus yang mampu mengatasi setiap persoalan, mampu memberikan pertolongan kepada orang lain. Orang Kristen yang demikianlah yang dapat merasakan pertolongan Tuhan setiap saat sehingga hatinya selalu melimpah dengan syukur.
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Buletin Narhasem |
Alamat situs | : | http://buletin-narhasem.blogspot.com/2010/12/renungan-iman-yang-kokoh-dibangun-di.html |
Judul asli artikel | : | Renungan: Iman yang Kokoh Dibangun di Atas Kristus (Kolose 2:7) |
Penulis artikel | : | Pdt. K.E. Limbong |
Tanggal akses | : | 12 Oktober 2018 |
- Login to post comments