Film yang berjudul Seven Days In Utopia ini dibuka dengan kutipan Yesaya 30:21, "dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: "Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya," entah kamu menganan atau mengiri." Film yang sarat dengan nilai-nilai Kristiani ini dibintangi oleh Robert Duvall dan Lucas Black.
Liburan sekolah yang langka. Dua film keluarga menunggu di bioskop. Dua-duanya debut karya panjang masing-masing sutradaranya. Dan, dua-duanya mengesankan. Maka, petang yang indah itu aku dan kawanku menyempatkan nonton keduanya sambung-menyambung…
Untuk anak – anak seusianya, Tyler Doherty sama sekali berbeda. Di usianya yang baru 8 tahun, Tyler sudah mengidap penyakit kanker otak. Seluruh kepalanya digunduli, dan dia harus beristirahat di rumah selama beberapa waktu, sampai cukup kuat untuk masuk sekolah lagi.
Kemarin, setelah nonton film Shrek 3, saya dan teman saya terlibat pembicaraan seru tentang keturunan, berketurunan dan tanggung jawab dari generasi sekarang ke generasi selanjutnya. Ga ada yang penting dalam film itu. Film Shrek 3 menceritakan penolakkan Shrek menjadi raja, dan bersusah payah mencari sepupu istrinya, sebagai keturunan yang dipandang lebih berhak sebagai pewaris tahta dan betapa Shrek dihantui rasa takut memiliki keturunan walau ia begitu bangga jika satu saat dirinya akan dipangil "Daddy" oleh makhluk kecil yang mirip dengan dirinya. Betapa galau ia menerima kenyataan bahwa ia tidak siap dengan gelar “orang tua”.
Setelah Passion of Christ, kira-kira film apa lagi yang cocok ditonton untuk membantu menghayati penderitaan Kristus pada masa pra Paskah ini? Meski tidak menceritakan Yesus di dalam plot utama, namun film "The Final Inquiry" ini perlu Anda pertimbangkan untuk ditonton.
Jika saya berkata: "Mamma Mia", mungkin akan muncul dua reaksi. Pertama, anak-anak atau remaja akan membayangkan sebuah acara pencarian bakat di sebuah stasiun televisi swasta. Kedua, orang yang sudah dewasa, yang berusia di atas 35 tahun, akan membayangkan lagu yang dinyanyikan oleh sebuah band legendaris bernama ABBA. Namun sebenarnya, masih ada satu lagi reaksi, yaitu yang diberikan oleh orang-orang di Inggris. Mereka akan membayangkan sebuah pertunjukan drama musikal yang berbasis pada lagu-lagu ABBA.
Pada abad ke-4, di sebuah kota di Alexandria atau Iskandariyah, hidup seorang filsuf Yunani bernama Hypatia. Dia adalah anak perempuan Theon, kepala museum di kota itu. hypatia mengajar di sebuah sekolah yang menyiapkan calon-calon pemimpin penguasa Romawi. salah satu muridnya bernama Orestes mencintai Hypatia, tetapi ditolak halus karena Hypatia memutuskan untuk menekuni dunia pengetahuan. Sementara itu, Davus, budak Hypatia diam-diam juga mencinta majikannya.